Sumber foto : antaranews.com
Oleh : Khalda Mahirah Panggabean
Suara USU, Medan. Thudong adalah perjalanan ritual para bhante yang dilakukan dengan berjalan kaki menempuh ribuan kilometer. Menurut bahasa Pali, thudong berasal dari kata dhutanga yang berarti latihan keras. Latihan ini dilakukan sebagai bentuk menjalani perintah Sang Buddha, yaitu 13 praktik pertapaan. Artinya, bhante harus menyatu dengan alam untuk mencapai meditatif. Bukan bhante atau biksu biasa yang mampu menjalani ritual thudong setiap tahun dalam sekitar 4 bulan perjalanan. Namun, mereka bhante yang telah disumpah untuk menjalani hidup sebagai biksu pengembara atau biksu Aranyaka. Dalam proses menjalani ritual thudong, bhante harus siap lebih disiplin dengan ibadah puasa, meditasi mengelola emosi, dan hidup di dalam kesederhanaan. Bahkan, empat bulan perjalanan menempuh ribuan kilometer hanya dibekali sedikit uang dan makanan. Bhante percaya tentang sebuah nilai-nilai kebajikan seperti kedermawanan yang diajarkan oleh Buddha sehingga masyarakat yang ia singgahi akan suka rela memberi dukungan dari segi materi maupun mental. Perjalanan yang luar biasa dilakoni dengan singgah dan lewat melalui hutan, gunung, goa, dan tempat-tempat suci.
Berdasarkan keterangan beberapa sumber yang berhasil dihimpun, bahwa tradisi ini memang sudah berlangsung sejak zaman dulu, dimana dalam satu tahun mereka akan melakukan perjalanan sekitar 3 sampai 4 bulan. Selain dengan melakukan perjalanan dengan menggunakan kaki, para biksu ini juga tidak akan menginap di tempat penginapan atau sejenis hotel, melainkan mereka akan menginap di rumah-rumah ibadah. Sementara itu, adapun ritual keagamaan thudong ini dilaksanakan sebagai pembelajaran bagi para biksu.
Dikatakan, ritual thudong ini, para biksu dilatih untuk berpuasa dari emosi dan keinginan serta dilatih hidup dalam kesederhanaan. Dalam menjalani ritual ini, para biksu hanya membawa sedikit bekal. Mereka hanya mengandalkan keyakinan akan kedermawanan dari orang-orang di setiap tempat yang mereka singgahi. Bekal keyakinan semacam itu merupakan nilai-nilai dari ajaran Sang Buddha. Dalam ajaran Buddha, ritual thudong dipercaya dapat menjauhkan mereka dari tiga dosa utama yaitu keinginan, kemarahan, dan kebodohan. Terutama dalam hal melatih diri dari segala sesuatu yang bisa membuat amarah memuncak. Apalagi selama ritual thudong banyak sekali hal yang akan ditempuh, mulai dari hujan, panas, haus dan lapar sehingga hal ini bisa menguji kesabaran.
Tahun ini merupakan pertama kalinya ritual thudong dilakukan di Indonesia. Dari Provinsi Nakhon Si Thammarat, Thailand, Kamis, (23/03/2023) para bhante melakukan perjalanan ritual agama Buddha thudong menuju Indonesia sebagai negara yang juga memikili riwayat diplomatis baik dengan Thailand. Hal ini pun menjadi pertama kalinya Indonesia di datangi oleh para bhante yang sedang thudong. Mereka tiba di Batam sebagai perbatasan Indonesia-Singapura pada Senin, (08/05/2023). Usai menempuh perjalanan ribuan kilometer, para biksu mancanegara ini berhasil tiba di Candi Borobudur pada Rabu, (31/05/2023) beberapa mengucapkan syukur dan menangis haru saat tiba. Sebanyak 32 biksu telah menyelesaikan ritual thudong selama empat bulan. Mereka telah menempuh jarak sejauh 2.600 kilometer dan melewati empat negara (Thailand, Singapura, Malaysia dan Indonesia) dengan berjalan kaki menembus suhu panas dan dinginnya malam.
Redaktur : Yohana Novriyanti Lumbanbatu
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.