Oleh: Fathan Mubina
Suara USU Medan. Ranah kampus USU saat ini terdiri menjadi dua kubu besar. Terdiri dari kubu pendukung masing-masing capresma dan cawapresma, dalam menyambut pesta demokrasi yang diselenggarakan KPUM Universitas Sumatera Utara. Hal yang menjadi persoalan ialah, apakah yang akan dihasilkan dari pemilihan raya saat ini merupakan angin segar bagi mahasiswa khususnya, yang telah kehilangan pemimpin eksekutifnya selama kurang lebih 9 bulan.
Agustus yang lalu USU baru saja menerima mahasiswa baru yang berjumlah ribuan, sebutlah angkatan/stambuk 2022 yang hampir dapat dipastikan, mahasiswa baru tahun 2022 merasa asing dengan namanya PEMIRA (Pemilihan Raya), bahkan penulis sendiri yang merupakan stambuk 2021 merasa tidak mengetahui banyak seluk beluk Mengenai pemira dan bahkan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) itu sendiri, Badan Eksekutif Mahasiswa di Universitas Sumatera Utara lebih dikenal dengan PEMA (Pemerintahan Mahasiswa). Timbul pertanyaan lainnya, siapakah yang seharusnya berperan dalam mengetahui perihal PEMIRA, mahasiswa baru kah? Ataukah tugas dari rektorat untuk mengenalkan PEMIRA kepada publik?
Melihat dari sisi positifnya, maka terdapat beberapa point yang dapat dirasakan oleh mahasiswa khususnya pada mahasiswa stambuk 2021 & 2022 yang dalam tanda kutip, tidak pernah merasakan adanya sebuah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dalam ruang lingkup kampus. Maka inilah sisi positif dari diselenggarakannya PEMIRA:
- Pengenalan Tempat PEMA
Menaungi kegiatan mahasiswa secara menyeluruh merupakan salah satu tupoksi dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Saat ini yang dirasakan adalah, banyak dari kegiatan mahasiswa yang notabene tidak memiliki sebuah kepala, diambil alih oleh birokrasi (baca:ditmawa). Yang tentunya penyelenggara utamanya bukan merupakan dari mahasiswa. Hal ini berdampak pada penarikan aktivitas/ berkurangnya pengalaman mahasiswa dalam menjalankan suatu acara .
- Kembalinya Suasana Kampus
Tidak dipungkiri bahwa tidak adanya kepemimpinan mahasiswa, menjadikan kampus lebih sunyi baik kegiatan yang diadakan dalam ruang lingkup internal, maupun eksternal kampus. Maka dengan hadirnya PEMA, tentunya angin segar bagi mayoritas mahasiswa yang ingin merasakan pengalaman mahasiswa yang sebenarnya. (mahasiswa yang sebenarnya akan dijelaskan pada tulisan lain). Covid-19 merupakan salah satu yang setara dengan bom atom Hiroshima dan Nagasaki, bahkan lebih destruktif, salah satunya ialah mematikan seluruh pergerakan yang ada didalam kampus. Kembalinya suasana kampus (yang mungkin) dengan versi baru, akan segera dirasakan oleh mahasiswa baru.
- Pengontrol Kebijakan
Mahasiswa yang terkenal dengan ke-kritikannya, kembali mempunyai senjata yang dapat langsung ditodongkan kepada pihak rektorat. Salah satu kebijakan yang menurut penulis sangat fatal yaitu naiknya UKT. Kebijakan ini (baca: naik UKT) merupakan hal yang seharusnya menjadi bahasan utama kampus saat menaikkannya. Namun sayangnya, tidak adanya kepala yang dapat memicu aspirasi ataupun mediasi kepada pihak rektorat, menjadikan tidak adanya wadah yang menjadi tampungan aspirasi mahasiswa-mahasiswi dalam menyuarakan pendapat. Wujud PEMA, menjadi salah satu kebijakan pengontrol yang langsung diturunkan oleh rektorat kepada mahasiswa.
- Miniatur Negara
Perbincangan dalam kampus yang sering didengar salah satunya adalah “Kampus merupakan miniatur sebuah negara”. PEMIRA dan PEMA merupakan salah satu dari terwujudnya miniatur sebuah negara. Dan mahasiswa sebagai intelektual muda, menggunakan hal ini sebagai wujud dari pengalaman sesungguhnya, sebelum memasuki negara yang lebih luas cakupannya.
Oleh karena banyaknya sisi positif PEMIRA bagi mahasiswa baru, maka diperlukan sosialisasi mendalam bagi mahasiswa baru yang terkena dampak serba online ini untuk mengenalkan dan membangkitkan semangat euforia berpolitik dan demokrasi di kampus. Seandainya seseorang yang notabenenya adalah mahasiswa, ikut serta dalam PEMIRA merupakan hal penting untuk tidak dilewatkan!
Redaktur: Yessica Irene
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts sent to your email.