Ikatan Mahasiswa Magister Manajemen (IMMM) Universitas Sumatera Utara (USU) melaksanakan webinar berkolaborasi dengan Program Doktor Iimu Hukum USU, Sabtu (4/12) . Webinar ini menghadirkan pembicara seorang Duta Besar RI untuk Norwegia dan Irlandia yaitu Prof. Dr Mulya Lubis, S.H LL.M. Penanggap Webinar ini adalah Prof. Dr. Ningrum N Sirait selaku Ketua Program Studi Doktor Ilmu Hukum USU.
Webinar dibuka dengan sambutan oleh Dr. Mahmul Siregar SH.,M. Hum selaku Dekan Fakultas Hukum USU. Beliau membahas tentang internasionalisasi USU, perlu untuk memulai aktivitas berdimensi internasional.
“Kita menajajaki berbagai langkah menuju internaisonalisasi dengan berbagai program dan kegiatan untuk kesiapan internsionalisasi, kita mencoba melibatkan embicara yang emiliki reputasi internasional, seperti hari ini (merujuk kepada pembicara seorang Dubes RI),” ucap Dr. Mahmul.
Pembicara selanjutnya, Prof. Dr. Todung membahas Kendali Cina Atas Dunia. Beliau membahas bagaimana banyak negara bergantung pada industri sparepart di Cina.
“Cina memegang Kendali pasokan suku cadang industry di neagara maju seperti jerman, Amerika, Korea Selatan dan Jepang juga Cina menjadi global Supply chain,” ucap Prof. Dr. Todung.
Prof. Dr Todung Mulya Lubis juga membahas mengenai kekhawatiran presiden Cina akan pertumbuhan ekonomi Cina hal ini diterjemahkan sebagai kapitalisme kebablasan.
“Presiden Cina Xi Jinping mulai merasakan ada yang salah dengan pertumbuhan ekonomi Cina, Kekhawatiran ini diterjemahkan sebagai kapitalisme kebablasan. Ketimpangan antara sikaya dan si miskin, Negara berangsur-angsur kehilangan kendali atas pasar, juga pasar lebih kuat dari kedaulatan negara,” lanjutnya.
Menurut, Prof. Dr. Todung, walfare state sebagai jawaban atas kapitalisme yang kebablasan, contohnya di German menganut sistem ekonomi pasar tapi punya komitmen kesejahteraan. “Dalam sistem pendidikan Jerman betul-betuk memberikan anak bisa sekolah tanpa biaya,” ungkapnya.
Ia menambahkan, Norwegia salah satu yang menarik dari sistem kesejahteraan, pera negara yang sangat dominan pada perekonomian. Segala perusahaan seperti minyak, telekomunikasi, dan energi, itu semua negara punya saham yang cukup besar. Negara menjamin perusahaan tersebut dipakai sebagai kepentingan kesejahteraan masyarakat Norwegia.
Dalam kesempatan tersebut, pembicara lainnya, Prof. Dr Mulya Lubis menjelaskan mengenai “Kapitalisme Kebablasan”. Salah satu pembahasan negara dengan sistem pasar kapitalisik adalah Cina yang membangun town hows ekonomi dunia.
“Cina dengan bonus demografi, kekayaan dan etos kerja yang dia punya it mampu membangun town house ekonomi dunia, dapat kita lihat dalam Global Supply Chain hampir tidak ada satu perusaahan yang tidak berurusan dengan Cina,” papar Dr. Mulya.
Redaktur: Yulia Putri Hadi