Penulis : Putri Adliani Sianturi
Suara USU, Medan. Modus penipuan dalam dunia digital semakin beragam dan malah makin menjamur, keamanan pun makin jauh untuk dirasakan. Salah satu yang sedang viral di media sosial saat ini adalah modus penipuan berkedok sebagai kurir paket jasa ekspedisi. Modus ini termasuk modus penipuan sniffing.
Modus penipuan sniffing merupakan sebuah tindak kejahatan penyadapan oleh hacker yang dilakukan menggunakan jaringan internet yang bertujuan untuk mencuri informasi dan data penting seperti username dan password m-banking, password email, informasi kartu kredit dan data penting lainnya.
Pelaku modus penipuan sniffing berkedok kurir paket dapat dikenali dengan ciri-ciri, diantaranya:
- Biasanya pelaku berpura-pura menjadi kurir paket dan akan memberikan informasi palsu melalui pesan Whatsapp.
- Pelaku membuat tampilan aplikasi dalam bentuk file dengan memanipulasi memberikan nama “foto” untuk di buka. Namun ternyata file itu adalah APK (aplikasi) berbahaya.
- File APK yang dikirim pelaku, jika diunduh, akan melakukan sniffing atau menambil data dan informasi di ponsel korban secara ilegal yang akan digunakan untuk mengambil alih dan menguras rekening korban sampai ludes.
Kebanyakan yang menjadi sasaran modus sniffing ini adalah orang-orang yang suka menggunakan Wi-Fi umum di ruang publik. Tanpa kita sadari, terdapat malware yang bisa menyadap data dan informasi pribadi.
Besar kemungkinan kasus ini termasuk jenis malware Remote Administrator Tool (RAT), merupakan alat yang mengendalikan sebuah perangkat dari jarak jauh ketika alat tersebut terinstal di dalam perangkat tersebut dimana pada kasus ini adalah handphone dari korban penipuan.
Melihat adanya modus kejahatan digital baru ini, tentu bisa menjadi peringatan dini bagi semua pengguna teknologi digital untuk lebih berhati-hati dan diharapkan selalu mengedepankan sikap kritis dalam menerima informasi apapun melalui pesan WhatsApp atau media sosial. Selain itu, untuk mengantisipasinya setiap individu perlu meningkatkan literasi digital untuk meminimalisir kejahatan digital tersebut.
Kemajuan teknologi ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi memberikan kemudahan, namun jika tidak digunakan secara hati-hati dan bijak, maka bisa mendatangkan petaka.
Redaktur : Lita Amalia
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.