SUARA USU
Life Style

Doodling Sebagai Kunci Fokus dan Kreativitas dalam Belajar

(Sumber : Pelajarnews.com) 

Penulis: Marnala

Suara USU, Medan. Doodling merupakan seni menggambar coretan sederhana tanpa adanya rencana dan banyak berpikir yang dapat dilakukan sambil mengerjakan aktivitas lain. Doodling termasuk ke dalam salah satu metode pembelajaran yang cukup efektif untuk meningkatkan fokus atau konsentrasi dalam hal menghafal atau memahami suatu materi. Biasanya, doodling muncul secara spontan saat sedang melamun, bosan, berfikir, atau mencari cara untuk menyalurkan kreativitas.

Metode doodling berasal dari berbagai penelitian dalam bidang psikologi dan pendidikan. Perkembangan metode ini sudah semakin meluas, banyak jurnal ilmiah yang semakin marak mengenai metode pembalajaran ini. Salah satu tokoh pembicara dan penulis, Sunni Brown telah mempopulerkan metode ini melalu bukunya “The Doodle Revolution”.

Saat melakukan doodling, biasanya seseorang menggambar bentuk-bentuk sederhana, seperti garis, bentuk abstrak, pola, atau apa pun yang terlintas di benak mereka. Awalnya, doodling sering dianggap sebagai aktivitas iseng yang menunjukkan ketidakseriusan atau ketidakfokusan. Namun, apa benar doodling adalah tanda ketidakfokusan?

Masyarakat umum sering mengganggap doodling sebagai bukti ketidakfokusan karena pelakunya terlihat tidak sepenuhnya terlibat dalam aktivitas utama. Namun, penelitian menunjukkan bahwa ini tidak selalu benar. Publikasi dalam jurnal Applied Cognitive Psychology, psikolog Jackie Andrade dari University of Plymouth di Inggris selatan menunjukkan bahwa orang yang suka mencoret-coret sebenarnya mengingat lebih banyak daripada yang tidak suka mencoret-coret ketika diminta untuk mengingat informasi yang disampaikan dengan membosankan, seperti, katakanlah, selama rapat yang membosankan atau kuliah. Hal ini terjadi karena doodling membantu mencegah “mind-wandering” atau pikiran melayang jauh, sehingga tetap menjaga perhatian seseorang pada tugas utama.

Jadi alih-alih menjadi tanda ketidakfokusan, doodling justru bisa menjadi alat untuk mempertahankan konsentrasi, terutama dalam situasi yang monoton. Doodling juga menawarkan sejumlah manfaat yang tak terduga, diantaranya sebagai berikut:

  • Meningkatkan fokus, doodling membantu otak tetap terhubung dengan aktivitas yang sedang dilakukan. Ini sangat berguna bagi mahasiswa ataupun pelajar yang ingin menghapal barbagai materi susah ataupun yang cenderung membosankan sambil tetap menjaga konsentrasi dan terhindar dari ngantuk.
  • Meningkatkan kreativitas, doodling membuka peluang bagi pikiran untuk mengeksplorasi ide-ide baru. Dengan doodling, otak bebas berimprovisasi tanpa batasan, yang dapat memicu munculnya solusi kreatif untuk berbagai masalah.
  • Mengurangi Stres dan Memberikan Efek Relaksasi, doodling memiliki efek terapeutik. Saat seseorang menggambar tanpa tekanan, tubuh mereka cenderung lebih rileks, dan kadar stres berkurang. Efek ini mirip dengan meditasi, di mana doodling membantu “melepaskan” ketegangan mental. Doodling dapat membantu melatih otak untuk tetap tenang dalam situasi yang menantang.

Penerapa metode doodling ini cukup sederhana namun efektif. Metode ini hanya membutuhkan selembar kertas kosong dan keinginan untuk tetap fokus. Dengan menggambar garis-garis acak, bentuk abstrak, atau pola sederhana, seseorang dapat memberikan “pekerjaan ringan” pada tangan dan pikiran tanpa mengganggu proses belajar. Coretan-coretan spontan bertindak seperti “penahan” pikiran, mencegah pikiran melayang ke wilayah gangguan eksternal. Sambil tangan sibuk menggambar, otak tetap terpaku pada informasi yang sedang dipelajari, menciptakan semacam jembatan konsentrasi yang unik.

Lebih dari sekadar aktivitas tambahan, doodling menciptakan koneksi tak terduga antara informasi yang dihafal dan coretan yang dihasilkan. Proses mencoret-coret ini tidak hanya membantu menjaga fokus, tetapi juga menurunkan tekanan mental. Hasilnya, mahasiswa dapat belajar dalam suasana lebih rileks dan efektif, sambil secara tidak langsung memperkuat daya ingat mereka terhadap materi pelajaran.

Redaktur: Khaira Nazira


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Penggunaan Skincare Tidak Memandang Gender

redaksi

Latto Latto Meresahkan atau Menyenangkan?

redaksi

Impian Hijau yang Terselimuti Asap: Dampak Pembangunan PLTU Batubara

redaksi