SUARA USU
Film

Antara Kesetiaan dan Kehilangan : Menafsirkan “Not Friends” Sebagai Kisah Persahabatan yang Mengharukan

Sumber : .instagram.com/gdh559

Reporter : Zahra Zaina

“Not Friends” adalah film Thailand terbaru yang mengusung genre coming-of-age dan menghadirkan kisah yang penuh dengan emosi dan makna. Disutradarai oleh Atta Hemwadee, film ini merupakan debut panjang sang sutradara yang berhasil mengangkat tema-tema universal yang dapat menginspirasi banyak penonton. Film ini sebuah cerita yang menggugah emosi dan memberikan pemahaman mendalam tentang persahabatan, kehilangan, dan pertumbuhan pribadi. Film ini mengajak penonton untuk merenungkan nilai-nilai hidup yang sebenarnya, serta memahami bahwa kadang-kadang, hal-hal yang paling berharga dalam hidup tidak bisa diukur dengan angka atau statistik.

Dalam film ‘Not Friends,’ terdapat sejumlah aktor muda Thailand yang menghidupkan karakter-karakter penting dalam cerita. Tony Anthony Buisséret membawakan peran Pae dengan penggambaran siswa yang penuh tekad. Jump Pisitpol Ekaphongsit memerankan Joe dengan ceria dan hangat. Baipor Thitiya Jirapornsilp berperan sebagai Bokeh. Fluke Tanakorn Tiyanont sebagai Ping, serta beberapa peran pendukung seperti Ryu Ingkarat Damrongsakkul, Fund Natticha Chanataravareelekha, dan banyak lagi aktor muda Thailand lainnya. Kombinasi kemampuan akting yang kuat dari para aktor muda ini menjadikan “Not Friends” sebuah karya yang menginspirasi dan tak terlupakan bagi penonton yang menghadirkan dimensi-dimensi baru pada kisah persahabatan dan pertumbuhan menjadi manusia lebih baik lagi.

Kisah film ini berpusat pada seorang remaja bernama Pae yang mengalami perubahan besar dengan pindah sekolah di kelas 12. Di sekolah barunya, Pae bertemu dengan Joe, yang menjadikan Pae sebagai teman ke-150 dalam hidupnya. Namun, ketika Joe mengungkapkan bahwa manusia hanya bisa memiliki teman hingga 150 orang, Pae tidak terlalu memperdulikannya karena masih kesal dengan pemindahan sekolahnya yang tiba-tiba.

Namun, kehidupan Pae berubah drastis ketika Joe meninggal dunia akibat kecelakaan mobil setelah karyawisata sekolah. Kematian Joe menjadi titik balik dalam kehidupan Pae, yang mulai mempertanyakan makna persahabatan dan pengalaman hidupnya. Konflik muncul ketika Pae harus menghadapi tekanan dari ayahnya terkait masa depannya. Ayah Pae ingin dia melanjutkan bisnis keluarga, sementara Pae lebih tertarik untuk mengikuti impian dan ambisinya sendiri. Kesempatan muncul saat Pae mengetahui adanya lomba pembuatan film pendek di kampusnya, dengan hadiah masuk kampus bagi pemenangnya.

Meskipun awalnya tidak memiliki pengalaman dalam membuat film, Pae merasa inilah kesempatan terbaiknya. Namun, dia menghadapi kesulitan dalam membuat naskah untuk short filmnya. Segala kebingungannya mendapat titik terang ketika dia melihat foto peringatan kematian Joe, dan dia memutuskan untuk menggunakan kematian Joe sebagai inspirasi untuk filmnya. Pae mulai mempromosikan filmnya dengan berbicara tentang rasa iba atas kematian Joe, tetapi dia juga dihadapkan pada keraguan dari seorang gadis bernama Bokeh, yang mengaku sebagai teman SMP Joe. Bokeh meragukan hubungan persahabatan antara Pae dan Joe karena dia belum pernah melihat interaksi mereka.

Dipenghujung film, penonton disajikan dengan fakta baru yang mengubah dinamika cerita. Ternyata, naskah yang digunakan Pae dalam pembuatan film pendeknya adalah hasil copy dari naskah yang diajukan Joe dalam sebuah perlombaan sebelum kematiannya. Fakta ini mengungkap bahwa Joe juga mencuri naskah tersebut dari temannya, Ohm, yang menderita penyakit serius dan tidak memiliki waktu lama lagi. Ketika kebenaran ini terungkap, Pae dihadapkan pada pilihan sulit. Apakah dia tetap menggunakan naskah yang dicuri tersebut dalam film pendeknya, ataukah dia memilih jalan yang lebih jujur dan mencari naskah asli yang lebih sesuai dengan nilai-nilai yang ingin dia sampaikan?

Disisi lain, Bokeh terus meragukan hubungan persahabatan antara Pae dan Joe. Dalam perjalanan mencari jawaban atas keraguan Bokeh dan menemukan makna sebenarnya dari persahabatan dan kehidupan, Pae mengalami pertumbuhan karakter yang signifikan. Dia belajar tentang pentingnya kejujuran, pengertian, dan penghargaan terhadap hubungan yang dimilikinya.

Untuk mengetahui bagaimana cerita ini berakhir dan bagaimana semua pertanyaan dan keraguan terpecahkan, jangan lewatkan untuk menonton film “Not Friends”!

Redaktur : Khalda Mahirah Panggabean


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Pamali: Dusun Pocong- Melanggar Adat, Mengundang Bencana

redaksi

Ice cold : Murder, Coffee, and Jessica Wongso, Film Dokumenter Dibalik Kasus Kopi Sianida

redaksi

The Divine Fury, Antara Tuhan dan Iblis

redaksi