SUARA USU
Kabar Kampus

KPI Pusat Gelar Talkshow Dengan USU, Bahas Tantangan Digitalisasi Penyiaran

Reporter: Cory Patricia & Habibullah Al Magribi Muhammad

Suara USU, Medan. Konferensi Penyiaran Indonesia (KPI) berkolaborasi dengan Universitas Sumatera Utara mengadakan Talkshow dan Official Launch Konferensi Penyiaran 2023 pada (10/02) di Aula FISIP USU. Talkshow dan Official Launch Konferensi Penyiaran 2023 merupakan acara pembuka dari kegiatan konferensi penyiaran yang tahun ini akan digelar di Medan. Tujuan diadakannya acara untuk memperkenalkan serangkaian kegiatan konferensi penyiaran 2023 yang akan dilaksanakan pada bulan Juli mendatang.

Talkshow kali ini mengusung tema “Tantangan Pasca Digitalisasi Penyiaran di Indonesia” dengan diisi oleh empat pemateri yang berasal dari berbagai kalangan yaitu, Mohamad Reza dari Komisioner KPI Pusat, Khairiah Lubis dari DAAI TV, Bono Setyo dari UIN Sunan Kalijaga, dan Yovita S. Sitepu dari USU.

Bukan tanpa alasan, pemilihan tema dianggap tepat karena pemberhentian bertahap siaran televisi analog di Indonesia menjadi bagian dari transformasi digital dalam bidang penyiaran. Tantangan dari berbagai aspek pun tak bisa dihindari sehingga perlu adanya koordinasi dan kolaborasi antara KPI dengan para praktisi dalam mengahadapi tantangan digitalisasi penyiaran.

Pembicara pertama yaitu Mohamad Reza menjelaskan berbagai tantangan yang dihadapi oleh komisioner KPI setelah adanya digitalisasi penyiaran. Mereka sebagai regulator harus mengajukan lagi peraturan-peraturan yang akan mengawasi tayangan-tayangan di digitalisasi penyiaran.

“Perguruan tinggi juga punya posisi strategis untuk membantu merancang sistem penyiaran yang baik bersama KPI karena KPI tidak dapat berdiri sendiri dalam digitalisasi penyiaran,” ungkap Mohamad Reza.

Dilanjut oleh pemateri kedua, Khairiah Lubis dari DAAI TV menceritakan adaptasi yang dilakukan oleh industri penyiaran dengan adanya transformasi digital dalam bidang penyiaran. Bagi Khairiah, walaupun terdapat tantangan dalam digitalisasi penyiaran, namun ada beberapa keuntungan yang didapat dari industri penyiaran. Salah satu keuntungannya adalah jika saat TV analog, industri penyiaran yang dikuasai oleh pemilik modal besar akan lebih unggul dari industri penyiaran yang dikuasai oleh pemilik modal kecil. Namun sekarang dengan adanya digitalisasi penyiaran, industri penyiaran yang dikuasai oleh pemilik modal kecil tetap bisa lebih unggul karena digitalisasi membuat setiap siaran menjadi lebih jernih.

Pembahasan dilanjutkan lagi oleh civitas akademika yaitu Bono Setyo dari UIN Sunan Kalijaga dan Yovita S. Sitepu dari USU. Keduanya membahas tentang dampak serta tantangan literasi digital dalam perkembangan penyiaran saat ini. Bono Setyo mengatakan ketika ada kebijakan digitalisasi penyiaran, maka akan muncul banyak problematika. Dengan banyaknya problematika, maka perlu adanya peninjauan kembali undang-undang penyiaran karena undang-undang penyiaran akan tidak relevan seiring adanya perkembangan zaman. Tahun 2002 menjadi tahun terakhir peninjauan undang-undang penyiaran. Perkembangan penyiaran yang begitu pesat di masa kini tentu berbeda peraturannya dengan pada masa awal reformasi di tahun 2002 sehingga perlu adanya kebijakan atau peraturan perundangan yang sesuai dan relevan dengan penyiaran masa kini.

Talkshow ditutup oleh pembahasan dari Yovita S. Sitepu. Perempuan yang akrab disapa kak Jo ini hanya ingin menambahkan sedikit penjelasan dari ketiga narasumber sebelumnya. Bagi Yovita, masyarakat masih perlu diedukasi dalam pemilihan siaran yang baik. Industri penyiaran pun perlu lebih cerdas memilih dan memilah informasi yang benar dari sumber terpercaya. Yovita berharap industri penyiaran melakukan cek fakta sebelum menyebarkan informasi ke publik.

Redaktur: Yohana Novriyanti Lumbanbatu

Related posts

Rayakan Momentum Dies Natalis, PEMA FKG Adakan Open Donasi & Pengabdian Masyarakat

redaksi

Mahasiswa Akuntansi USU Raih Juara 1 dan 2 pada Perlombaan National Accounting Business Plan (NABP)

redaksi

Persisten Medan Sukses Adakan CHRISTUFEL Secara Offline, Usai Sempat Vakum Akibat COVID-19

redaksi