SUARA USU
Opini

Tamparan Will Smith Dan Cara Berpikir Masyarakat Kita

Oleh: Alif Akbar Saragih

Beberapa waktu yang lalu dunia hiburan dunia dikejutkan dengan aksi Will Smith yang menampar Standup Comedian Crish Rock di panggung Oscar. Saat itu Crish sedang membawakan sebuah jokes mengenai Jada Pinkett, istri Will Smith yang berkepala plontos lantaran mengidap sebuah penyakit. Aksi Will tersebut sontak membuat semua orang yang menonton terkejut. Opini publik pun terpecah menjadi dua, ada yang mengatakan bahwa Will terlalu egois dan tidak pantas melakukan hal tersebut di atas panggung, dan ada juga yang membela Will lantaran Ia sedang membela istrinya. Kebanyakan orang Indonesia sepertinya condong ke opini kedua.

Jika kita melihat kronologisnya dan menonton videonya, sebenarnya Will tertawa ketika mendengar jokes Crish tersebut, namun ketika Ia melihat ke wajah istirnya, Jada Nampak tidak senang. Lalu Will kemudian naik ke atas panggung dan kejadian tersebut pun terjadi. Dari sini kita tahu bahwa Will sebenarnya sedang membela istirnya yang tampak tidak senang dengan jokes yang disampaikan Chris. Apakah sikap membela istirnya tersebut boleh dilakukan? Tentu boleh. Hal tersebut menjadi tidak boleh ketika melakukan tindakan penyerangan secara fisik, dalam hal ini menampar.

Kita tahu bahwa ketersinggungan tidak diberi, tapi diterima. Kita yang dapat menganggap apakah omongan seseorang terhadap kita dapat menyinggung kita atau tidak. Pun demikian jika kita tersinggung tentu kita dapat mengambil sikap yang lebih baik dan rasional terhadap ketersinggungan yang kita alami sendiri, yang mungkin saja, orang yang sedang membicarakan kita tidak mengetahui kalau kita tersinggung. Sampai saat ini pembahasan mengenai ketersinggungan tentu debatable, tapi satu hal yang harus kita pahami, menampar seseoranga di depan panggung hanya karena ketersinggungan yang bahkan tidak kita alami (dalam hal ini Will Smith mewakili Jada) tentu perbuatan yang salah.

Kita boleh tersinggung tapi melakukan tindakan kekerasan terhadap orang yang telah menyinggung kita tetap aja perbuatan yang salah. Ada sebuah quote yang sangat saya sukai.

“Hanya karena kita benar, bukan berarti kita dapat melakukan apapun terhadap orang yang salah”

Ini kan yang sedang terjadi pada masyarakat kita. Menganggap orang yang melakukan sebuah kesalahan dapat dihakimi semau mereka. Ini sama saja kita menyuarakan “Hentikan pembullyan” tetapi kita mendukung pelaku kejahatan dibully. Aneh bukan? Apa bedanya kita dengan mereka yang melakukan kejahatan?. Istilah mata dibalas mata hanya akan melahirkan dendam. Pola pikir seperti ini seharusnya tidak kita pelihara dalam kehidupan kita. Istilah lain yang anak zaman sekarang sering gunakan ialah “Aku adalah bagaimana kau memperlakukanku”. Jelas ini salah. Seharusnya kita tetap bersikap baik terhadap siapapun, termasuk orang yang menyakiti kita, berat memang, tapi kita tahu melakukan hal yang benar tidak pernah mudah.

Kembali kepada kasus Will Smith tadi, dari bagaimana masyarakat kita merespon berita tersebut tentu kita dapat memahami bagaimana kondisi kita saat ini. Sangat terbalik dengan julukan kita yang disebut sebagai negara dengan masyarakat paling ramah. Ini mengapa menurut saya, sebenarnya permasalahan mendasar dari bangsa kita ialah mengenai pola pikir. Masyarakat kita apalagi di social media terlalu gampang terpancing emosinya. Malas membaca, tidak memahami konteks, tidak tahu kronologi, adalah perilaku bangsa kita. Itu kenapa mudah sekali terkena hoaks karena membaca berita hanya judulnya saja.

Kadang saya berpikir yang seharusnya diajarkan di sekolah dasar itu metode berpikir yang runut dan benar, bukan dicekoki langsung dengan ilmu yang sampai sekarang mungkin sebagian dari kita sudah lupa. Penanaman cara berpikir ini yang seharusnya ditekankan agar sikap kita dalam merespon sesuatu menjadi jelas dan lebih baik dalam menanggapi atau mengambil keputusan.

Mengenai perkembangan kejadian tersebut, belakangan juga diketahui Will Smith sudah meminta maaf kepada Chris Rock atas kejadian tersebut melalui akun instagramnya.

Redaktur : M. WIrayudha Azhari


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Shopee Menutup Semua Toko Dari Luar Negeri, Begini Dampak Bagi Pengguna di Indonesia

redaksi

Membangun Kesatuan dan Persatuan: Bagaimana Peran Mahasiswa dalam Memengaruhi Keharmonisan di Indonesia?

redaksi

Di Balik Layar Kaderisasi

redaksi