Penulis: Annisa Azzuhra
Suara USU, Medan. Hampir delapan bulan terhitung sejak Maret 2020 kita melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Tampaknya suka duka pembelajaran daring tidak akan berlangsung lama lagi. Wacana Pembelajaran Tatap Muka akan segera terealisasikan pada awal tahun 2021, seperti yang dikemukakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim pada Jumat, 20 November 2020. Pertemuan virtual yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri ini menghasilkan mandat tentang Panduan Penyelanggaraan Pembelajaran pada Tahun Akademik 2020/2021 selama masa pandemi Covid-19.
Dalam pertemuan ini, Nadiem Makarim menyebutkan jika kebijakan pembelajaran tatap muka sepenuhnya diserahkan kepada Gubernur untuk menentukan dibukanya sekolah dan universitas di masingāmasing daerah. Untuk mekanisme pelaksanaanya disebutkan bahwa pelajar hanya datang ke sekolah maksimal 3 kali dalam seminggu dengan waktu yang telah ditentukan serta daya tampung kelas akan dibagi menjadi 50% pada tiap pertemuan. Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan menutup tempatātempat yang menimbulkan keramaian seperti kantin, aktivitas olahraga dan ekskul.
ā Intinya hanya masuk kelas dan keluar kelas, lalu langsung pulangā, tegas Nadiem.
USU tampaknya belum memiliki persiapan khusus terhadap wacana ini. Saat kami menghubungi Humas USU, Elvie Anti pada Kamis (26/11), dia mengatakan jika saat ini belum ada pembahasan mendalam mengenai kebijakan Pembelajaran Tatap Muka, sebab USU sendiri masih mempersiapkan diri untuk pememilihan rektor periode baru.
Di sisi lain tidak sedikit mahasiswa yang sangat antusias mengenai kebijakan tersebut. Seperti Anggita Mutiara, mahasiswa semester 3 ini mengatakan jika ia sangat setuju hal tersebut diterapkan. Sebab menurutnya, pembelajaran online tidak efektif dan berdampak buruk terhadap pemahaman dan perkembangan karakter pelajar, terutama bagi mahasiswa baru.
Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Asyifa, mahasiswa baru jurusan teknik lingkungan. Ia mengatakan sangat bahagia apabila Pembelajaran Tatap Muka dapat diberlakukan segera sebab ia belum merasakan bagaimana euforia menjadi seorang mahasiswa.
Tetapi hal berbeda justru dikemukakan oleh Kalsha Nabilla, mahasiswa hukum ini mengatakan jika tidak terlalu mempermasalahkan kebijakan pembelajaran tatap muka. Namun akan lebih baik jika perkuliahan langsung dilaksanakan apabila Covidā19 telah sepenuhnya menghilang untuk menghindari meningkatnya penyebaran virus, dan lebih menyarankan agar tetap melanjutkan perkuliahan daring seperti saat ini.
Terlepas dari berbagai pendapat yang ada, para mahasiswa berharap jika Pembelajaran Tatap Muka diterapkan, maka harus memperhatikan protokol kesehatan. Seperti menggunakan masker di Ā lingkungan kampus, menyediakan tempat untuk mencuci tangan, serta meniadakan kegiatan yang menimbulkan keramaian. Dan yang terpenting mengatur mekanisme pembelajaran agar efektif sehingga tidak menyulitkan mahasiswa maupun dosennya.
Redaktur: Melisa Rh
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.