SUARA USU
Uncategorized

Toleransi Beragama antara Mahasiswa di Universitas Sumatera Utara

Sumber foto: bola.com

Penulis: Rahmi Yulida Harahap / Aqila Naurah / Wesly Hamdani / Asy Syifa Karima Br Tarigan / Rafael Faera / Lusi Fitriani / Arif Ardiansyah.

Suara Usu, Medan. Kelompok mahasiswa yang berasal dari program Mata Kulliah Wajib Kurikulum ( MKWK) Kelas Pendidikan Kewarganegaraan 11 Universitas Sumatera Utara ( USU) melaksanakan penelitian di wilayah kampus guna mengetahui bagaimana toleransi beragama antara mahasiswa di USU.

Penelitian ini dilaksanakan oleh kelompok 4 yang beranggotakan Rahmi yulida harahap, Aqila naura, Weshly hamdani, Asy Syifa karima Br tarigan, Rafael faera, Lusi fitriani dan arif yang mempelajari dan mengumpulkan informasi terkait respon dan pengalaman mahasiswa terkait dengan Toleransi Beragama.

Penelitian dilaksanakan guna untuk mengetahui bagaimana toleransi beragama dan hubungan antara mahasiswa yang berbeda agama di Universitas Sumatera Utara.

Kegiatan penelitian ini merupakan bentuk implementasi berupa praktik atau tindakan berdasarkan pada ilmu dari mata kulliah yang telah diajarkan selama perkulliahan sebagai bekal pengetahuan untuk mengetahui bagaimana toleransi beragama di kalangan mahasiswa.

Mahasiswa dilingkungan kampus berperan sangat penting pada kasus ini yaitu dimana toleransi beragama sangat diperlukan terutama dilingkungan kampus. Sebagai mahasiswa pastinya memiliki teman atau kenalan dengan agama yang berbeda pula. Namun Kembali dengan cara individu mengatasi perbedaan yang ada diantara mereka satu sama lain secara adil. Perbedaan agama ini tidak jarang memicu perpecahan disuatu kelompok. Sering terjadi Ketika seseorang tidak dapat mengontrol sesuatu baik perkataan maupun perbuatan yang dapat berdampak besar pada orang disekitar mereka. Hal ini menyangkut perbedaan, contohnya disuatu lingkungan banyak yang berbeda agama namun ada seseorang yang menganggap berbeda agama sangat buruk lalu tidak menghargai apa yang dilakukannya bahkan bisa saja mengolok-ngolok mereka yang berbeda. Salah satu perilaku yang wajib diterapkan per individu yaitu cukup menghargai keberadaan perbedaan yang ada diantara mereka tanpa memperolok agama lain.

Sejauh ysng kami ketahui jumlah mahasiswa di Universitas Sumatera Utara pada saat ini lebih dari 33.000 mahasiswa,1.000 diantaranya adalah mahasiswa asing.Dan dari observasi yang kami lakukan mahasiswa yang memeluk agama minoritas di Universitas Sumatera Utara lebih dominan banyak dibandingkan memeluk agama mayoritas, hal ini mungkin disebabkan karena Universitas Sumatera Utara adalah salah satu kampus umum yang berada di Sumatera Utara. Adapun beberapa agama yang dianut mahasiswa di kampus ini yaitu, Agama Islam, Kristen, katolik, budha dan lain sebagainya.Tapi dari perbedaan agama tersebut, tidak menjadikan konflik di antara

mahasiswa di Universitas Sumatera Utara. Justru perbedaan itu yang menjadikan mereka semakin dekat, karena bias saling bertukar pikiran,mengerti satu sama lain, saling membantu dan lain sebagainya. Toleransi antar umat beragama sangat penting karena sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia yaitu “Bhineka Tunggal Ika” yang memiliki arti meskipun berbeda-beda tetap satu jua. Dalam konteks keagamaan, toleransi diartikan sebagai sikap saling menghormati dan menghargai keyakinan orang lain serta tidak memaksakan kehendak, serta tidak mencela ataupun menghina agama lain dengan alasan apapun. Konsep toleransi beragama juga mencakup prinsip kebebasan beragama dan persaudaraan antar umat beragama. Semboyan Bhineka Tunggal Ika menjadi bukti nyata bahwa Indonesia memiliki keberagaman suku, ras, agama, dan budaya, tetapi tetap bersatu sebagai bangsa yang satu.

Pengambilan data diperoleh melalui pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan pengisian kuesioner.

Berdasarkan hasil kuesioner yang kami bagikan kepada mahasiswa di Universitas Sumatera Utara (USU), ditemukan bahwa hampir semua mahasiswa memiliki teman yang berbeda agama, dan juga lingkungan kampus dapat dianggap sebagai tempat yang sangat penting bagi mahasiswa untuk bersosialisasi dan belajar untuk memiliki sikap toleransi antar sesama mahasiswa, baik dalam hal agama, ras, atau suku.

Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa lingkungan kampus di USU sangat mempromosikan toleransi yang sangat kuat di antara mahasiswa, sehingga memungkinkan kedua belah pihak untuk merasa nyaman dan mudah dalam berkomunikasi satu sama lain. Pandangan responden mengenai perbedaan yang terjadi namun tetap tidak merugikan satu sama lain adalah sangat positif. Mereka sangat menghargai apapun yang dilakukan oleh teman mereka, baik itu dalam hal rohani maupun hal lainnya, bahkan ketika mereka melakukan kebiasaan yang berbeda dengan kebiasaan mereka sendiri. Pandangan ini menunjukkan sikap toleransi yang tinggi di antara mahasiswa, yang sangat penting dalam menjaga keharmonisan hubungan di antara mereka, terutama ketika ada perbedaan yang dapat menimbulkan konflik.

Mengenai kegiatan kemahasiswaan, hasil penelitian menunjukkan bahwa hal ini mempengaruhi tingkat toleransi mahasiswa.Hampir semua responden setuju bahwa kegiatan atau aktivitas kemahasiswaan dapat membantu mempromosikan toleransi antar mahasiswa yang berbeda agama, ras, dan suku. Hal ini dikarenakan dengan adanya kegiatan atau aktivitas kemahasiswaan, orang-orang dari berbagai latar belakang dan keyakinan dapat saling bertemu dan berinteraksi satu sama lain, sehingga meningkatkan kesadaran akan pentingnya toleransi dan kerukunan di antara sesama mahasiswa. Selain itu, dalam konteks kegiatan atau aktivitas kemahasiswaan, sikap toleransi antar mahasiswa sangat penting. Hal ini karena sikap toleransi dapat membantu menciptakan suasana harmonis di antara anggota organisasi kampus, serta memungkinkan terciptanya mufakat dan kerjasama di antara mereka. Sikap toleransi juga sangat penting untuk menghindari terjadinya perpecahan dan konflik di antara anggota organisasi kampus atau aktivitas kemahasiswaan lainnya. Oleh karena itu, sikap toleransi antar mahasiswa harus menjadi fokus utama dalam setiap kegiatan atau aktivitas kemahasiswaan di USU dan juga di seluruh dunia.

Artikel ini adalah publikasi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan Dosen Pengampu: Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si.

Redaktur: Anna Fauziah Pane

 


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Masa Depan Perpustakaan: Mengintegrasikan Tradisi Dengan Teknologi Dalam Era Digital

redaksi

Ilmu Komunikasi FISIP USU Berdayakan Remaja Hadapi Tantangan Digital Melalui Pelatihan Literasi

redaksi

Perpustakaan di Era Digital Bagi Generasi Milenial

redaksi