SUARA USU
Life Style

Budaya Tumpuk Tengah, Langkah Kecil yang Mempermudah

Oleh: Hanna Sinaga

Suara USU, Medan. Tumpuk tengah adalah kegiatan sederhana yang dapat mempermudahkan pekerjaan di sektor FNB yaitu waiters atau pramusaji. Saat kita memesan makanan di restoran atau rumah makan sering kali kita hanya membayar dan meninggalkan jejak makanan kita seperti itu karena berpikir akan ada pramusaji yang akan melakukannya untuk kita. Pemikiran inilah yang harus kita tinggalkan dimana sebutan “pelanggan adalah raja”  tidak lagi relevan dengan keadaan bermasyarakat saat ini. Pemikiran seperti itu secara tidak langsung memicu kita untuk memiliki sifat egois dan  apatis. Bayangkan apabila keadaan sedang ramai, pramusaji pasti dituntut dengan secepatnya membersihkan meja agar regulasi pelanggan cepat terjadi. Namun ternyata yang ditemui adalah piring dan alat makanan yang berserakan, tak hanya itu pramusaji juga harus mengutip tisu bekas yang kita pakai.

Langkah sederhana yang kita lakukan yaitu “gerakan tumpuk tengah” sudah sangat membantu rumah makan atau pramusaji tersebut. Dengan langkah kecil ini, kita dapat meringankan pramusaji kalau keadaan memerlukan kecepatan mobilitasnya. Oleh karena itu, hal yang dapat kita lakukan saat sedang makan di restoran atau rumah makan lainnya adalah sebagi berikut ini.

  1. Pisahkan sisa makanan ke satu wadah yang sama
    Adakalanya makanan yang kita pesan tidak habis, langkah pertama yang dapat kita lakukan untuk melakukan gerakan ini adalah menyatukan sisa-sisa makanan atau minuman di satu wadah yang sama agar memudahkan penumpukan wadahnya. Tanpa disadari kita sudah mempermudah pekerja yang  mendapat bagian mencuci peralatan makan.
  2. Tumpuk sesuai dengan tingkatannya
    Ada baiknya saat ingin menumpuk piring, kita memperhatikan bidang peralatan makanannya. Bagian yang lebih besar atau lebar kita buat dipaling bawah hingga sampai kebagian terkecilnya. Hal ini dapat memudahkan pramusaji membawa piring dan peralatan makan lainnya.
  3. Jangan biarkan tisu atau sampah lainnya berceceran
    Fokus dalam gerakan tumpuk tengah ini  tidak hanya selesai di menumpuk saja, tetapi bagaimana kita dapat bertanggungjawab dalam membereskan apa yang telah kita telah perbuat. Saat ini, tisu yang sudah kita pakai berserakan dan kita belum terbiasa menumpuknya sendiri, seharusnya pramusaji tidak lagi harus membersihkan “benda kotor” yang telah kita tinggalkan. Kita tidak tahu apakah tisu yang ditinggalkan itu digunakan untuk apa sebelumnya. Kita semua pasti pernah menggunakan tisu untuk hal menjijikan seperti membuang  “ingus” . Kita dapat membuang bekas pemakaian tisu kita sendiri ditempat sampah rumah makan itu  sendiri.

Hal-hal kecil yang kita anggap remeh ternyata dapat berdampak besar bagi orang lain. Oleh karena itu, penting untuk terus menggaungkan gerakan “tumpuk tengah” agar tercipta rasa toleransi dan empati terhadap pekerjaan orang lain di sekitar kita.

Redaktur: Hanna Letare


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Pertolongan Pertama Psikologis yang Bisa Kamu Berikan Bagi Orang Sekitarmu!

redaksi

Anak Kos Wajib Tahu Bahaya Pola Makan Tidak Teratur!

redaksi

Investasi, Tabungan, dan Asuransi Apa Bedanya?

redaksi