SUARA USU
Opini

Mengapa Barang Made In China Harganya Lebih Murah Dibandingkan Barang Lokal?

Sumber Gambar: Pinterest

Oleh: Tamara Natasya Lubis 

SUARA USU, Medan. Produk buatan China mampu menguasai pasar dunia termasuk Indonesia. Jika kita melihat produk-produk di e-commerce RI, kebanyakan merupakan produk yang berasal dari China. Salah satu penyebab produk China laris di Indonesia adalah harganya yang lebih murah. Masyarakat Indonesia cenderung membeli barang yang lebih murah dengan membandingkan produk yang satu dengan produk yang lainnya. Lalu, apa yang membuat barang buatan negara bambu itu lebih murah dibandingkan produk lokal? 

Pertama, faktor murahnya harga beli produk China adalah skala produksi China dilakukan secara besar-besaran. Dengan jumlah produksi produk secara besar-besaran, hal ini akan menghemat biaya. Karena penggunaan material tentunya akan dioptimalkan untuk produk yang banyak. Pabrik di China dapat memesan volume material yang tinggi sehingga harganya ditekan serendah mungkin. Terlebih produsen material juga kebanyakan dari China juga. Selain itu, dengan cara ini kerusakan alat produksi pun semakin menipis sehingga biaya untuk pembenahan alat semakin kecil.

Kedua, adanya biaya subsidi dari pemerintah China. Hampir seluruh biaya dikenakan subsidi. Hal ini termasuk biaya listrik dan air yang tentunya menjadikan biaya produksi semakin kecil. Oleh karena itu, para perusahaan China memberikan harga yang murah terhadap produk buatannya.

Ketiga, upah ninim dan tidak ada asuransi bagi tenaga kerjanya. Hal ini dikarenakan tenaga kerja sangat berlimpah di China. Semua tenaga kerja tergabung dalam ACFTU (All – China Federation of Trade Unions) yang saat ini sudah ada 170 juta anggota. Organisasi ini dikendalikan oleh Partai Komunis yang memiliki posisi monopolis, yang tidak ingin ada serikat otonom. Tidak sedikit kejadian pemecatan hingga penyiksaan jika ada buruh yang protes akan aturan ini. Selain itu, tidak ada sistem asuransi untuk para buruh yang mengakibatkan para produsen dengan leluasa memaksimalkan pembuatan produk.

Keempat, adanya dukungan infrastruktur dan hak cipta. China menjadi salah satu negara yang melakukan infrastruktur secara besar-besaran untuk kawasan industri. Bukan hanya daerah perkotaan tetapi juga kawasan industri yang mencakup daerah pedesaan bahkan daerah terpencil. Infrastruktur tersebut berupa pelabuhan, kereta api, jalan raya, dan komponen lainnya. Sehingga mampu menekan biaya produksi dan transportasi seminimal mungkin. 

Kelima, ketika suatu negara melakukan ekspor dan impor barang ke negara lain maka umumnya terdapat biaya untuk melakukan transaksi antara negara.  Namun, berbeda dengan kebijakan pemerintah China yang meniadakan biaya ekspor. Seluruh pajak ganda hingga PPN memiliki nominal 0% sehingga hal ini juga yang mampu menekan harga jual produk buatan China. Selain itu, pemerintah China juga mewajibkan perusahaan asing memiliki perusahaan mitra China yang mempertahankan kepemilikan mayoritas, mengambil sebagian besar keuntungan dan memiliki kendali nyata atas perusahaan. 

Keenam, China mempunyai strategi nasional dumping.  Dumping adalah sistem penjualan barang di pasaran luar negeri dalam jumlah yang banyak dengan harga yang rendah sekali dibandingkan di pasar dalam negeri. Tujuan dari dumping adalah menghancurkan dan merebut pasar, sehingga harga pada konsumen bisa diturunkan jauh di bawah persaingan. Ini merupakan strategi dari China sebagai negara neomercantilist, yang menggambarkan kebijakan mendorong ekspor, menghambat impor dan mengontrol pergerakan modal. Serta memusatkan keputusan mata uang di tangan pemerintah pusat. 

Redaktur: Theresa Hana

Related posts

Bullying “Hukum Rimba” di Era Modern

redaksi

Jaket Almamater USU 2020/2021 Ada Apa ?

redaksi

Terbatasnya Skill Tertentu dalam SDM

redaksi