SUARA USU
Entertaiment

Bangkitnya Lagu-Lagu Jawa di Industri Musik Tanah Air

Penulis : Muhammad Fadhlan Amri

SUARA USU, MEDAN. Ada yang menarik jika kita melirik perkembangan musik tanah air sekarang ini. Di mana justru band-band serta penyanyi yang lagunya menggunakan bahasa daerah telah mampu bersaing dengan berbagai band dan penyanyi dari berbagai genre, baik dari band dalam maupun luar negeri.

Dari pulau Jawa misalnya, para penyanyi pria dan band-bandnya kini mulai banyak peminatnya dan terus bertambah. Jika biasanya lagu-lagu dengan bahasa daerah hanya diminati oleh para orang tua dan pemuda desa, kini para remaja dari kota-kota besar juga mulai menggandrungi lagu-lagu yang menggunakan bahasa Jawa.

Mulai dari lagu “Pamer Bojo” atau yang lebih dikenal dengan “Cendol Dawet” yang diciptakan dan dibawakan oleh sang maestro musik tanah air, Didi Kempot. Didi Kempot yang dikenal sebagai “The Godfather of Broken Heart” mampu menyihir telinga para remaja hingga membuat mereka bergoyang bersama lewat lantunan Cendol Dawetnya. Cendol Dawet sendiri, telah lebih dari 16 juta kali ditonton oleh pengguna Youtube sejak dirilis pada 23 November 2018 silam.

Selain Didi Kempot, banyak penyanyi muda dari tanah Jawa yang juga sukses dengan karya mereka masing-masing. Sebut saja Denny Caknan, pemuda asal Ngawi, Jawa Timur itu berhasil mendulang 1,39 juta subscribers dan lagu andalannya, Kartonyono Medot Janji, berhasil meraih 128 juta views sejak diunggah pada 5 Mei 2019 lalu.

Ada juga nama lain seperti Guyon Waton, band asal Jogja ini membawakan genre yang agak sedikit “nyeleneh”, yaitu dengan memadupadankan dangdut dengan akustik. Guyon Waton sendiri namanya mulai dikenal publik setelah merilis single mereka yang fenomenal yaitu “Korban Janji”.

Korban Janji berhasil mencuri perhatian pecinta masuk tanah air, dengan meraih 70 juta views sejak diunggah pada 14 April 2018 lalu. Korban Janji tak hanya menaikkan nama Guyon Waton, melainkan sekaligus menjadi keran pembuka bagi musisi-musisi asli Jawa dilirik, dan mendapat perhatian masyarakat.

“Kowe lungo pas aku sayang-sayange…”

“Tanpo pamit kowe ngadoh ngono wae…”

Begitulah penggalan lirik dari Korban Janji. Kalimat pertama memiliki arti “Kamu pergi ketika aku sayang-sayangnya. Disusul dengan penggalan lirik kedua yang memiliki arti “Tanpa pamit kamu menjauh begitu saja”. Lagu-lagu yang dibawakan oleh Deny Caknan dan Guyon Waton seakan tepat dengan masalah-masalah cinta yang dialami remaja kawula muda dewasa ini. Sehingga karya mereka menancap di hati para pendengar setianya.

Terlebih lagu-lagu yang mereka ciptakan, hampir seluruhnya merupakan pengalaman pribadi mereka sendiri, sehingga feel dari lagu lebih didapatkan ketika dibawakan penyanyi asli, karena berasal dari hati, bukan hanya mencari popularitas belaka.

Selain itu musik yang dibawakan juga easy listening sehingga mudah untuk dihafal dan nyaman ketika dinyanyikan berulang kali. Dipadupadankan pula dengan tabuhan kendang menghasilkan nada yang sulit untuk ditolak telinga manapun.

Sebenarnya, masih banyak penyanyi, dan band terkenal lain yang membawakan lagu dengan bahasa Jawa lainnya dan berhasl juga seperti Nella Kharisma, Hendra Kumbara, Ilux ID dengan lagu “Mundur Alon-Alon” yang bahkan juga sampai ke telinga masyarakat negri jiran Malaysia.

Namun bukan hanya popularitas mereka saja yang kita soroti, tetapi yang harus kita apresiasi adalah keberanian dan percaya diri mereka para musisi yang membawakan lagu dengan bahasa Jawa yang harus diacungi jempol.

Tentunya sebelum mereka merilis karya mereka, ada banyak pertimbangan. Mengingat citra buruk lagu Jawa yang lekat dengan penyanyi dangdut yang dicap kampungan, atau mungkin dengan biduan yang kerap berbaju terbuka dan dilabeli murahan. Mereka tetap berani dengan karya mereka dan menepis stigma negatif masyarakat yang ada.

Tak hanya itu, dengan hadirnya lagu-lagu berbahasa Jawa tadi diharapkan mampu menjadi pemantik semangat untuk penyanyi dari daerah lain untuk berkarya dengan bahasa daerah serta memperkenalkan budaya mereka.

Di tengah badai globalisasi yang terus menghampiri negeri kita, bukan tidak mungkin bahasa dan budaya daerah lainnya akan semakin tergerus kehadirannya. Tetap semangat untuk kalian, para musisi tanah air.

Redaktur Tulisan : Orsella Nuraina

Related posts

 Mantappu Jiwa: Kisah Semangat Jerome Polin dari Matematika ke YouTube

redaksi

Yura Yunita Rilis Musik Video “Dunia Tipu-Tipu” : Sebuah Definisi Mensyukuri Nikmat Tuhan

redaksi

Gaya Wes Anderson Lagi Tren, Siapakah Dia?

redaksi