Reporter: Jenni/Rafi/Syakirah
Suara USU, Medan. Rencana pembangunan halte di depan Posbloc Medan menuai beragam tanggapan dari masyarakat. Lokasi halte yang direncanakan berada di tengah jalan raya yang relatif sempit dan hanya satu arah menjadi perhatian utama. Banyak warga mengkhawatirkan proyek ini justru akan memperparah kemacetan di kawasan tersebut, terutama pada jam sibuk.
Menurut masyarakat setempat, halte yang berada di depan Posbloc tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat dikarenakan menyebabkan macet yang lebih parah dari sebelumnya. Dibandingkan menguntungkan, masyarakat setempat lebih merasa dirugikan dikarenakan posisi halte yang dianggap tidak strategis dan malah mempersempit ruang jalan.
Namun, di sisi lain, ada pula warga yang mendukung pembangunan halte tersebut. Mereka menilai keberadaan halte dapat memberikan kemudahan akses transportasi bagi masyarakat. “Kalau ada halte, masyarakat yang menggunakan transportasi umum pasti lebih terbantu. Ini bisa jadi solusi buat mereka yang tidak punya kendaraan pribadi,” ujar Alfi.
”Halte yang sudah dalam progress ini tidak mungkin berhenti pembangunannya, namun diharapakan agar masyarakat dan pemerintah setempat agar dapat berkerja sama agar apa yang sudah dibangun setidaknya dapat memberikan dampak positif terhadap masyarakat setempat,” ucap Surya.
Selain itu, masyarakat berharap setelah halte selesai dibangun, pemerintah dapat memastikan bahwa operasionalnya berjalan tertib. Mereka meminta adanya pengaturan ketat agar kendaraan umum hanya berhenti di halte dan tidak mengganggu arus lalu lintas.
Namun, tak semua warga beranggapan bahwa halte yang berada di depan pos bloc tersebut berpengaruh negatif terhadap keseharian aktivitas lalu lintas. Ada pula yang beranggapan bahwa halte yang berada di tengah-tengah jalan tersebut dapat menjadi ikon Kota Medan seperti halnya yang ada di Kota Jakarta.
“Kalau menurut aku sih, kalaupun gak ada halte kan sudah macet yakan, tapi macetnya tuh bukan yang macet parah. Walaupun ya agak aneh ya di tengah-tengah gitu cuman ya gak papa sih karena di Kota Jakarta pun kan ada di tengah gitu haltenya, jadi gak apa sih bisa jadi ikon” Ungkap Nazaria saat di wawancarai pihak Suara USU pada Minggu (24/11).
Redaktur: Khalda Mahirah Panggabean
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.