Reporter : Najwa Afifi
Suara USU, Medan. Sebuah lagu yang menggetarkan hati dan membangkitkan rasa cinta akan tanah air, “Taragak Pulang”, kembali mencuri perhatian publik. Kali ini tidak hanya karena melodi yang indah, tetapi juga liriknya yang penuh dengan makna. Lagu yang dipopulerkan oleh penyanyi Minang, Ria Amelia, telah menjadi sorotan terkhusus pada kalangan mahasiswa di seluruh Indonesia.
Lagu ini merupakan sebuah lambang dari rasa kerinduan yang mendalam akan tanah air, keluarga, dan alam. Dalam bahasa Minangkabau, “Taragak Pulang” secara harfiah berarti “Rindu Pulang”. Namun, makna lagu ini jauh lebih dalam daripada sekadar kembali ke tempat asal. Lirik lagunya yang sederhana namun penuh makna mengajak pendengarnya untuk merenungkan arti pentingnya keberadaan tanah air dan kebersamaan dalam kehidupan:
Rindu pulang ka rumah gadang,
Bujang lapuak nian di rantau,
Rindu pulang ka kampuang nan jauh,
Ka ka nan lamo nan indak pulang.
Dalam lirik tersebut, “rumah gadang” melambangkan kehangatan keluarga dan ikatan emosional dengan tanah air. “Bujang lapuak di rantau” menggambarkan kerinduan seseorang yang berada di negeri orang. “Kampuang nan jauh” merupakan perumpamaan dari kerinduan yang mendalam akan tempat asal yang terpaut jauh. Dan “ka ka nan lamo nan indak pulang” merujuk pada kerinduan akan masa lalu yang tidak bisa kembali.
Lagu ini tidak hanya menyentuh hati pendengarnya, tetapi juga memberi kesempatan untuk merenungkan perjalanan hidup mereka sendiri. Bagi banyak orang Minangkabau yang merantau ke luar daerah atau bahkan ke luar negeri untuk mencari penghidupan, “Taragak Pulang” menjadi sebuah pengingat akan akar budaya dan kehangatan keluarga yang selalu mereka rindukan.
Tidak hanya itu, lagu “Taragak Pulang” juga memperkuat identitas budaya masyarakat Minangkabau. Dalam setiap liriknya terdapat cerita tentang kearifan lokal, keindahan alam, dan nilai-nilai tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi. Lagu ini menjadi sebuah simbol kebanggaan bagi masyarakat Minangkabau, mengingatkan mereka akan pentingnya mempertahankan dan melestarikan budaya mereka di tengah arus globalisasi yang semakin menggerus nilai-nilai lokal.
Hubungan lagu “Taragak Pulang” dengan masyarakat sangatlah erat. Setiap kata dalam liriknya mencerminkan pengalaman hidup dan perjuangan yang dialami oleh banyak orang Minangkabau. Lagu ini tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga menjadi pengingat akan asal-usul dan identitas budaya yang perlu dijaga dengan baik.
Banyak mahasiswa yang menemukan kedamaian dan kekuatan dalam mendengarkan lagu “Taragak Pulang”. Melalui lirik-liriknya, mereka merasa diingatkan bahwa di balik kesulitan dan kecemasan, selalu ada kehangatan dan kekuatan yang berasal dari kampung halaman. Lagu ini menjadi pengingat bahwa perjuangan mereka dalam mengejar cita-cita juga merupakan bentuk penghormatan terhadap orang tua dan tanah kelahiran mereka.
Tidak hanya itu, lagu “Taragak Pulang” juga memicu keinginan para mahasiswa untuk kembali ke kampung halaman mereka dan memberikan kontribusi bagi masyarakat lokal. Banyak mahasiswa yang terinspirasi untuk menggunakan ilmu dan pengalaman yang mereka peroleh di perkotaan untuk membangun dan memajukan kampung halaman mereka. Mereka menyadari bahwa keberhasilan mereka juga merupakan keberhasilan bagi komunitas mereka di kampung halaman.
Melalui lagu “Taragak Pulang”, para mahasiswa mendapat pengingat bahwa perjalanan hidup mereka adalah bagian dari sebuah cerita yang lebih besar, yaitu cerita tentang cinta akan tanah air dan kearifan lokal. Lagu ini tidak hanya menjadi penghibur, tetapi juga menjadi sumber inspirasi dan semangat bagi mereka dalam mengejar impian mereka sambil tetap menghormati dan menghargai akar budaya mereka.
Redaktur : Khalda Mahirah Panggabean
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.