SUARA USU
Sosok

Namira, Seorang Aktivis Lingkungan: Alam Juga Butuh Healing, Bukan Manusia Saja

Penulis : Siti Annisa/Tsabitah Syafanaura

Suara USU, Medan. Namira Sinarta Purba atau yang akrab disapa Mira ini adalah seorang aktivis lingkungan sekaligus Youth Manager dari Project Wings Sumatra. Project Wings Sumatra atau Yayasan Sayap Proyek Indonesia adalah suatu yayasan yang bergerak dibidang lingkungan dan pariwisata, dimana bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah dengan cara daur ulang dan pengolahan sampah yang ramah lingkungan.

Terdapat enam divisi pada program Project Wings Sumatra ini, yaitu: Divisi Konservasi, Divisi Sukarelawan, Divisi Pengelolaan Sampah, Divisi Daur Ulang, Divisi Edukasi dan Divisi Kepemudaan. Divisi-divisi tersebut dibentuk berfokus untuk mencetak sumber daya manusia yang handal dan peduli terhadap pelestarian lingkungan.

Sejak tahun 2019, Namira aktif melakukan aksi bersih serta penanaman pohon bersama NGO dan temannya yang ber-kewarganegaraan Jerman. Hal ini yang membuatnya tertarik untuk terlibat dalam proyek-proyek yang berfokus pada lingkungan.

“Mengingat saya hidup dan besar di Bukit Lawang yaitu salah satu daerah pariwisata yang begitu besar SDA-nya namun sangat minim rasa peduli terhadap lingkungan. Dapat ditemukan dari adanya pembuangan sampah ke sungai, pembakaran sampah dan illegal landfill. Dari situ, saya dan teman-teman berusaha untuk mengisi kekosongan peran dan mencoba untuk berbuat sesuatu kepada Desa kami tercinta. Dengan memberikan apresiasi untuk mencintai lingkungan setelah sekian banyak hal yang diberikan alam untuk kehidupan kami,” ujar Mira.

Namira menyebutkan Project Wings Sumatra berdiri pada tanggal 30 Maret 2020 dengan target kedepannya dalam membangun The Biggest Recycling Village In The World atau Desa Daur Ulang Terbesar di Dunia. Salah satu material pembangunannya menggunakan ecobrick yang berisikan sampah plastik yang telah dikumpulkan dari setiap kegiatan aksi bersih serta pengutipan sampah dari rumah ke rumah.

Adapun yang dihasilkan dari soft plastik adalah untuk pembuatan ecobrick dan beberapa karya daur ulang lainnya dan hard plastik digunakan untuk pembuatan pot dan sebaginya. Melalui kegiatan ini dapat menguntungkan masyarakat dengan membeli ecobricks dari masyarakat disekitaran wilayah kerja project wings. Seharga Rp5.500/botol ecobricknya, dengan berat min 500gr-700gr.

Namira merasa kekosongan peran dalam pengelolaan sampah, khususnya di Bukit Lawang memperlihatkan bahwa sampah tidak ada nilainya untuk orang banyak. Selain kerap dikunjungi oleh turis lokal maupun mancanegara, Bukit Lawang memiliki tingkat kunjungan cukup tinggi yang membawa dampak terhadap meningkatnya jumlah sampah. Hal itu yang mendasari menjadikan Bukit Lawang sebagai tempat utama dalam mengejar target membangun Desa Daur Ulang Terbesar Di Dunia.

“Dengan demikian kami memiliki peran untuk melakukan pengelolaan terhadap sampah tersebut yang bisa dijadikan sebagai bahan pembangunan desa daur ulang. Saat ini lebih dari 30 Ton sampah plastik yang telah terserap dibangunan yang di gunakan untuk kelas anak-anak belajar, tempat staff bekerja, auditorium dan akan di bangun fasilitas lainnya,” ungkap Mira.

Namira juga melanjutkan tidak ada kendala dalam pembentukan projek ini, karena lahan dalam pembangunan yang digunakan merupakan lahan pribadi milik keluarganya yang seluas enam hektar sebagai demplot desa daur ulang, yang dimana termasuk kedalamnya miniatur hutan hujan tropis. Dengan begitu Namira menyampaikan harapan terbesarnya untuk project wings sumatra, semoga kedepannya project ini bisa meluas ke daerah lain serta memberikan manfaat untuk orang banyak dan negara.

Selain itu, Namira juga berpesan untuk seluruh anak muda agar lebih menghargai alam, sebagai bentuk memberikan alam untuk healing, karena bukan hanya manusia saja yang membutuhkan hal tersebut.

“Semakin tinggi tingkat kepedulian anak muda terhadap alam, semakin baik dampaknya untuk keberlangsungan hidup semua makhluk di bumi,” tutup Mira.

Redaktur : Taty Kristina 

Related posts

Polisi Idaman Semesta Pernah Ada, Namanya Hoegeng Iman Sentosa

redaksi

Niesya Harahap, Perempuan Asal Sumatera Utara yang Tergabung di Kelompok World Music Suarasama

redaksi

Sri Mulyani: Menteri Ekonomi dengan Segudang Prestasi

redaksi