Oleh: Vimelia Hutapea/Jesika Yusnita Laoly
Suara USU, Medan. Kebun Binatang Simalingkar Medan kembali kehilangan salah satu penghuninya, Si Manis, harimau Sumatera tertua di Medan Zoo. Si Manis dikabarkan mati pada Jumat, (20/9) lalu. Harimau betina berusia 23 tahun ini dinyatakan mati karena faktor usia tua yang menyebabkan kerentanan terhadap penyakit organ dalam seperti hati, jantung, dan ginjal.
Berdasarkan hasil nekropsi yang dilakukan, ditemukan adanya benjolan berisi cairan pada hati Si Manis, serta penebalan akibat penumpukan lemak pada pembungkus jantung dan organ-organ lainnya. Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara menyatakan bahwa kematian Si Manis disebabkan oleh usianya yang sudah melewati batas maksimal harimau bertahan hidup di alam liar, yaitu sekitar 15-17 tahun.
Si Manis sendiri sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan kesehatan sejak Mei 2024. Kesehatannya terus memburuk hingga akhirnya mati pada bulan September 2024. Harimau ini telah menjadi penghuni Medan Zoo sejak tahun 2005 bersama seekor harimau lain bernama Anggi.
Kematian Si Manis menambah daftar panjang harimau yang mati di Medan Zoo dalam kurun waktu kurang dari setahun. Sejak November 2023, total enam harimau Sumatra dan Benggala dilaporkan mati di kebun binatang tersebut. Berikut daftar kematian harimau di Medan Zoo sepanjang 2023-2024:
- Erha, harimau Sumatera, mati pada 3 November 2023.
- Avatar, harimau Benggala, mati pada Desember 2023.
- Nurhaliza alias Putri, harimau Sumatera, mati pada 31 Desember 2023.
- Wesa, harimau Benggala, mati pada 22 Januari 2024.
- Sorik, harimau Sumatera, mati pada 13 Februari 2024.
- Si Manis, harimau Sumatera, mati pada 20 September 2024.
Salah seorang pemilik warung di sekitar Medan Zoo juga mengonfirmasi bahwa Si Manis mati bertepatan dengan kunjungan Wali Kota Medan, Bobby Nasution, pada hari tersebut. “Iya, kemarin Si Manis mati waktu Pak Bobby datang berkunjung,” katanya.
Dengan kematian Si Manis, saat ini Medan Zoo hanya memiliki tujuh harimau yang tersisa, terdiri dari dua harimau Sumatera dan lima harimau Benggala. Kasus kematian beruntun ini tentunya menjadi perhatian serius bagi pengelola kebun binatang, mengingat pentingnya upaya pelestarian harimau Sumatera yang saat ini terancam punah.
Redaktur: Fathan Mubina
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.