SUARA USU
Life Style

Self healing Berujung Konsumtif

Oleh: Iftikhori Lintang Prameswari

Suara USU, Medan. Hidup selalu menghadirkan banyak kejadian yang tak terduga. Tak jarang pula kejadian tersebut membawa luka yang membebani batin. Luka yang membekas dan membayangi diri kemana pun kita pergi. Hal tersebut tentunya akan sangat mengganggu dan berdampak pada produktivitas serta kesehatan mental kita.

Lantas penawar apakah yang mampu membuat jiwa pulih oleh diri sendiri? Oleh sebab itu mari kita mengenal istilah self healing. Self healing adalah proses pemulihan yang hanya melibatkan diri sendiri untuk kembali bangkit dan sembuh dari penderitaan yang dialami atau luka batin. Istilah ini kian semakin populer dikalangan muda-mudi. Berbagai cara untuk melakukan self healing beredar di media sosial. Mulai dari solo travelling, staycation, hingga berbelanja barang-barang mewah kerap kali dijadikan cara untuk melakukan self healing.

Namun ada yang perlu kita cermati bersama. Perilaku self healing yang dilakukan masyarakat sering kali memamerkan barang-barang mewah atau bahkan sebuah trip liburan dengan fasilitas yang mewah pula. Fenomena tersebut akhirnya menjadi perilaku yang konsumtif .Padahal sejatinya tak perlu barang mewah untuk merasa pulih. Fenomena yang terjadi di masyarakat semakin jauh dari makna self healing sesungguhnya.

Membeli barang-barang mewah memang memberi sensasi tersendiri, apalagi barang tersebut sudah kita idam-idamkan. Namun apakah setelah membeli barang tersebut kita pulih dari luka batin? Mungkin kita akan merasa bahagia untuk sesaat. Tetapi luka itu tetap ada. Maka dari itu perlu kita pahami bersama makna self healing. Jangan sampai niat untuk pulih malah berujung konsumtif.

Ada banyak cara untuk pulih, berhenti dari rutinitas hidup sejenak, memberi ruang untuk diri memaknai kembali arti hidup, memaafkan diri sendiri atas luka yang bersemanyam di hati adalah cara pulih yang terbaik. Walau kadang tak semua masalah bisa diatasi sendiri, namun memvalidasi perasaan dan mengizinkan diri untuk sembuh adalah langkah yang tepat agar merasa tenang.  Dan perasaan tenang tersebutlah yang kita maknai sebagai heal. Tetapi jika luka itu terlalu dalam dan diri tak mampu menyelesaikannya, segeralah menemui tenaga professional (Psikolog/Psikiater). Agar kita dapat kembali pulih dan produktif dalam menjalankan aktivitas.

Quotes

“We do not heal the past with fancy things, we heal the past by living fully in the present and forgive our self.” (Lintang)

Redaktur: Yessica Irene

Related posts

Strawberry Generation, Kreatif Tapi Mental Rapuh

redaksi

Agar Tubuh Sehat, Benarkah Kita Harus Berjalan 10 Ribu Langkah Dalam Sehari?

redaksi

Menarik, Ritual Berjalan Kaki Sebagai Bentuk Menjalani Perintah Sang Budhha

redaksi