SUARA USU
Life Style

Tertarik Mengamati Keadaan Sekitar, Apakah Kamu termasuk People Watcher?

Oleh : Tamara Ceria Sairo

Suara USU, Medan. Istilah people watcher menjadi sering digunakan dan diperuntukkan bagi orang-orang yang gemar mengamati keadaan sekitar dengan penuh ketertarikan dan keingintahuan yang tinggi. Secara ngga sadar mungkin kamu termasuk ke dalam barisan people watcher.

Namun, seorang people watcher tidak se-sederhana mengamati sekitar dan kemudian melupakan apa yang diamatinya. People watcher lebih dari itu. Berikut beberapa ciri seorang people watcher yang mungkin ada dalam diri kamu.

  1. Terbiasa mengamati bahasa tubuh dan interaksi sosial seseorang

Seorang people watcher tentu memiliki ingatan yang kuat dalam memahami karakteristik orang lain. Mengenali emosi kesal, sedih, marah, dan bahagia seseorang sangat mudah untuk diidentifikasi seorang peolple watcher. Mereka mengamati bahasa tubuh dan interaksi sosial orang lain tanpa terlibat langsung dengan sang objek yang diamati.

  1. Jarang berbicara dan fokus mengamati

Seorang people watcher bisa dibilang jarang berinteraksi dengan sekitar karena lebih memilih gesture yang berdiam diri dan fokus mengamati. Namun, pengamatan yang dilakukan seorang people watcher jauh dari kata penguntit. Mereka (people watcher) secara naluriah akan memposisikan diri mereka sebagai pengamat ketika berada di keramaian. Baik kamu orang yang sudah dikenal, maupun orang asing sekalipun tak luput dari pengamatan seorang people watcher.

  1. Sering disebut juga penilai

People watcher lebih mengarah kepada ā€œpenilaiā€, mulai dari cara bicara, gerak-gerik, interaksi dengan teman, atau bahkan pengamatan di media sosial. Sekilas mirip dengan observe, namun seorang pengamat tak sedetail itu. Tujuan observant biasanya mengarah ke hal-hal yang berbau sains, namun seorang pengamat biasanya melakukan pengamatan secara random dari orang yang bisa saja baru berpapasan dengannya.

  1. Menghormati batasan pribadi

Seperti pada poin di atas, people watcher berbeda dengan seorang penguntit atau stalker. Artinya, pengamatan yang dilakukan seorang people watcher tidak sampai melanggar privasi seseorang. People watcher biasanya menggunakan skill ini untuk mempelajari berbagai keunikan manusia dilihat dari perspektif kegiatan sehari-seharinya. Oleh karena itu, jadilah seorang pengamat yang walaupun memiliki rasa keingintahuan tinnggi tapi memahami batas privasi.

Konotasi seorang people watcher tidak selalu diposisikan negatif. Mereka melakukan pengamatan untuk mengenali karakter seseorang sebagai sebuah kegiatan menyenangkan yang tidak merugikan orang lain.

People watcher dan stalker tentu merupakan dua hal yang berbeda. Konotasi stalker tentu negatif karena punya maksud terselubung dan menargetkan orang yang memang ingin di-stalk. Nah, untuk seorang pengamat, yang ditargetkan bukan hanya pada satu orang, melainkan orang-orang yang ngga sengaja dilewatinya, berpapasan dengannnya, ataupun pada kejadian tak sengaja lainnya. Jadi Sobat Suara USU, apakah kamu termasuk seorang people watcher?

Redaktur : Tamara Natasya Lubis


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Tips Menjadi Panitia yang Bertanggung Jawab Sampai Akhir Kegiatan

redaksi

Sadness Paradox, Kesenangan Mendengarkan Lagu Sedih yang Perlu Kamu Ketahui

redaksi

Tips Aman untuk Kamu Si Anak Kos

redaksi