Oleh: Rebekka Margarettha Sitorus
Suara USU, Medan. Pada era digital saat ini, terdapat perubahan pada pola kerja yang lebih fleksibel. Banyak karyawan yang saat ini bekerja dari rumah (work from home) atau menjalani sistem hybrid. Namun, perubahan pada pola kerja ini dapat berdampak pada kesulitan untuk menyeimbangkan waktu bekerja dan menjalani kehidupan pribadi (work-life balance). Oleh karena itu, Human Capital Management perusahaan kini memiliki peran penting untuk menerapkan strategi work-life balance sebagai investasi strategis agar dapat meningkatkan kinerja dan kesejahteraan para karyawannya.
Work-life balance merupakan keadaan dimana individu dapat mengatur dan membagi antara tanggung jawab pekerjaan, kehidupan keluarga, dan tanggung jawab lainnya (Nawarcono dan Setiono, 2021:162). Adanya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi tersebut diperlukan untuk mencegah stress, kelelahan, dan masalah kesehatan mental yang dapat muncul karena adanya tekanan pekerjaan yang berlebihan. Penerapan work-life balance ini dapat membuat karyawan menjadi lebih produktif karena keseimbangan kondisi yang dirasakan karyawan tersebut dapat meningkatkan kepuasannya dalam melakukan pekerjaan,
Hal ini sejalan dengan kajian literatur yang menyatakan bahwa work-life balance berpengaruh positif terhadap aktivitas yang dapat membahagiakan karyawan dan dapat menjadikannya sebagai karyawan profesional (Harahap dan Ramli, 2023:2919). Selain itu, organisasi yang menerapkan work-life balance memiliki pengaruh positif terhadap kebahagiaan dan semangat karyawan dalam menyelesaikan tanggung jawab pekerjaannya (Kholifah dan Fadli, 2022:2311). Adanya keseimbangan kehidupan kerja yang sehat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan, dimana karyawan karyawan yang memiliki keseimbangan kehidupan kerja yang baik akan lebih produktif dan berkomitmen terhadap bisnis (Hong dan Susanto, 2024:199).
Terdapat beberapa strategi work-life balance yang dapat diterapkan Human Capital Management organisasi, seperti:
1. Organisasi dapat memberikan fleksibilitas waktu bekerja yang disesuaikan dengan kebutuhan individu para karyawan, seperti mengueurs keluarga atau merawat kesehatan diri.
2. Organisasi dapat menyediakan program-program yang dapat mendukung kesehatan fisik serta mental karyawan, seperti pelatihan kebugaran dan layanan konseling yang dapat membantu karyawan mengelola stress mereka.
3. Organisasi dapat menyediakan progam pengembangan karir karyawan sesuai minat dan potensi untuk masa depan yang dapat meningkatkan loyalitas mereka.
4. Organisasi dapat menjalin komunikasi yang terbuka antara manajemen dan karyawan untuk dapat mengetahui kebutuhan dari para karyawan.
Strategi work-life balance karyawan melalui Human Capital Management ini merupakan kebutuhan yang penting dalam dunia kerja yang selalu berubah. Strategi work-life balance ini diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan motivasi, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan ke depannya. Selain itu, penerapan strategi work-life balance ini dapat berguna untuk memberikan keuntungan positif bagi organisasi.
Artikel ini adalah publikasi tugas Mata Kuliah Advanced Human Capital Management dengan Dosen Pengampu Dr. Audia Junita, S.Sos., M.Si.
Redaktur: Khalda Mahirah Panggabean
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.