Oleh: Nadira Arfan
Suara USU, Medan. Meskipun masa pandemi sudah berlalu, beberapa kebiasaan masih terbawa hingga saat ini, termasuk sistem pembelajaran daring. Mulai dari kelas pengganti yang harus dilaksanakan secara daring karena tidak tersedianya ruang kelas hingga kelas daring yang dilakukan karena berjalannya seleksi UTBK, kegiatan pembelajaran daring masih sangat dekat dengan kehidupan mahasiswa.
Pembelajaran daring memang membawa manfaat positif yang dapat menjadi solusi saat pembelajaran tatap muka tidak memungkinkan. Namun, kegiatan ini juga memiliki sisi buruknya. Salah satunya adalah berkurangnya motivasi dan antusiasme mahasiswa. Pada pembelajaran tatap muka di kelas, suasana kelas dan keberadaan teman-teman sering menjadi faktor penyemangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Faktor-faktor ini tidak dapat dirasakan saat pembelajaran daring.
Terutama pada kelas pagi, banyak mahasiswa yang mengikuti kelas daring tanpa persiapan. Mulai dari belum mandi, rambut yang acak-acakan, hingga masih berada di atas tempat tidur, yang tentu saja tidak menunjukkan sikap mahasiswa yang siap belajar. Hal-hal ini juga sering menjadi perhatian dosen, bahkan tidak jarang dosen menegur kelakuan mahasiswa yang tidak pantas tersebut.
Koneksi internet juga merupakan faktor penting dalam pembelajaran daring. Bagi mahasiswa yang tidak memiliki akses pada koneksi internet yang baik dan lancar, perkuliahan daring dapat menjadi penghalang untuk mendapatkan pengetahuan yang maksimal. Selain itu, koneksi yang buruk sering dijadikan alasan oleh mahasiswa yang tidak memperhatikan jalannya perkuliahan.
Kurangnya pengawasan pada pembelajaran daring juga menyebabkan mahasiswa kesulitan menjaga disiplin belajar, ditambah lagi dengan suasana belajar di rumah yang kurang kondusif. Faktor-faktor ini menyebabkan mahasiswa menjadi malas sehingga materi perkuliahan tidak dapat dipahami dengan baik.
Berkurangnya antusiasme mahasiswa ditunjukkan dengan perilaku menutup kamera atau offcam. Sebagian besar mahasiswa memilih untuk tidak menyalakan kamera selama perkuliahan, bahkan hingga tidak ada mahasiswa yang menyalakan kamera. Perilaku ini tentu tidak dapat dibenarkan karena tidak menghargai dosen yang sedang mengajar.
Walaupun pembelajaran daring mengurangi antusiasme dan memiliki kekurangan lainnya, hal ini tidak boleh dijadikan alasan untuk bermalas-malasan. Mahasiswa harus mampu mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan perkuliahan, baik secara luring maupun daring. Semangat belajar harus tetap membara walaupun tidak berada di dalam kelas. Ayo kurangi kebiasaan buruk saat pembelajaran daring. Hargai dosen yang sedang mengajar dengan membuka kamera dan tetap berpenampilan rapi.
Redaktur: Hanna Letare
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.