Oleh : Boy Andreas Julius Sitorus
Suara USU, Medan. Pada gempuran era digital membuat hal–hal konvensional dalam dunia finansial seperti Anjungan Tunai Mandiri (ATM) mulai ditinggalkan, hal ini disebabkan banyaknya opsi transaksi yang lebih praktis seperti mobile banking, QRIS, dan metode pembayaran digital lainnya. Ditambah lagi para millenial yang sangat menggemari berbelanja online dengan praktis membuat perbankan harus merevolusi metode pembayaran agar dapat mengakomodir kebutuhan pasar.
Salah satu contoh transaksi digital adalah mobile banking, yang sudah lama keberadaannya hanya saja fitur–fitur pada aplikasi mobile banking tersebut membutuhkan revolusi agar dapat mengikuti kebutuhan pasar yang berorientasi pada digitalisasi, yang turut mengutamakan user experience (pengalaman pengguna). Kehadiran hal–hal ini juga meningkatkan lapangan kerja terhadap software engineer.
Beberapa tahun belakangan ini Indonesia tengah mengembangkan teknologi yang berbasis QR code (Quick response code), untuk menjadi salah satu alat pengakomodir transkasi pada masa kini. Teknologi tersebut bernama QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard) teknologi ini digagas sebagai salah satu kebutuhan transaksi di era digitalisasi. Seperti dilansir dari suara.com pada tahun 2021 saja pengunaan QRIS sudah digunakan sebanyak 12 juta merchant atau toko dengan berbagai jenis transaksi.
Bahkan dibeberapa negara lain seperti Amerika Serikat, sudah mengembangkan teknologi seperti android pay, apple pay, dan sebagainya. Teknologi ini bahkan berbasis RFID yang dimana para penggunanya dapat melakukan pembayaran hanya dengan menempelkan perangkat mereka ke mesin EDC.
Dengan perkembangan hal–hal seperti ini kita dapat semakin dimudahkan dalam hal transaksi finansial tanpa perlu ke ATM. Pada dunia perbankan, juga diuntungkan karena dapat mengurangi beban biaya operasional. Kita juga turut berbangga karena bangsa kita bisa mengembangkan metode transaksi digitalnya sendiri seperti QRIS yang bisa membantu negara dalam pemulihan ekonomi, karena semakin praktisnya bertransaksi yang menyebabkan tingginya daya beli.
Redaktur: Salsabila Rania Balqis
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.