Sumber foto: gomedan.id
Oleh: Sayyidah Rachmawati
Suara USU, Medan. “Udah nunggu lama gini, eh sekali datang angkotnya udah penuh! Harus nunggu lagi deh..” Ujar Naomi Chalista yang sudah cukup lama menunggu kedatangan angkot untuk bisa pulang ke rumah setelah Full Day kuliahnya selesai.
Setelah menunggu lama untuk bisa naik angkot RMC 120P, akhirnya ia pun bisa memberhentikan angkot merah itu dan menuju perjalanan pulangnya ke Lubuk Pakam, walaupun hanya kebagian sedikit tempat duduk karena angkot yang datang dari arah Binjai itu benar-benar penuh.
Akan tetapi, angkot tersebut tidak benar-benar penuh penumpang hingga rute terakhirnya di Lubuk Pakam. Karena banyak penumpang mulai turun hanya sampai Amplas maupun Tanjung Morawa saja.
Siapa sih yang tidak ingin sampai ke tempat yang tujuan dengan tepat waktu? Angkutan umum yang dikelola oleh perusahaan angkutan umum lokal, CV Rahayu Medan Ceria (RMC) yang dikenal dengan Angkot Rahayu atau angkot merah di Medan, mengoperasikan armada jenis minibus pada jalur baru untuk rute Binjai-Lubuk Pakam (PP). Angkot ini terkenal dengan sebutan angkot merah karena warna angkot yang dominan berwarna merah. Angkot ini baru saja beroperasi pada masa pandemi di tahun 2020 lalu.
Namun pada pengoperasiannya di rute Lubuk Pakam-Binjai, angkot merah ini sangat sulit dijumpai bahkan di saat genting yang memerlukan kehadiran kita tepat waktu. Karena jarak yang cukup jauh, terkadang para mahasiswa USU tidak bisa menebak kapan mereka akan sampai di jam yang sudah diperkirakan. Hal ini dikarenakan faktor jarak dan juga faktor kemacetan. Terkadang jika kemacetan tidak bisa dihindari, yang seharusnya bisa sampai dengan waktu 1 jam, jika terjadi kemacetan akan memakan waktu hingga 2 jam. Sungguh menghabiskan waktu yang sangat lama di perjalanan.
Akan tetapi angkot RMC 120P ini adalah salah satu angkot yang sangat diminati oleh para penumpang. Karena kenyamanan penumpang terhadap kebersihan di dalam angkot, ukuran angkot yang cukup besar, tidak seperti angkot lainnya.
“Angkot 120P termasuk angkot baru sehingga kondisi mobilnya juga rata-rata cukup baik tidak seperti angkot lainnya. Selain itu angkot 120P juga termasuk angkot yang ukurannya lebih besar dibandingkan angkot pada umumnya, sehingga membuat kita lebih nyaman sebagai penumpang,” Ujar Naomi Chalista, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi USU Angkatan 2022 yang sehari-harinya menggunakan angkot RMC 120P.
Bisa dibilang, jika naik kendaraan menggunakan angkot RMC 120P ini, sering ramai namun tidak terlalu berdesakan. Jika berdesakan pun kita akan mendapatkan kenyamanan bangku empuk yang disediakan.
Jika angkot RMC 120P ini adalah angkot yang baru saja beroperasi saat masa pandemi tahun 2020 lalu, bagaimana mahasiswa USU angkatan senior yang ingin pulang pergi dari kegiatan kuliah mereka?
“Selama kuliah saya cuma naik kendaraan pribadi aja. Gak pernah naik angkot. Naik angkot pun cuman satu dua kali gak pernah naik angkot RMC 120P. Cuma naik A97. Namun ada kesulitannya jika menggunakan kendaraan pribadi, kalau tiba tiba ban bocor. Makanya kita harus pintar mengatur waktu lahhh. Kalau dulu masuk jam 8, nah jam 6 udah berangkat dari Pakam. Makanya kita sesuaikan dengan jadwal kita aja. 2 jam sebelum kita masuk wajib udah berangkat kita,” Ujar Muhammad Ilham Reza salah satu alumni mahasiswa Prodi Agroteknologi USU Angkatan 2017 yang sehari-harinya pulang pergi rute Lubuk Pakam-USU menggunakan kendaraan pribadi.
Kesimpulan: Angkot RMC 120P merupakan transportasi umum yang sangat dicari-cari oleh penumpang dengan rute Lubuk Pakam-Binjai, Binjai-Lubuk Pakam. Ditambah tarif yang setara dengan angkot pada umumnya dapat memberikan kenyamanan bagi para penumpang dari segi kenyamanan tempat duduk, sekaligus menjadi andalan mahasiswa USU yang berada di wilayah Lubuk Pakam tempat angkot tersebut mangkal.
Redaktur: Tamara Ceria Sairo
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.