Oleh: Jio M
Suara USU, Medan. Burnout sering menjadi tantangan ditengah aktivitas yang padat, terutama bagi mahasiswa yang sibuk menjalani berbagai jadwal perkuliahan. Jika kamu mengalami burnout dan tidak dikelola dengan cerdas, kamu akan mengalami stres, kelelahan, dan kehilangan semangat belajar sehingga akan menurunkan produktivitasmu.
Orang yang mengalami burnout biasanya merasakan atau menunjukkan gejala seperti hilangnya motivasi, sulit berkonsentrasi, merasa tidak kompeten, mudah marah saat ekpektasi tidak sesuai yang diharapkan, dan bahkan frustasi hingga menarik diri dari lingkungan sosial. Tapi, hal ini bisa dikelola dengan langkah yang tepat.
Sebagai Duta GESID (Generasi Sehat Indonesia) dan juga mahasiswa yang aktif di berbagai kegiatan akademik maupun non-akademik, Tuti Masni Y. Hura membagikan strategi cerdas yang dilakukannya untuk menghadapi burnout dan membantu menjaga produktivitas. Yuk, simak tipsnya!
Menyadari dan menerima kondisi burnout.
Saat kamu merasa burnout, hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah menyadari dan menerima kondisi tersebut. Hal ini akan membantumu mengurangi rasa bersalah saat memutuskan mengambil istirahat sejenak atau melakukan aktivitas yang bisa membangkitkan kembali energimu.
Mengatur prioritas.
Cobalah untuk membedakan tugas berdasarkan skala prioritas. Fokus untuk mengerjakan yang penting dahulu untuk meringankan beban tugas dan mengatur waktu dengan lebih baik.
Menerapkan teknik mindfulness dan self care.
Melatih mindfullness dengan self care seperti meditasi, mindful eating, akan membantu tubuh kita untuk fokus pada apa yang dilakukakan saat ini tanpa merasa terbebani oleh pikiran masa lalu dan kekhawatiran yang akan datang di masa depan.
Mengobrol dan meminta dukungan orang terdekat.
Cobalah berbagi cerita dan meminta dukungan orang-orang terdekat seperti teman, keluarga dan orang yang dipercaya. Ini akan membuat perasaan lega dan memberikan solusi dan menambah motivasi baru.
Belajar mengatakan tidak.
Kamu perlu belajar untuk mengatakan tidak, terutama ketika diberikan tugas tambahan yang terlalu membebani dan tidak relevan dengan tujuan dan prioritas, sehingga kamu bisa fokus pada hal-hal yang lebih penting.
Apresiasi diri.
Luangkan waktumu untuk merefleksi diri dan mengapresiasi setiap kemajuan yang kamu alami, sekecil apapun itu untuk menyadari bahwa usaha yang kamu lakukan selama ini berharga dan mampu memberikan motivasi untuk bangkit kembali dari burnout.
Burnout bisa terjadi pada siapa saja dan mempengaruhi proses dan hasil belajar, bahkan juga bisa merenggangkan hubungan sosial. Oleh karena itu, strategi cerdas diatas akan membantu kamu merasa mengelola burnout dan membantu kamu untuk menjaga produktivitas dan keseimbangan ditengah kesibukan.
Tetap jaga pikiran dan emosi tetap stabil saat menjalani berbagai aktivitas, dan jangan ragu memberikan dirimu sejenak waktu untuk beristirahat. Jadikan burnout sebagai bagian dari proses belajar dan sebagai pengalaman yang memperkaya dan menguatkan.
Artikel ini adalah publikasi tugas Mata Kuliah Publisitas dengan Dosen Pengampu Farida Hanim, S.Sos., M.Si.
Redaktur: Khalda Mahirah Panggabean
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.