Foto: The Spruce
Penulis: Sonya Simamora
Kamu tahu nggak gaya hidup decluttering itu bagaimana? Kita mungkin sering membiasakan diri merapikan, membereskan serta menata ruangan terkhusus bagi para kaum wanita dan tak menutup kemungkinan itu merupakan kebiasaan sehari-hari. Nah, apakah kebiasaan itu termasuk gaya hidup decluttering? Tentunya tidak.
Decluttering merupakan gaya hidup meminimalisir barang-barang dengan mengemasnya. Barang-barang itu bisa saja berupa sampah dapur, baju, sepatu, tissue dan lain sebagainya yang dianggap kurang bermanfaat.
Gaya hidup ini tidak hanya sebatas membereskan namun dilanjutkan dengan kegiatan membagikan kepada masyarakat. Hal ini yang juga diterapkan seorang decluttrisme, Elsa.
“Minimal dua kali sebulan itu sejak 2019,“ tutur Elsa.
Tak menutup kemungkinan lingkungan sekitar kita sekarang ini juga dipenuhi sampah-sampah, dengan menganilisis data bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-2 penampung sampah terbanyak di dunia. Itulah salah satu alasan pentingnya menerapkan lifestyle decluttering ini.
“Penting banget, soalnya sampah tuh di tahun 2020 udah numpuk 67.8 ton. Kebayang sekarang berapa kedai kopi bermunculan, sampah plastik makin banyak tuh, mulai dari cup nya, sedotannya. TPA mah kan dikit, jadi kalo gak diolah sampah dari rumah masing-masing ya siap-siap aja banjir, atau TPA gak muat jadi kudu bikin lahan baru, padahal rumah warga udah pada banyak banget dimana-mana,” ucap Elsa
“Keuntungan yang bisa didapat selain ramah lingkungan juga ramah kantong,” tegasnya kembali.
Bagi yang ingin menerapkan lifestyle ini, ada beberapa tips, yaitu:
- Beli ketika butuh, bukan cuma ingin dan karena diskon.
- Usahakan punya barang dengan fungsi yang banyak. Kalau ada barang yang dibutuhkan, tapi kita punya barang dengan fungsi yang sama, cuman beda model, warna itu berarti kita tidak butuh.
- Hiduplah minim sampah. Mulai dari bawa botol minum dari rumah, bawa bekal menggunakan tempat bekal, tidak menggunakan sedotan plastik, kapas make-up diganti dengan kain, dan kemana-mana bawa totebag sehingga mengurangi penggunaan plastik.
Dimasa pandemi, lifestyle ini sangat cocok dan efektif untuk diterapkan. Kita tidak harus terjun ke lapangan untuk membagikannya kepada masyarakat. Cukup dengan smartphone dan bergabung dalam instagram @kepul.id khusus pembuangan sampah, @lyfewithless, @zerowaste.id_shop, dan @tukarbaju_.
Elsa juga menyampaikan harapannya kepada masyarakat terkhusus mahasiswa,
”Apa yang kita punya, kita lakukan itu perlu dipertanggung jawabkan, jadi sudah semestinya kita sebagai manusia tahu diri dengan kapasitas kita, udah dikasih udara gratis, ya dirawat, dengan tidak melakukan penebangan liar, tidak mengunakan tisu dan kertas secara berlebihan.
“Minimalis itu tidak harus kamu punya barang warna hitam, putih, abu-abu, pakai aja apa yang ada, apa yang emang masih bisa digunakan,” jelas Elsa.
Redaktur: Yulia Putri Hadi