(Artikel ini murni opini penulis dibuat dengan penuh kehati-hatian dan tanpa unsur kebencian)
Oleh: Muhammad Fadhlan Amri
Suara USU, MEDAN. Momen dan euforia Piala Eropa atau biasa dibilang Euro masih hangat terasa di benak masyarakat Indonesia. Ya walaupun Indonesia ga berpartisipasi di ajang 4 tahunan ini, masyarakat kita mayoritasnya adalah penggemar nomor satu olahraga bola sepak, sehingga wajar apabila euforianya juga turut terasa, bahkan menurut opini penulis pribadi Euro lebih sukses menghadirkan atmosfir dibanding Piala Dunia di Rusia 2018 lalu.
Ada banyak permain yang berhasil terorbitkan performanya di Euro ini, seperti Spinazzola dan Chiesa. Keduanya bermain sangat apik dan berhasil membawa Gli Azzuri memboyong tropi Euro, dan Football comes to Rome. Tapi ada lagi hal yang menarik di gelaran kali ini, dimana terjadi voting di Twitter untuk pemilihan lagu yang akan diputar di final Euro dan yang terpilih adalah lagu Butter dari BTS, boy band asal Korea.
Hal itu menjadi riak di sosial media, dimana para fans sepakbola kebanyakan mendukung penuh lagu Kill My Mind milik Louis Tomlinson, alumnus dari One Direction boy band asal Inggris. Namun ternyata yang mengikuti voting tak hanya penggemar si kulit bundar, tetapi juga para kpopers, utamanya loyalis BTS. Tak sedikit dari mereka yang mengampanyekan kpopers lainnya untuk ikut serta dalam voting tersebut. Namun ternyata tak semua penggemar sepakbola bisa menerima hal itu, terlebih ketika Butter menang voting, mengalahkan lagu-lagu lainnya termasuk Kill My Mind-nya Louis Tomlinson yang merupakan gaco-annya para penggemar bola.
Pun demikian, sebenarnya tak semua kpopers mendukung kampanye voting tersebut karena sepakbola bukanlah ranah yang cocok dan harus dimasuki mereka. Namun tetap, nasi sudah menjadi nasi goreng, Butter menang voting dan hasil tidak dapat dirubah. Menarik, karena kekuatan dan loyalitas kpopers sudah sangat teruji. Dimana salah satunya adalah ketika launching BTS Meal di Indonesia. Pesanan yang amat membludak membuat beberapa outlet Mc Donalds tutup lebih awal dan menciptakan kerumunan yang luar biasa banyak.
Terlepas dari pro kontra kedua peristiwa tersebut, satu hal yang bisa kita yakini adalah bahwa loyalitas yang sudah amat teruji dari para kpopers. Dan ini amat sangat bisa diarahkan untuk hal-hal yang berasaskan kemanusiaan dan kebermanfaatan. Dan hal tersebut pernah terjadi dimana ketika para kpopers berhasil mendulang donasi Rp1,4 M untuk bencana banjir di Kalimantan dan gempa bumi di Sulawesi Barat.
Kampanye yang berjalan sejak 15 Januari – 18 Januari 2021 berhasil mengumpulkan dana sebesar US$99.727 atau senilai Rp1,4 miliar. What a move! bisa kita amini bahwa loyalitas dan dukungan atau biasa disebut fandom dapat digunakan dan diarahkan kearah kemanusiaan dan kebaikan. Dengan loyalitasnya bukan tidak mungkin mereka (red-kpopers) bisa merubah dan membawa dunia ke arah yang lebih baik. Tak ada masalah sosial yang lebih besar dari kecintaan dan solidaritas mereka. Oleh karenanya loyalitas mereka harus diacungi jempol, namun disaat yang sama harus disalurkan ke hal-hal yang memberikan impact dan manfaat nyata. Petisi-petisi online mana yang tak siap mereka santap. Banyak kebaikan yang juga tercipta dari gemelut kpopers di dunia maya terlebih di Twitter, kicauan-kicauan penuh kebaikan dan membawa pesan perubahan sering terlontar dari mereka. Oleh karenanya, pesan-pesan kebaikan, perubahan-perubahan harus terus digencarkan, apapun latar belakang pemersatunya. Panjang umur hal-hal baik!
Redaktur: Yessica Irene
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.