Oleh: Viona Delvina Siregar/Suma Budi Utama Rambe/Tengku Alriansyah/Amar Azhari/Rizky Febrian
Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung pada sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan hal yang paling dasar dalam bergeraknya suatu organisasi dan menjadi tumpuan dalam pencapaian perkembangan sebuah organisasi.
Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran penting karyawan meskipun teknologi yang dimiliki perusahaan sangat canggih. Artinya peranan manusia sangat memengaruhi hasil yang dicapai organisasi, suatu organisasi jika memiliki sumber daya manusia yang terampil dan memiliki loyalitas tinggi terhadap organisasi, maka tujuan organisasi akan cepat terwujud.
PT Bank Sumut (KC Iskandar Muda Medan) harus mampu meningkatkan semangat kerja karyawannya agar dapat mencapai tujuan dengan maksimal. Kontribusi karyawan bagi organisasi sangat dominan karena karyawan adalah penghasil kerja bagi organisasi. Hal ini berarti setiap pekerjaan dalam organisasi selalu dilaksanakan oleh karyawan.
Ditinjau dari pemberdayaan dan pengelolaan sumber daya manusia, agar terciptanya semangat kerja perusahaan perlu menciptakan lingkungan yang kondusif, imbalan yang layak dan adil, beban kerja yang sesuai dengan keahlian karyawan, sikap dan perilaku dari manajer untuk meningkatkan semangat kerja karyawan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ronny selaku Pimpinan Operasional, sikap dan perilaku sesama karyawan di PT Bank Sumut KC Iskandar Muda Medan berjalan dengan baik sehingga tercapainya lingkungan kerja yang baik pula. Selain lingkungan kerja, Ronny juga memberikan motivasi kepada karyawan untuk meningkatkan semangat kerja.
PT Bank Sumut (KC Iskandar Muda Medan) juga sudah memfasilitasi lingkungan kerja yang nyaman. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan karyawan untuk dapat bekerja optimal. Jika karyawan menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka karyawan tersebut akan betah ditempat kerjanya melakukan aktivitasnya sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan kinerja karyawan.
Selain itu, peranan tim kerja sukses adalah tim kerja yang memiliki anggota yang saling melengkapi dalam keahlian dan mampu menciptakan komunikasi informal. Keberhasilan tim kerja akan terlihat dalam pencapaian tujuan bersama, inovasi yang dihasilkan, dan kemampuan untuk mengatasi tantangan yang muncul dalam perusahaan perbankan.
Dalam wawancara bersama dengan Pimpinan Operasional PT Bank Sumut KC Iskandar Mudan Medan, Ronny, ia menjelaskan betapa pentingnya tim kerja yang solid dalam mencapai keberhasilan di industri perbankan yang kompetitif saat ini.
“Kami percaya bahwa sebuah tim yang terdiri dari individu-individu dengan keahlian yang beragam dapat memberikan perspektif yang lebih luas dalam mengambil keputusan yang strategis,” katanya.
Lebih lanjut, Ronny juga membahas pentingnya komunikasi informal dalam tim kerja. Ia menekankan perlunya anggota tim untuk menciptakan komunikasi informal dalam pengembangan semangat kerja.
“Di Bank Sumut, kami mendorong suasana yang dapat menghidupkan komunikasi informal di mana semua anggota tim merasa nyaman untuk bekerja dalam mencapai kemajuan program-program yang telah ditetapkan” jelasnya.
Bank Sumut KC Iskandar Muda Medan juga menggelar sesi briefing setiap Jumat dimana pimpinan memberikan arahan yang berisi mengenai laporan kerja, tujuan strategi, kebijakan dan prosedur, perubahan regulasi, inisiatif dan proyek baru, dan pesan penting untuk menjaga komunikasi yang baik dalam organisasi perbankan dan memastikan bahwa semua anggota tim berada pada visi dan tujuan yang sama.
Ketika ditanya tentang tantangan yang dihadapi dalam membangun tim kerja yang kuat, Ronny mengakui bahwa kesadaran diri dan pengembangan potensi diri adalah bagian internal menuju kerja tim yang sukses.
“Kami mendukung anggota tim kami untuk mengenali potensi diri dan kekurangan diri agar dapat belajar dan bekerja sama secara harmonis dan produktif,” tambahnya.
Salah satu poin penting yang diungkapkan dalam wawancara adalah pendekatan berbasis program yang diadopsi oleh Bank Sumut. Pendekatan ini memungkinkan anggota tim dari berbagai divisi untuk bekerja bersama dalam menyelesaikan tugas-tugas yang telah diberikan.
Hal ini mengakibatkan pertukaran ide yang lebih intensif, serta penggunaan keahlian individu yang beragam dalam mencapai tujuan perusahaan. Keberhasilan pendekatan ini menunjukkan bahwa kerja tim lintas divisi dapat menghasilkan solusi inovatif yang mungkin tidak akan tercapai dalam lingkungan kerja individual.
Komunikasi informal juga ditekankan sebagai elemen penting dalam pembentukan tim yang kuat. Ronny menyampaikan bahwa memberikan ruang bagi anggota tim untuk menciptakan komunikasi informal yang bertujuan untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran antar anggota tim membantu dalam memperkuat ikatan tim, meningkatkan pemahaman tentang tanggung jawab masing-masing anggota, dan mengurangi hambatan komunikasi.
Pada akhir wawancara, Ronny berbagi pandangannya tentang pentingnya pengembangan semangat kerja dan tim kerja dalam membentuk lingkungan kerja melalaui komunikasi informal sehingga dapat membangun semangat kerja dan tim kerja yang sukses di perusahaan PT Bank Sumut (KC Iskandar Muda Medan). Wawancara ini memberikan wawasan yang berharga tentang pentingnya semangat kerja dan tim kerja dalam meningkatkan kinerja karyawan di PT Bank Sumut KC Iskandar Muda Medan.
Dalam pandangan Ronny, ke depannya beliau melihat peningkatan menuju lingkungan kerja yang lebih inklusif dan fleksibel. Pandangan ini mencerminkan kesadaran akan perubahan dinamika kerja tim yang akan datang, yang akan membutuhkan penyesuaian strategi pengelolaan dan komunikasi.
Secara keseluruhan, wawancara ini menyoroti betapa pentingnya semangat kerja dan tim kerja dalam menciptakan lingkungan kerja dan komunikasi informal untuk meraih kesuksesan pada industri perbankan yang semakin dinamis. Dengan menerapkan strategi-strategi ini, PT Bank Sumut KC Iskandar Muda Medan diharap dapat membangun tim yang kuat, inovatif, dan siap menghadapi tantangan dimasa depan.
Artikel ini ditulis oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, untuk memenuhi tugas pada mata kuliah magang/internship.
Redaktur: Anggie Syahdina Fitri