Penulis: Okto Situmeang
Suara USU, MEDAN. Suatu bangsa akan sangat sulit untuk dihancurkan apabila memiliki rasa solidaritas persatuan dan kesatuan yang kuat dalam aspek sosial, budaya maupun politik. Hal ini dapat diwujudkan apabila warga negara memiliki semangat bela negara dan rasa nasionalisme yang tinggi.
Dalam menjamin ketahanan dan kedaulatan sebuah negara, tentunya membutuhkan peran yang besar dari generasi muda. Dalam menciptakan generasi muda yang baik dan berkualitas, tentunya dibutuhkan kualitas pendidikan yang baik karena pendidikan berperan penting sebagai sarana penanaman karakter dan ajang untuk bersosialisasi. Namun, saat ini terdapat fenomena -fenomena sosial yang tidak mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia, seperti tawuran, kenakalan remaja, dan korupsi. Hal ini tentu bukanlah sifat yang diharapkan dari generasi muda Indonesia melalui kepribadian yang terbentuk di sekolah.
Indonesia sebagai negara yang majemuk memiliki sejarah yang panjang dalam pembentukan NKRI, dan pada masa lalu perjuangan bangsa Indonesia tidaklah hanya menjadi milik satu pihak atau golongan, melainkan melibatkan seluruh bangsa Indonesia karena dengan adanya perjuangan yang bersifat nasional dan meninggalkan identitas kesukuan maka kita akan menyadari betapa pentingnya untuk tetap mempertahankan persatuan dan kesatuan. Dengan mempelajari sejarah, kita akan mampu memahami hal tersebut karena sejarah memberikan kesadaran bahwa penjajah akan mudah menaklukkan bangsa Indonesia apabila tidak ada persatuan dan kesatuan. Terlebih akhir-akhir ini terjadi kasus yang disebabkan karena adanya isu SARA dan fanatisme golongan yang sangat disayangkan.
Mengembangkan pendidikan sejarah mampu menciptakan sumber daya manusia yang unggul, bukan hanya dalam bidang
intelektual, tetapi juga dalam bidang moral dan akhlak. Melalui pembelajaran sejarah, kita akan dapat memahami pentingnya perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan dan upaya dalam meneruskan perjuangan tersebut. Tokoh besar Republik Indonesia sekaligus proklamator, Bung Karno pernah mengatakan bahwa jangan sekali-sekali melupakan sejarah (Jas Merah) dan slogan tersebut diungkapkan sebagai pengingat bagi generasi muda bangsa Indonesia untuk selalu mencintai sejarah dan perjuangan nasional.
Konsep -konsep wawasan nusantara dan sejarah merupakan dua disiplin Ilmu yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain karena
konsep dan pembelajaran sejarah mendukung keberadaan wawasan nusantara. Keduanya memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai pengembangan karakter dan identitas nasional. Pembelajaran sejarah memberikan pemahaman penting bagi generasi muda bangsa Indonesia mengenai kronologi perjuangan-perjuangan para pahlawan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Kita mampu menyadari bahwa kemerdekaan yang kita peroleh bukanlah pemberian dari negara lain, namun merupakan hasil perjuangan dan kerjakan keras. Hal ini jugalah yang menjadi objek kajian dalam wawasan nusantara,
melalui pembelajaran sejarah kita akan mampu memahami ketokohan dan keteladanan para pahlawan bangsa dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran cerdas mereka, demi Indonesia yang lebih baik di masa depan.
Sebagai bagian dari negara kepulauan terbesar di dunia, tentu kita akan mengetahui banyak hal akan pentingnya persatuan dan kesatuan, dengan memahami sejarah kita akan mengetahui bahwa Indonesia pernah memiliki rempah -rempah yang sangat diinginkan oleh bangsa asing, dan kita pernah diadu domba dengan politik devide et impera.
Redaktur: Wiranto Asruri Siregar
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.