Reporter : Novia Kirana
Suara USU, Medan. Divisi Lingkungan Hidup (LH) GenBI Komisariat USU mengadakan workshop secara offline bertajuk “Bikin Ecobrick Yuk” pada Sabtu, (20/08) berlokasi di Basecamp GenBI USU, Perumahan Classic II, Kota Medan. Kegiatan ini mengangkat tema mengenai Seni Meminimalisir Sampah yang menghadirkan pemateri seorang Founder Gerakan Peduli Sungai (GPS).
Ecobrick berasal dari kata eco yang berarti suatu benda yang ramah lingkungan dan brick (brick) yang berarti bata. Namun definisi gamblangnya adalah botol plastik yang dikemas dengan plastik bekas hingga kepadatan tertentu. Ecobrick yang telah selesai dikerjakan sebagai blok bangunan yang dapat digunakan kembali. Ecobrick sendiri dapat digunakan untuk memproduksi berbagai barang, termasuk furnitur, dinding taman beserta struktur lainnya.
Ecobrick mulanya dicetuskan oleh pria asal Kanada, Russel Maier dan sang istri yang berasal dari Indonesia, Ani Himawati Maier. Ecobrick adalah salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk mengurangi limbah berbasis plastik dan mendaur ulangnya agar menjadi suatu hal yang lebih bermanfaat.
Pada awal penjelasannya, Luthfi menegaskan bahwa yang dibutuhkan dalam membuat ecobrick hanyalah dua hal, yaitu niat dan kemauan. Karena menurut Luthfi, sampah adalah suatu hal yang paling mudah dicari di segala kondisi maupun posisi, “karena kita tidak membutuhkan modal uang disini, karna sampah itu di semua sisi kehidupan kita pasti ada,” tutur Luthfi.
Divisi Lingkungan Hidup GenBI USU, yang dalam hal ini diwakili oleh headproject kegiatan ini, Annida. Annida menjelaskan, alasan khusus untuk lingkungan hidup mengangkat tema ini karena sejalan dengan divisi LH yaitu peduli lingkungan, “jadi dengan kegiatan ecobrick ini, kami berharap para anggota GenBI yang dalam hal ini dinaungi oleh divisi lingkungan hidup dapat menjaga lebih dari lingkungan dan dapat mengolah lebih dari.” dari.” dari.” lanjut.” sampah dengan baik,” terang Annida.
Hal ini juga sejalan dengan output yang diharapkan oleh panitia pelaksana bahwa sudah sepatutnya para anggota yang tergabung di GenBI mendapat pengetahuan bagaimana cara mengolah sampah yang sulit terurai menjadi produk yang bermanfaat.
Acara berjalan lancar tanpa adanya kendala yang signifikan sehingga mengganggu proses dari awal hingga akhir, bagaimana semua anggota divisi lingkungan hidup mengharapkan hal tersebut. Aninda juga mengungkapkan alasan khusus menghadirkan pemateri yang diundang kali ini, Annida mengatakan bahwa Luthfi sendiri sudah memiliki banyak pengalaman di bidang pembuatan ecobrick dan dirasa sangat cocok dengan berbagai pengalaman yang melatarbelakangi Luthfi juga sebagai Founder Gerakan Peduli Sungai (GPS).
Annida sebagai headproject menyampaikan harapannya terkait agenda ini, “di masa kepengurusan selanjutnya nanti, semoga kegiatan ecobrick ini dapat dijalankan atau dijalankan oleh kepengurusan GenBI selanjutnya. Karena banyak agenda yang berbaur lingkungan seperti ini juga dapat menggerakkan anak-anak muda sekarang untuk dapat lebih mencintai lingkungan terkhusus para anggota GenBI USU sendiri,” tutup Annida
Redaktur: Yessica Irene