Oleh: Yessica Irene
Suara USU, Medan. Audisi calon Rektor USU periode 2021-2026 menyisakan empat calon. Audisi yang dilaksanakan di Auditorium USU, Selasa (24/11/2020) ini disambut oleh Rektor USU Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum. Dalam sambutannya ia menyampaikan harapann agar proses audisi calon rektor ini dapat berlangsung dengan baik tanpa ada hambatan baik dari dalam maupun dari luar.
“Tujuan kita adalah bagaimana pembangunan USU pada masa yang akan datang agar lebih pesat lagi daripada periode rektor sebelumnya. Dan kami berharap para seluruh masyarakat USU terkhusus untuk yang memiliki hak pilih agar menentukan hak pilihnya dengan tidak melakukan hal yang dapat mencoreng nama baik USU itu sendiri.” ungkap Runtung.
Melalui video call ketua MWA Dr. Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir juga menyampaikan kata sambutannya, “Kami berharap terpilihnya rektor periode 2021-2026 dapat membimbing USU menjadi maju dan terdepan serta memberikan manfaat bagi bangsa dan negara. Siapapun yang terpilih nanti diharapkan dapat menjalankan program kerjanya dengan baik untuk mencapai tujuan dan cita cita USU.” Ungkap Dr. Nurmala.
Audisi yang disiarkan via Zoom dan Youtube resmi milik USU, menampilkan 4 calon Rektor USU yakni; Prof. Dr. dr. Farhat, M.Ked(ORL-HNS), Sp.THT-KL(K), Prof. Dr. Arif Nasution, M.A., Dr.Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, dan Dr.Restu Utama Pencawan, S.H, M.Pd.
Susunan acara diawali dengan 15 menit pertama pemaparan program kerja, lalu dilanjutkan dengan pertanyaan bergantian dari ketiga panelis, pertanyaan dari tamu undangan dan perwakilan mahasiswa dan diakhiri dengan closing statement dari masing masing calon rektor.
Saat kegiatan melontarkan pertanyaan oleh panelis, ini jawaban dari masing-masing calon rektor:
Bagaimana para calon rektor dalam mewujudkan program kerja yang ditawarkan?
Pada kesempatan pertama Prof. Farhat diberikan pertanyaan dari panelis pertama Prof. Chairul Yoel mengenai bagaimana beliau mengaplikasikan program kerja peningkatan posisi keuangan dan sumber pendanaan inovatif. Dalam kesempatan menjawab, Prof. Farhat menjelaskan bahwa dalam mewujudkan program kerjanya beliau memiliki strategi yaitu pemanfaatan aset USU, kegiatan pendidikan bersertifikat, kegiatan kepakaran, mendaftarkan hak paten dan lisensi dari hasil riset para dosen, membangun start up bagi dosen maupun mahasiswa, membangun hubungan dengan alumni dan stake holder, dan yang terakhir mengusahakan unit bisnis USU. Dengan strategi tersebut beliau yakin hal tersebut akan meningkatkan sumber penerimaan non BMBP USU.
Prof. Isfenti dalam kesempatannya bertanya mengajukan pertanyaan kepada Prof. Arif Nasution mengenai bagaiman konsep nyata dari program kerja beliau yaitu pembangunan integritas yang mana difokuskan ke penguatan ideologi pancasila dan menolak radikalisme di kalangan dosen. Setelah diberikan kesempatan untuk menjawab, Prof. Arif menjelaskan bahwa cara beliau untuk mewujudkan program kerja yang ditawarkannya adalah dengan mewaspadai akan berkembangnya paham radikalisme dengan berkerjasama bersama beberapa pihak yang kompeten. Untuk dosen sendiri dapat dilakukan kegiatan monitoring aktivitas dosen untuk menciptakan integritas dalam konteks pengajaran.
Untuk pertanyaan yang diberikan kepada Dr. Muryanto dilontarkan oleh Prof. Isfenti mengenai startegi implementasi apa yang akan dilakukan oleh beliau berkaitan dengan kebijakan Kemendikbud yang membolehkan pembelajaran tatap muka pada Januari 2021. Pertanyaan tesebut dijawab oleh Dr. Muryanto pada kesempatannya, yang mana beliau mengatakan bahwa dalam kebijakan yang dikeluarkan oleh Kemendikbud ini penting untuk dilakukan landed learning yaitu mendata ulang asset yang telah dimiliki agar dapat sesuai dengan protokol kesehatan, dosen dan mahasiswa harus menyesuaikan konten yang mendukung kebijakan kampus merdeka, dan membuat studi yang berkaitan dengan riset dan pengabdian masyarakat dilakukan secara profesional dilakukan pada adaptasi kebiasaan baru.
Pertanyaan mengenai bagaimana cara paling efektif untuk mewujudkan program kerja yang ditawarkan ditanyakan oleh Prof. Himsar kepada Dr. Restu mengenai program setiap fakultas harus memiliki 5 dosen bergelar doktor dengan rasio 1:10. Dalam kesempatannya, Dr.Restu menjawab bahwa berdasarkan data faktual yang dimilki bahwa perbandingan itu belum signifikan, tetapi peningkatan kualitas akan tetap dimaksimalkan kedepannya sesuai dengan visi dan misi USU.
Strategi para calon rektor untuk mengatasi kendala fasilitas laboratorium yang dapat menghambat USU go internasional?
Prof. Arif Nasution dalam kesempatannya untuk menjawab bahwa dalam memanfaatkan kekurangan fasilitas laboratorium bisa didapatkan dari negara, BUMN, dan institusi luar yang terkait sehingga nantinya penggunaan laboratorium itu dapat menghasilkan produk unggul dan diakui oleh masyarakat.
Dr. Muryanto memberi solusi untuk memperbaiki Rencana Kerja Anggaran(RKA) untuk dapat memperbaiki fasilitas kampus dan ruang terbuat hijau, dan beliau memastikan bahwa perbaikan infrastruktur menjadi program utama beliau.
Prof. Farhat kemudian menerangkan bahwa revitalisasi aset secara bertahap adalah poin penting, kemudian ketika aset tersebut sudah maksimal maka dapat dijadikan income generating bagi USU.
Dr. Restu menjelaskan pertanyaan tersebut sejalan dengan rencana program yang ditawarkan beliau, untuk memfasilitasi asset tersebut dana dapat diperoleh bukan saja dari APBN tetapi juga stake holder, CSR dan bantuan dari luar negeri.
Bagaimana para calon rektor meningkatkan kualitas kolaborasi antara pihak rektorat dan mahasiswa?
Pertanyaan yang lontarkan oleh mahasiswa ekonomi pembangunan tersebut dijawab terlebih dahulu oleh Prof. Arif, beliau mengatakan bahwa dengan cara meningkatkan kualitas dosen yang berasal dari luar negeri dapat menambah pengetahuan mahasiswa.
Dr. Restu menjawab bahwa beliau akan memaksimalkan diri untuk menerima setiap aspirasi dari mahasiswa dan beliau berharap bahwa demo sudah tidak ada lagi, tetapi dapat dialihkan dengan diskusi dengan elegan.
Sejalan dengan program yang ditawarkan Prof. Farhat, bahwa pergerakan mahasiswa harus diayomi dengan cara melibatkan para mahasiswa dalam pendidikan dan pengabdian dalam skala internasional jadi dari hal tersebut dapat dihasilkan mahasiswa yang berfikiran unggul dan memiliki mindset global.
Sementara itu, Dr. Muryanto memberikan jawabannya bahwa dalam meningkatkan kolaborasi antar pihak rektorat dengan mahasiswa dan penyaluran aspirasi mahasiswa dapat dilakukan dengan coffe morning yang diwakilkan oleh pemerintahan mahasiswa dan melakukan diskusi santai agar dapat memutuskan kebijakan yang terbaik atas keluhan dan aspirasi dari mahasiswa. Yang mana agar maksimalnya kegiatan ini harus dilakukan secara rutin, sehingga relasi antara pihak rektorat dengan mahasiswa dapat terjalin dengan baik sesuai tujuan serta visi dan misi USU.
Closing statement masing-masing calon
“Jika saya terpilih menjadi rektor USU saya mau bersinergi untuk bekerja sama dengan MWA, senat universitas, dekan,mahasiswa, dan alumni diseluruh Indonesia bahkan dunia,” papar Dr. Restu dalam closing statementnya.
“Tantangan terbesar bagi Perguruan Tinggi berasal dari dirinya sendiri. USU punya sumber daya yang sama besarnya jika diberi kesempatan untuk memaksimalkan kemampuan dirinya. Penting untuk 5 tahun kedepan agar dosen, mahasiswa, dan alumni dapat menjadi drone untuk memupuk dan mengendalikan ancaman, peluang serta tantangan sehingga tercapainya tri dharma perguruan tinggi,” tegas Dr.Muryanto dalam closing statementnya.
“USU adalah instusi yang paling mulia yang bisa mengantarkan manusia kea lam yang lebih baik, baik dunia dan akhirat. Sebagai pemimpin di USU insyallah akan saya pertanggungjawabkan karena motto saya dalam hidup adalah hal yang harus dipertanggungjawabkan,” ucap Prof. Arif dalam closing statementnya.
“Saya mengajak kita bersama bahu membahu untuk mencapai reputasi akademik yang lebih baik, reputasi lulusan USU yang lebih baik, pentingnya rasio mahasiswa dengan dosen, jumlah mahasiswa dan dosen asing yang lebih paripurna untuk mencapai World Class University. Saya yakin dengan potensi USU yang ada, kita dengan keberagaman yang ada dapat mencapai tujuan USU yang sama sama kita inginkan,” ungkap Prof. Farhat dalam closing statementnya.
Penyunting: Kurniadi Syahputra
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.