SUARA USU
Kuliner Life Style

Tren Budaya Kuliner Pedas Pada Remaja

Oleh: Putri Adliani Sianturi

Suara USU, Medan. Di seluruh dunia rasa pedas menjadi bagian integral dari budaya kuliner dan memiliki sejarah panjang, baik dalam penggunaan untuk membumbui, mengawetkan dan mewarnai makanan serta untuk pengobatan. Meningkatnya penggunaan bumbu pedas dalam kuliner menjadi tren utama di seluruh dunia.

Salah satu negara dengan peminat terbesar mengonsumsi makanan pedas adalah Indonesia. Tak heran jika Indonesia terkenal sebagai surganya makanan pedas hingga membuat badan berkeringat saat memakannya. Salah satunya adalah sambal ulek asal Indonesia yang termasuk ke dalam kategori makanan terpedas di dunia. Sambal ini terbuat dari cabai merah dan cabai rawit yang porsinya tak sedikit, sehingga menghasilkan rasa pedas yang sangat nendang di mulut.

Mencakup lebih dari 50% penduduk Indonesia, menu pedas merupakan makanan favorit di kalangan anak muda milenial. Bahkan, mengonsumsi makanan pedas telah menjadi tren tersendiri di kalangan anak muda saat ini.

Pada dasarnya, budaya dan makanan adalah dua hal yang saling berhubungan erat karena makanan berhubungan dengan pembiasaan tubuh, khususnya lidah. Kepercayaan suatu masyarakat tentang makanan ini pun berakibat pada kebiasaan (praktek) makan serta berakibat pula pada kondisi gizinya.

Kebiasaan masyarakat Indonesia khususnya remaja yang menggandrungi makanan pedas tidak terlepas dari faktor budayanya, salah satunya adalah karena kebiasaan kolektif masyarakat. Hal ini terlihat di setiap tempat makan yang pasti menyediakan menu makanan yang didominasi dengan cita rasa pedas. Bahkan, makanan pedas sangat variatif dalam menu hidangan di tempat makan. Selain itu, makanan pedas juga sering menjadi pelarian ketika kita merasa penat atau sedang mengalami stres. Rasa pedas yang terasa bisa mengalihkan pikiran dari segala persoalan yang tengah dialami.

Karena terlalu terbiasa dengan kuliner rasa pedas, kuliner ini pun turut dicari orang Indonesia pada situasi-situasi tertentu. Contohnya ketika musim hujan, makanan pedas selalu dicari untuk menghangatkan badan. Bahkan, jika makanan kita tidak mengandung rasa pedas, kita cenderung untuk menambahnya dengan sambal ataupun saus. Rasanya kurang afdol dan nikmat kalau makan tanpa ada rasa pedas.

Kini tersaji banyak sekali camilan dan jajanan dengan rasa pedas yang ekstrem. Biasanya, makanan pedas ini dijual berdasarkan level kepedasan dan para remaja tentu sangat menyukai makanan ekstra pedas tersebut. Beberapa kuliner pedas kekinian dan dijamin bikin kamu ketagihan antara lain seblak, cilok, ayam geprek level, bakso mercon, bakso aci, dendeng level, ayam betutu, ayam rica-rica, mie aceh, tahu jeletot dan sate taichan.

Dibalik nikmatnya makanan pedas, ternyata ada dampak buruk bagi kesehatan tubuh jika terlalu sering dan berlebihan dalam mengonsumsinya, khususnya terkait dengan masalah pencernaan. Oleh karena itu, Sobat Suara USU sebaiknya mengonsumsi makanan pedas dengan porsi secukupnya saja, ya!

Redaktur: Tania A. Putri


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Minum Air Putih Saat Perut Kosong, Simak Untuk Tahu Manfaatnya!

redaksi

Tipe Gaya Hidup Mahasiswa di Dunia Perkuliahan

redaksi

Pajri Nanas, Kuliner Khas Suku Melayu

redaksi