SUARA USU
Opini

Sejarah Universitas Sumatera Utara, Perguruan Tinggi Negeri dengan Penuh Keberagaman

Oleh: Reinhard

Suara USU, Medan. Sumatera Utara dikenal sebagai provinsi yang memiliki budaya dan adat istiadat yang luar biasa beragam. Berbeda dengan provinsi lain yang keberagamannya didominasi oleh pendatang dan cenderung homogen pada saat masa pra kemerdekaan, sejak lama Sumatera Utara sudah ditempati oleh berbagi suku dan golongan masyarakat. Cerminan keberagaman tersebut dapat dilihat dalam lingkup yang lebih kecil, yakni dalam lingkup Universitas. Universitas Sumatera Utara yang notabenenya merupakan universitas tertua di Sumatera Utara sejak lama sudah dikenal sebagai kampus tempat orang dari berbagai suku dan kebudayaan untuk menimba ilmu. Maka dari itu, tidak heran jika seluruh unsur yang terdapat dalam kampus yang berdiri di jantung Kota Medan ini terbiasa dengan adanya perbedaan.

Sejak zaman Hindia Belanda, para kaum intelektual di Sumatera Utara sudah mengimpikan adanya Universitas berkualitas yang dapat berdiri dan menjadi wadah pengembangan diri. Namun, barulah pada saat zaman penjajahan Jepang, keinginan tersebut perlahan mulai terealisasi. Dua nama besar yang juga berprofesi sebagai dokter pada saat itu, yakni dr. Pirngadi dan dr. Tengku Mansur merupakan inisiator berdirinya USU yang dahulu diberi nama Yayasan Universiteit Sumatera Utara. Atas kerjasama seluruh pihak terkait pada saat itu, Universiteit Sumatera Utara akhirnya diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952 dengan Fakultas Kedokteran sebagai fakultas pertama.

Pada saat itu, jumlah mahasiswa Universiteit Sumatera Utara hanya berjumlah 27 orang saja. Barulah setelah itu, didirikan fakultas-fakultas lain di USU, seperti Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat pada tahun 1954, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Fakultas Pertanian pada tahun 1956, serta Fakultas Teknik pada tahun 1959.
Seiring berjalannya waktu, USU terus berkembang dan berbenah. Pada tahun 1980-1990an, Fakultas Teknik USU sempat memperoleh masa kejayaannya. Karena kualitas yang dimiliki pada saat itu, USU sempat dijuluki sebagai ITB Van Sumatera. Julukan tersebut tidak hanya bergaung di lingkup Sumatera Utara saja, tetapi juga sampai ke seluruh antero Nusantara. Pada saat itu, para calon mahasiswa yang bahkan berasal dari pulau Jawa berlomba-lomba untuk dapat diterima di USU, terkhususnya Fakultas Teknik.

Oleh karena perkembangannya yang sedemikian pesat, USU menjadi perguruan tinggi yang sangat bergengsi pada masa itu, bahkan sampai menyamai level Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Intitut Pertanian Bogor yang notabenenya merupakan Universitas terbaik di Indonesia pada masa itu dan bahkan sampai hari ini.

Dari penjelasan diatas, maka kita tidak akan heran dengan keberagaman yang ada di kampus hijau ini. Sejak pendiriannya saja, masyarakat dari berbagai suku dan golongan sudah menaruh harapan besar dan rela menyumbangkan hartanya demi berdirinya Universitas yang kini menjadi kebanggan masyarakat Sumatera Utara itu. Dan setelah berdirinya pun, keberagaman bukan lagi menjadi hal yang asing di USU. Mahasiswa Sumatera Utara yang dikenal sebagai daerah yang multietnis dan multikultural, ditambah lagi dengan mahasiswa dari luar Sumatera Utara bahkan dari luar pulau Sumatera yang berhimpun di USU menjadikan USU sebagai miniatur Indonesia yang sempurna.

Melalui keberagaman yang di Universitas Sumatera Utara, kita juga dapat mengetahui bahwa Sumatera Utara, terkhususnya kota Medan merupakan tempat yang kondusif dan terbuka bagi siapa saja. Karena sejarahnya yang memang sudah multikultur, masyarakat di Medan sudah terbiasa untuk saling menghargai keberadaan satu sama lain. Dan di Universitas Sumatera Utara, keberagaman tersebut disempurnakan dengan adanya proses integrasi, saling bertukar pikiran, dan saling berbagi masukkan antar mahasiswa yang datang dari berbagai penjuru. Dengan kata lain, keberagaman tersebut membentuk suatu pola pikir yang lebih matang bagi siapa saja yang ada di dalamnya, khususnya mahasiswa.

Pada akhirnya, USU sendiri tidak akan pernah berdiri jika bukan karena inisiasi dari masyarakat Sumatera Utara dan Aceh pada saat itu yang kita kenal akan keberagamannya. Keberagaman di USU bukan hanya merupakan identitas, tetapi juga menjadi amunisi tersendiri untuk setiap mahasiswa di dalamnya untuk memperkaya pengetahuan dan mempererat tali persaudaraan. Sebagai kampus yang multietnis, sudah sepatutnya seluruh insan saling menjaga perasaan dan menjadikan keberagaman yang ada sebagai modal untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Redaktur: Khalda Mahirah Panggabean 


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Peluang Ilmu Komunikasi di Masa Depan diantara Perkembangan Teknologi Internet

redaksi

Membunuh Bahasa Sendiri

redaksi

Lampu Merah, Masyarakat Medan, dan Suara Klakson

redaksi