Penulis: Jei Suranta Ras
Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, Universitas Sumatera Utara pertanggal 24 Maret 2020 sudah menerapkan kuliah berbasis online. Tidak hanya itu, USU juga memberlakukan kegiatan akademik Ujian Tengah Semester (UTS) secara daring (dalam jaringan) atau online.
Hari pertama penerapan UTS online menurut mahasiswa terasa membingungkan dalam pengisian jawaban serta pengiriman jawaban. Waktu pengisian soal secara online lebih sedikit dibandingkan UTS yang dilakukan secara tatap muka, membuat UTS online makin ribet.
“Kita nggak fokus ngerjain soalnya, karena kita takut waktu habis, belum lagi dapat soal yang panjang dan susah bikin keteter jadinya. Ditambah lagi jaringan yang kurang bersahabat,” ungkap Tiwi Anggraini, mahasiswi Fakultas Kehutanan USU.
Kendala lainnya adalah koneksi jaringan internet yang tidak stabil. Terlebih banyak juga mahasiswa yang sudah kembali ke kampung halaman di daerah-daerah yang sulit koneksi internet.
“Kalau melalui zoom kendalanya di jaringan, kebanyakan mahasiswa dari daerah-daerah yang masih susah jaringan. Kalau melalui e-learning terkadang error,” kata Risky, mahasiswa UINSU.
Hal senada juga terjadi di beberapa kampus selain USU. Pembelajaran berbasis online dirasakan tidak efektif bagi mahasiswa.
“Kita nggak ngerti sama sekali jadinya tentang materi yang disampaikan. Dosennya nggak terlalu aktif pada saat pembelajaran. Awak mau nanya pun dibatasin, ” ujar Aulia Annisa, mahasiswi POLTEKES Medan.
Namun beberapa mahasiswa menganggap UTS online menyenangkan karena mahasiswa dapat membuka kembali catatan materi yang telah diberikan dosen. Juga ada beberapa dosen yang menerapkan UTS dengan metode open book.
“Lebih mudah karena bisa ngeliat ppt atau materi yang diberikan sama dosen. Jadi kalo salah nggak khawatir, bisa open book juga lagi hehehe,” ungkap jujur Desy Yanbina, mahasiswi Fakultas Kehutanan USU.
Bagaimana, menurut kalian UTS berbasis online menarik atau malah bikin pusing?
Redaktur : Melisa Rinarki