Oleh: Naina Azzahra
Suara USU, Medan. Arus kehidupan modern dan perekonomian Indonesia yang mengalami deflasi dan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) membuat Generasi Z tidak pernah berhenti untuk berambisi, berjuang, dan berlari mengejar segala peruntungan, baik itu materi ataupun status sosial, demi kehidupan yang baik. Meski tahu bahwa hal itu sangat penuh dengan tekanan dan serba cepat, muda-mudi masa kini terpaksa harus bertahan dengan gaya hidup yang memprioritaskan kerja keras dan produktivitas berlebihan. Perlahan hal tersebut menjadi sesuatu yang lumrah di kalangan muda, beberapa orang malah menganggap produktivitas berlebihan menjadi suatu hal yang membanggakan. Padahal konsep hidup tersebut menjerumuskan mental kita ke dalam jurang ketidakseimbangan dan berdampak buruk untuk jangka panjang.
Di tengah hiruk-pikuk ritme kehidupan masa kini, muncul sebuah gaya hidup alternatif yang saat ini semakin naik daun dan didambakan Generasi Z, yaitu slow living. Slow living merupakan gaya hidup yang berfokus pada kesederhanaan, mengutamakan kualitas hidup dibandingkan kuantitas hidup, dan menghargai segala momen yang hadir di sekitar kita. Pada dasarnya, slow living adalah sebuah mindset untuk memandang semua tujuan dan ambisi di dunia ini lebih sederhana, tidak perlu terlalu tergesa-gesa dalam mengejar sesuatu dan menjalani kehidupan dengan penuh makna.
Ada banyak cara agar bisa menjadikan slow living sebagai gaya hidup utama bagi Generasi Z. Berikut 3 cara menerapkan slow living di kehidupan sehari-hari.
- Berlatih Sabar
Menerapkan slow living berarti menerapkan rasa sabar dan santai dalam mengejar tujuan dan ambisi. Bagaimanapun juga, ketidaksabaran dalam mengerjakan sesuatu dan bertindak dengan tergesa-gesa tidak akan membuahkan hasil yang baik. Dengan sabar menunggu waktu yang tepat dan tetap memiliki tujuan yang jelas adalah hal wajib jika ingin menerapkan slow living.
- Membuat Jadwal Harian
Untuk menjalani kehidupan yang damai dan santai, pastikan untuk selalu membuat jadwal harian sehingga tidak perlu terburu-buru melalui banyak hal sekaligus. Ini membantu Generasi Z dalam mempertahankan fokus pada setiap aktivitas melalui waktu yang didedikasikan, tidak membuang waktu luang, tidak terlalu cepat, dan kehilangan fokus dengan mencoba melakukan banyak aktivitas sekaligus.
- Jangan Terlalu Banyak Bekerja
Berhentilah berusaha dalam hal-hal lebih dari cukup. Bahkan jika ada sesuatu yang penting, bekerjalah pada waktunya dan pahami bahwa terlalu banyak bekerja hanya akan membuat stres dan kelelahan, dan itu tidak akan produktif. Jangan sampai mengorbankan gaya hidup yang lebih baik dan lebih bermakna hanya untuk merasa seperti melakukan sesuatu lebih produktif dan lebih cepat daripada orang lain.
Mengadopsi gaya hidup slow living tentu tidak lepas dari tantangan. Namun, penting untuk tetap diingat bahwa slow living bukanlah tentang seberapa besar penghasilan yang dicapai, tetapi tentang bagaimana seseorang mengelola dan memanfaatkan waktu, berfokus pada hal-hal yang paling penting dalam hidupnya, seperti kebahagiaan, kesehatan, dan kedamaian batin.
Redaktur: Duwi Cahya
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.