Oleh: Dostama Winda Purba/Nadira Rizky Hasanah Nasution/Arga Wiratama Erlambang/Glen Pantoni Manullang/Medina Simatupang/Ulya Fachira Selima/Darrel Natanael Iqlesia Purba
Suara USU, Medan. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam tingkat, pangkat, dan starata sosial yang hierarkis. Hal ini dapat terlihat dan dirasakan dengan jelas dengan adanya penggolongan orang berdasarkan kasta.
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang tidak sedikit jumlahnya,dan bahkan bisa memasuki 5 besar negara dengan penduduk terbanyak dalam angka internasional, jumlah penduduk yang banyak inilah yang dapat menyebabkan masalah seperti pendidikan ekonomi serta kesenjangan sosial yang bisa membahayakan bagi kerukunan masyarakat dan bahkan bisa menjadi konflik antar etnis maupun suku.
Kesenjangan sosial telah menjadi salah satu isu global yang paling mendesak di abad ke-21. Fenomena ini merujuk pada ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya ekonomi, akses terhadap layanan dasar, dan kesempatan di antara berbagai kelompok dalam suatu populasi. meskipun kemajuan teknologi dan globalisasi telah membawa pertumbuhan ekonomi yang signifikan, manfaatnya sering kali tidak terdistribusi secara merata.
Kesenjangan sosial dapat didefinisikan sebagai perbedaan yang signifikan dalam hal akses, kesempatan, dan hasil antara individu atau kelompok dalam masyarakat. Konsep ini mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti pendapatan, pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan akses ke sumber daya lainnya. Para ahli telah mengidentifikasi beberapa dimensi kesenjangan sosial, termasuk kesenjangan ekonomi, pendidikan, gender, dan etnis
Kesenjangan sosial terjadi saat sumber daya yang ada di dalam suatu masyarakat tidak tersebar secara merata, yang menimbulkan pola-pola khusus berdasarkan kategori-kategori yang ditetapkan secara sosial. Kesenjangan sosial dihasilkan oleh perbedaan kekuasaan, agama, kekerabatan, martabat, ras, etnis, gender, usia dan golongan, karena itulah kesenjangan sosial dapat terjadi di lingkungan kampus.
Peran Mahasiswa Dalam Mengatasi Kesenjangan Sosial Di Lingkungan Kampus
Kesenjangan sosial di lingkungan kampus masih menjadi tantangan signifikan yang memerlukan perhatian dan tindakan konkret. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kesenjangan ini beragam dan kompleks. mulai dari kebijakan penerimaan mahasiswa yang kurang inklusif, terbatasnya program beasiswa, dan sistem pendidikan yang cenderung menguntungkan kelompok tertentu menjadi faktor struktural utama.
Secara kultural mahasiswa memiliki peran krusial dalam mengatasi masalah ini melalui berbagai inisiatif yang inovatif dan inklusif. Dengan mengambil peran aktif, mahasiswa tidak hanya berkontribusi pada penciptaan lingkungan kampus yang lebih setara, tetapi juga mengembangkan keterampilan, kepemimpinan, dan kesadaran sosial yang penting untuk masa depan mereka.
Kesenjangan sosial biasa terjadi di lingkungan tetapi tidak jarang juga terjadi di lingkungan kampus,kesenjangan sosial yang sering terjadi di daerah kampus antara lain;
· Kesenjangan ekonomi
Perbedaan kemampuan finansial yang memengaruhi akses terhadap sumber daya pendidikan dan partisipasi dalam kegiatan kampus.
· Kesenjangan akses terhadap fasilitas dan sumber daya
Perbedaan kemampuan finansial yang memengaruhi akses terhadap sumber daya pendidikan dan partisipasi dalam kegiatan kampus.
· Kesenjangan sosial budaya
Perbedaan dalam kemampuan beradaptasi dengan budaya akademik dan sosial kampus,Kesulitan dalam membangun jaringan sosial dan profesional bagi mahasiswa dari daerah terpencil atau latar belakang sosial-ekonomi rendah, Stereotip dan diskriminasi berdasarkan latar belakang etnis, agama, atau daerah asal.
Ditengah tantangan tersebut mahasiswa harus inisiatif untuk mengatasi kesenjangan sosial yang terjadi,hal hal yang bisa di lakukan oleh mahasiswa meliputi:
· Program mentoring dan tutorial sebaya:
Mahasiswa senior membimbing junior tidak hanya dalam aspek akademik tetapi juga dalam beradaptasi dengan kehidupan kampus.
· Pembentukan komunitas inklusif
Klub dan organisasi mahasiswa yang mempromosikan keberagaman membantu mencairkan sekat-sekat sosial.
· Advokasi kebijakan
Melalui badan perwakilan mahasiswa, suara untuk kebijakan yang lebih inklusif dapat disuarakan dengan lebih kuat.
· Kampanye kesadaran
Workshop, seminar, dan program pertukaran budaya menjadi sarana efektif untuk meningkatkan pemahaman dan empati antar mahasiswa.
Peran aktif mahasiswa dalam mengatasi kesenjangan sosial bukan hanya bermanfaat bagi komunitas kampus, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang yang signifikan. Selain menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif, inisiatif ini juga membantu mengembangkan soft skills dan jiwa kepemimpinan kualitas yang sangat berharga dalam dunia kerja dan masyarakat. Dalam menghadapi tantangan kesenjangan sosial, mahasiswa membuktikan diri bukan hanya sebagai penerima manfaat pendidikan, tetapi juga sebagai peran aktif dari perubahan sosial. Melalui inisiatif mereka, visi tentang kampus dan umtuk mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan inklusif guna mengatasi kesenjangan sosial.
Artikel ini adalah publikasi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan Dosen Pengampu Onan Marakali Siregar, S.Sos., M.Si.
Redaktur: Khalda Mahirah Panggabean
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.