SUARA USU
Featured Kabar Kampus Kabar SUMUT Opini

Pentingnya Penerapan Nilai-Nilai Pancasila di Masa Pandemi Covid-19

Suara USU, MEDAN. Metode kasus atau case method adalah jenis ataupun cara belajar baru bagi mahasiswa. Metode kasus merupakan pembelajaran yang mementingkan partisipasi anggota dalam memecahkan masalah atau kasus. Metode kasus mempunyai tujuan agar mahasiswa atau pembelajar dapat berpikir secara kritis, memecahkan masalah, mengembangkan kemampuan komunikasi, dan kreativitas di zaman modern ini.

Pembelajaran metode kasus ini sangat baik dilakukan oleh para mahasiswa agar lebih aktif ikut turut serta dalam mengedepankan cara berpikir kritis. Pada kesempatan kali ini, kami mengangkat tema “Penerapan nilai-nilai Pancasila di masa Pandemi”

Penelitian ini dilakukan via Zoom dengan melakukan wawancara terhadap beberapa narasumber. Kegiatan ini dilakukan oleh Mahasiswa Universitas Sumatera Utara, Yuslin Zebua (210801069) Prodi Fisika, Adelia Syahfitri (211501091) Prodi Farmasi, Sri Rehulina Tarigan (210200334) Ilmu Hukum, Natal Fernando Panjaitan (210902061) Ilmu Kesejahteraan Sosial,   Dan Tintin Robasana Silalahi (210906055) Ilmu Politik.

Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan dasar Negara Indonesia, sekaligus sebagai jati diri Bangsa Indonesia  atau pandangan hidup bangsa Indonesia pada dasarnya merupakan instrument utama dalam menumbuhkembangkan wawasan kebangsaan Indonesia (Widayanti dkk, 2018). Pancasila sebagai instrumen akan selalu melekat sepanjang masa sejalan dengan keberadaan dan gerak pasang naik dan turunnya kehidupan bangsa dan negara Indonesia.

Dalam keadaan saat ini, suatu bangsa dituntut untuk menunjukkan nilai-nilai terbaik dari ideologi kebangsaan untuk dapat mengatasi tantangan pandemi COVID-19. Keadaan ini mengandung semua nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam Pancasila, yaitu efektivitas pemerintahan yang berpadu dengan kepercayaan dan kepatuhan rakyat terhadap semua ketentuan yang diterbitkan pemerintah, serta kesadaran pada masyarakat untuk menghubungkan kepentingan perorangan dengan kepentingan masyarakat, yakni dengan menjauhi sikap egosentris yang hanya memikirkan diri sendiri.

Hal tersebut dapat diimplementasikan dengan keputusan tetap berada di rumah, tidak bepergian, dan menghindari kerumunan. Pada kesempatan tersebut, Kita juga mengapresiasi tenaga kesehatan yang telah bekerja melampaui batas panggilan. Sudah sepatutnya memberikan penghormatan kepada setiap tenaga yang bertugas atas pengabdian yang mengharukan dan profesionalitas yang menakjubkan.

Proses menanggulangi pandemi COVID-19 yang tidak mudah, membuat pemerintah memberlakukan kebijakan-kebijakan seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), isolasi lokal, larangan bepergian, serta pemberian bantuan pada masyarakat yang mengandalkan penghasilan harian. Saat pandemi Covid-19 ini masyarakat harus tetap menerapkan nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong. Gotong royong yang dilakukan masyarakat itu merupakan bukti implementasi nilai- nilai Pancasila. Budaya saling tolong membantu masyarakat dalam penanggulangan virus corona.

Untuk menjelaskan bagaimana penerapan nilai-nilai pancasila di masa pandemi ini, ada beberapa narasumber yang telah diwawancarai yaitu mahasiswa dari universitas yang berbeda yang telah dirangkum argumennya.

Dimasa pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila harus tetap dilaksanakan, namun realitanya banyak masyarakat yang tidak mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tersebut, penerapan nilai-nilai Pancasila didalam masyarakat semakin berkurang, sehingga menyebabkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan di masyarakat menghilang, hal ini terjadi akibat kurang nya kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Misalkan saja dalam kegiatan beribadah, banyak dikalangan masyarakat yang mengeluh akibat pandemi COVID-19, masyarakat merasa kegiatan mereka dalam beribadah terganggu dengan adanya batasan-batasan yang diberlakukan sejak pandemi COVID-19. Selain itu berkurang nya rasa persatuan dan kesatuan pada masyarakat yang mengakibatkan hilangnya rasa kemanusiaan di kalangan masyarakat itu sendiri, mereka lebih mementingkan Individu/golongan mereka sendiri tanpa mempedulikan kepentingan bersama sehingga menyebabkan hilangnya keadilan ditengah masyarakat.

Kurangnya pemahaman akan nliai-nilai Pancasila di masyarakat menjadi penyebab kurangnya rasa persatuan dan kesatuan serta kemanusiaan. Di saat pandemi COVID-19 ini, kami mengajak para pembaca untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila.

Sila Ke-1 melakukan cara dengan berdoa dan berserah diri kepada-Nya untuk keselamatan agar virus ini akan segera berakhir dari dunia.

Sila Ke-2 Setiap orang wajib memperlakukan satu sama lain dengan memperhatikan etika, sehingga muncul rasa memanusiakan manusia.

Sila Ke-3 Pandemi ini dapat dikalahkan dengan cara kita bersatu untuk melawannya, pada saat ini mungkin cara yang dilakukan adalah dengan menjaga jarak serta berdiam diri di rumah saja.

Sila Ke-4 Mendukung kebijakan pemerintah dalam menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) adalah salah satu cara untuk meminimalisir penyebaran COVID-19.

Sila Ke-5 Dibutuhkan sinergitas yang baik seperti kerja sama antara masyarakat dan masyarakat serta kerja sama masyarakat dan pemerintah dan bersikap adil.

Dengan hal ini, kita sebagai masyarakat Indonesia harus mengetahui betapa pentingnya nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kesadaran akan penerapan nilai-nilai pancasila sangat penting untuk kesejahteraan bersama terutama pada masa pandemi covid-19 saat ini.

Tim Penulis :

  1. Yuslin Zebua (210801069)
  2. Adelia Syahfitri (211501091)
  3. Sri Rehulina Tarigan (210200334)
  4. Natal Fernando Panjaitan (210902061)
  5. Tintin Robasana Silalahi (210906055 )

Related posts

Pelantikan BTM Aladdinsyah, S.H, Ketua Umum Ajak Untuk Berjuang Bersama

redaksi

Ilham Syahbandi : Kabinet Integritas adalah tagline PEMA Fasilkom-TI periode 2019/2020

suarausu

Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU gelar webinar OKUR “Be Confident and Spread Positivity 2020”

redaksi