Reporter : Tamara Ceria Sairo dan Taty Kristina Malau
Suara USU, Medan. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sukses mengadakan Stress Inoculation Training melalui Seminar Sehat Mental Mahasiswa USU. Seminar ini diadakan di Gedung Serbaguna Fakultas Psikologi USU pada Senin (29/8).
Seminar ini diadakan dengan tujuan membantu mahasiswa USU agar memiliki strategi yang tepat dalam mengelola atau menghadapi situasi yang memicu stress. Seminar ini menghadirkan beberapa pembicara di antaranya Dosen Psikologi USU Josetta M. R. Tuapattinaja M. SI., Psikolog bersama mahasiswa S2 Psikologi USU Grace dan Tara.
Josetta M. R. Tuapattinaja M. SI atau yang akrab disapa Bu Yosi mengawali seminar dengan perkenalan diri. Sepanjang pelatihan, ia menampilkan pembawaan luwes dan menghidupkan suasana sehingga para peserta bisa mengikuti pelatihan dengan maksimal.
Yosi menuturkan bahwa pelatihan pengelolaan stress dapat dilakukan dengan beberapa teknik yang dapat dilatih sendiri, “Stress adalah reaksi seseorang, baik secara fisik maupun psikis/mental ketika berhadapan dengan perubahan atau situasi di lingkungan yang dinilai berbahaya atau sulit dihadapi. Biasanya berkaitan dengan rasa khawatir terhadaap sesuatu, tidak memiliki kendali, dan tanggung jawab yang dianggap sangat berat,” jelas Yosi.
Pemaparan Materi Oleh Josetta M. R. Tuapattinaja M. SI
Adapun teknik pelatihan pengelolaan stress yaitu: pertama, Deep Breathing yaitu, teknik bernafas melalui diafragma dimana cara bernafas seseorang menunjukkan kondisi psikologisnya. Kedua, Progressive Muscle Relaxation (PMR) yaitu kegiatan relaksasi dengan mengencangkan dan melemaskan otot-otot bagian tubuh di antaranya dahi, mata, bahu, tangan, jari tangan, kaki, dan jari kaki. Ketiga, pengelolaan mental/psikis dengan Identify And Challenge Your Thoughts di mana pikiran, perasaan, dan perilaku akan saling memicu kerja satu sama lain. Lakukan detox (pembersihan) pikiran dan seimbangkan antara stress dan kapasitas dalam mengelola stress. Di samping itu ada juga teknik lain yaitu distraction dan opposite action and emotions. Keempat, lakukan journaling dengan membuat catatan tentang hal baik dan menyenangkan yang pernah kita alami (counting yout blessing) yang akan memicu kerja pikiran, perasaan, dan perilaku kita.
Pada pemaparan berikutnya, Grace mengatakan bahwa bukan stress yang membunuh kita tetapi bagaimana situasi kita merespon stress terebut dalam arti kita yang tidak mampu mengatasi situasi yang sulit dihadapi.
Setelah pemaparan materi berakhir, kegiatan pelatihan dilanjutkan dengan sesi diskusi dalam kelompok kecil yang dibagi menjadi enam kelompok. Setiap kelompok akan dibimbing oleh salah seorang anggota tim yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Kegiatan ini ditutup dengan sesi deep relaxation yang membawa peserta kepada suasana tenang dan rileks dengan harapan selesainya pelatihan ini peserta pulang dengan tubuh yang lebih ringan dan pikiran yang lebih tenang.
Redaktur : Elnada Nadhira Saleh
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.