SUARA USU
Featured Kabar Kampus Kabar SUMUT Opini

Penerapan Pendekatan Kognitif Behavioral untuk Membangun Rasa Percaya Diri pada Anak Bersama Mahasiswi FISIP USU

Oleh: Redaksi

Suara USU, MEDAN. Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan wujud relevansi antara teori yang didapat selama di perkuliahan dengan memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa untuk berpartisipasi langsung secara sistematik dan terarah dengan supervisi yang kompeten.

Saat ini kegiatan PKL sedang dilakukan oleh Mahasiswa/i semester 6 pada Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, salah satunya yaitu mahasiswi yang bernama Ade Rafiah Addini Awaliyah dengan NIM  190902004 yang menjalankan PKL 1 nya di Panti Asuhan Al-Washliyah Binjai yang dibimbing oleh Supervisor yaitu Ibu Mia Aulina, S.Sos, M.Kesos dan dimonitori oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah PKL 1 yaitu Bapak Fajar Utama Ritonga, S.Sos, M.Kesos.

Pada awal menjalankan kegiatan PKL, Ade dan kedua rekannya yaitu Elda dan Arum melakukan pengenalan dan pendekatan kepada anak-anak panti supaya kedepannya proses PKL ini dapat berjalan dengan baik tanpa rasa canggung. Kegiatan yang dilakukan untuk pendekatan diri kepada anak-anak panti, kamipun melakukan beberapa kegiatan seperti games, buka bersama, sholat berjamaah, memasak bersama dan pastinya dibersamai dengan bercerita pengalaman satu sama lain.

Pada Praktikum 1 ini mahasiswa diharapkan melakukan mini project.dengan menggunakan metode intervensi level mikro (casework). Metode ini merupakan pendekatan yang ditujukan untuk membantu individu yang mengalami masalah dengan upaya meningkatkan keberfungsian sosial individu tersebut.

Ade mengambil satu klien berinisial WS yang berusia 15 tahun yang memiliki masalah pada rasa percaya dirinya. Penyebabnya karena W mengalami ketertinggalan kelas di sekolahnya. Seharusnya WS saat ini duduk di kelas 1 SMA sesuai dengan umurnya, namun disaat WS kelas III SD WS pindah sekolah tetapi ia kehilangan surat pindahnya dan hal tersebut menyebabkan WS mengulang dari kelas I SD kembali.

Hal ini membuatnya sulit untuk berbaur dan memiliki teman, jika WS berbaur dengan seusianya ia sering diejek karena kelasnya yang tertinggal 3 tahun, jika WS berbaur dengan teman sekelasnya ia dianggap terlalu dewasa karena badannya yang juga lebih tinggi berbeda dengan teman-teman sekelasnya. Untuk membantu WS menumbuhkan rasa percaya dirinya, ade membantu WS dengan metode casework melalaui tahapan-tahapan berikut ini :

  1. Engagement, Intake, Contract : Tahap awal ini merupakan pembuatan kontrak yang dilakukan pekerja sosial dengan klien. Pada tahap ini Ade memastikan kesediaan WS untuk menjadi klien dan menyelesaikan masalahnya bersama. Dini juga Ade menjelaskan apa itu pekerja sosial dan apa tugas dan tujuan dari pekerja sosial.

  2. Assessment : Pada tahap ini Ade berusaha menggali informasi tentang apa saja yang dirasakan WS sehingga ia menajadi tidak percaya diri. Ditemukan bahwa WS menjadi tidak percaya diri karena ketertinggalan kelasnya sehingga ia sulit untuk berbaur dengan teman-temannya. Padahal sebenarnya, Ade melihat bahwa WS adalah anak yang sangat asik dan humble. WS juga diledekin teman-temannya karena tubuhnya yang tingga tetapi masih duduk dibangku sd. Hal ini membuatnya tidak nyaman untuk berbaur dengan teman-temannya.

  3. Planning : Pada tahap ini Ade mencari cara paling cocok untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi klien. Ade menggunakan pendekatan kognitif behavioral sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan masalah WS. Dengan mengubah perspektif klien dari yang berfikir negatif menjadi berfikir positif tentang dirinya bahwa “aku harus bersyukur, masih banyak diluar sana yang ingin sekolah tetapi tidak bisa sekolah seperti aku, dan badan tinggi itu karena aku mengalami proses bertumbuh dan berkembang”.

  4. Intervensi : Pada tahap ini praktikan dan klien melaksanakan strategi penyelesaian masalah yang dihadapi. Pertama, Ade memberikan edukasi untuk mengubah pola pikir WS untuk berfikir positif tentang dirinya dengan mengatakan “kamu harus bersyukur, fokus saja kepada peningkatan diri kamu, lakukan hal-hal yang menyenangkan, semua orang mengalami perubahan termasuk kamu, abaikan saja orang-orang yang meledek kamu justru jadikan ledekan itu sebagai peningkatan untuk potensi kamu, dan yang terakhir jangan lupa untuk terus beribadah kepada Allah SWT”.

Kedua, Ade memberikan tontonan film motivasi kepada WS yang berjudul “Alangkah Lucunya Negeri Ini” sebagai pacuan untuk bersyukur. Ketiga, Ade memberikan pengetahuan tentang sedikit gerakan menenangkan jikalau sedang murung yaitu dengan menyilangkan kedua tangan dan ditumpukan ke dada, kemudian tarik nafas dan buang, supaya jika WS sedang sedih maka iya tetap harus tenang.

  1. Evaluasi : Ade mengevaluasi strategi yang telah diterapkan dengan melihat bagaimana perubahan dan perkebangan mengenai percaya diri WS setelah dilakukan strategi di tahap intervensi. Ade melihat bahwa WS pelan-pelan mulai sering mengobrol dengan teman-temannya baik seusianya maupun sekelasnya. WS juga mengatakan bahwa ia sekarang lebih nyaman dengan keadaan.

  2. Terminasi : Pada tahap ini pekerja sosial melakukan pemutusan kontrak dengan klien karena dianggap sudah memiliki peningkatan dalam pengembangan sikap lebih baik daripada sebelumnya. Dan pada tahap ini Ade berharap bahwa kedepannya WS lebih percya diri dan jangan murung lagi serta jangan lupa untuk terus beribadah kepada Sang Pencipta.

Pada pertemuan terakhir Ade dan kedua temannya melakukan perpisahan bersama anak-anak dan pengurus Panti Asuhan Al-Washliyah Binjai. Kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada pihak panti yang telah memperbolehkan kami melakukan PKL I dan kepada anak-anak panti yang telah berpartisipasi sehingga pkl I kami dapat berjalan dengan baik. Akhir pertemuan kami pun meberikan kenang-kenagan kepada anak-anak dan diakhiri foto bersama.

Related posts

Fakultas Psikologi USU Resmi Rilis Satukan Hati Press

redaksi

Rekrutmen Terbuka UKM Bola Voli USU, Yuk Simak Persyaratannya!

redaksi

Menguak Sisi Lain dari Tembung

redaksi