SUARA USU
Film

Instant Family, Film Konflik Keluarga Penuh Tawa

Oleh: Duwi Cahya Aleida

Suara USU, Medan. Instant Family adalah salah satu film yang diproduksi oleh Paramount Pictures Studios. Dirilis di Indonesia pada tanggal 19 Januari 2019, film ini sukses disutradarai oleh Sean Anders yang juga merupakan tokoh inspirasi dibalik cerita Instant Family. Sesuai judulnya, film ini mengangkat tema keluarga dengan genre drama komedi yang bisa membuat penontonnya tertawa sekaligus terharu dengan alur kisahnya yang menarik.

Menceritakan kehidupan pasangan suami istri yaitu Pete (Mark Wahlberg) dan Ellie (Rose Byrne), yang sudah lama menikah namun belum juga dikaruniai anak. Awalnya mereka tidak ada masalah terkait itu, hingga semakin lama timbul rasa kekosongan dalam kehidupan rumah tangganya. Akhirnya mereka berdiskusi dan sepakat memutuskan untuk mengadopsi anak dari panti asuhan. Pete dan Ellie kemudian mengikuti kelas bimbingan dan persiapan menjadi orang tua asuh. Setelah dirasa siap menjadi orang tua asuh, mereka mulai mencari anak yang cocok untuk diadopsi dan berhasil mengadopsi 3 anak sekaligus yaitu Lizzy (Isabela Moner), gadis remaja berusia 15 tahun, dan dua adik kecilnya yakni Juan (Gustavo Quiroz) dan Lita (Julianna Gamiz). Mereka adalah 3 bersaudara yang ditelantarkan. Ibunya dipenjara karena kasus narkoba, sementara sang ayah tidak diketahui keberadaannya.

Konflik dimulai ketika ketiga anak yang mereka adopsi mulai menunjukkan perbedaan karakter yang sulit diatur. Lizzy sebagai kakak tertua memiliki sifat keras kepala, berjiwa bebas, dan sulit untuk mempercayai Pete dan Ellie sebagai orang tua asuhnya. Juan mempunyai sifat sensitif dan mudah merasa panik. Sedangkan adik terkecil yaitu Lita memiliki kepribadian yang susah diatur dan mudah marah. Masalah semakin rumit ketika ibu kandung Lizzy, Juan dan Lita yang baru keluar dari penjara, ingin mengasuh anak-anaknya kembali.

Tentu dengan semua permasalahan yang dialami oleh Pete dan Ellie sebagai orangtua baru, mereka merasa sangat kesulitan dan sempat ingin menyerah. Tetapi disisi lain, kasih sayang yang tulus antara orang tua dan anak sudah mulai terjalin dalam keluarga kecil mereka. Pete dan Ellie menyayangi anak adopsinya dengan sepenuh hati, begitu juga dengan Lizzy, Juan dan Lita yang akhirnya merasakan kasih sayang dari orangtua yang sebelumnya tidak pernah mereka rasakan dari orangtua aslinya.

Lewat film Instant Family, sang sutradara memberikan banyak pelajaran terutama dalam kehidupan keluarga. Realitanya, bahwa dalam mengadopsi anak dan menjadi orang tua tidak semudah yang dibayangkan. Perlunya kesediaan, kesanggupan, dan kesiapan untuk mampu menjadi orang tua yang baik bagi anak. Sebab anak baik tumbuh dari didikan orang tua yang baik.

Adanya perbedaan karakter antara orang tua dan anak membuat permasalahan dalam keluarga akan selalu ada. Namun, bukan berarti hal tersebut buruk karena ketika memiliki anak maka kehidupan akan dipenuhi lebih banyak cerita yang menjadikan hal tersebut lebih menyenangkan. Ada banyak cinta dan kasih sayang yang terjalin, dukungan satu sama lain, dan keluarga akan menjadi ‘rumah’ ternyaman.

Redaktur : Tamara Natasya Lubis


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Related posts

Perjalanan Waktu Tak Terlupakan: Sambut Liburan dengan “Pending Train”

redaksi

Naga Naga Naga, Film Keluarga yang Dikemas Dalam Bentuk Komedi

redaksi

Melihat Kisah Cinta Terakhir Dilan Lewat Film, Ancika: Dia Yang Bersamaku 1995

redaksi