Oleh : Frisca Afrilia Nasution
Suara USU, Medan. Unit Kegiatan Mahasiswa Islam (UKMI) Al-Ilmi Fakultas Ilmu Budaya USU baru saja melaksanakan Keputrian Akbar pada Sabtu (15/1). Acara yang digelar melalui platform Zoom Cloud Meeting ini mengusung tema “HEALING: Health Education About Life Insecurity and Grieving”.
Kegiatan ini dihadiri oleh 67 partisipan dengan mengundang 2 pemateri, yaitu Ummu Asad selaku aktivis dakwah dan Dinda Permatasari Hrp, M.Psi., Psikolog. Dalam kata sambutannya, Putri Zahra Siregar selaku Ketua Panitia Keputrian Akbar 2022 membuka acara dengan memaparkan laporan ketua panitia serta berharap agar peserta medapatkan insight baru dan output yang baik melalui kegiatan ini.
“Keputrian Akbar merupakan salah satu program kerja Departemen Keputrian UKMI Al-Ilmi FIB USU yang bertujuan untuk menguatkan karakter muslimah dan sebagai wadah untuk menjalin silaturrahim antar sesama LDF di USU. Selain itu, Departemen Keputrian juga bertugas untuk mengembangkan potensi mahasiswa di bidang kemuslimahan,” jelasnya.
Pada sesi pemaparan materi pertama, Ummu Asad menjelaskan materi terkait Build Excellent Muslimah’s Identity to Avoid Life Crisis. “Banyak orang muslim yang dengan mudah meninggalkan aqidahnya. Hal ini terjadi karena mereka tidak berislam melalui proses pencarian, sehingga tidak menjadikan aqidahnya sebagai suatu kebanggaan dan meyebabkan munculnya insecurity terhadap agama dan identitasnya sebagai muslimah,” jelasnya.
Beliau juga menjelaskan tentang pentingnya berislam dengan penuh keyakinan. “Jika kita sudah sampai di titik ini, maka apapun yang menjadi syariat Allah kita akan melaksanakannya dengan percaya diri dan hati yang tenang,” tambahnya.
Pada pemaparan materi yang kedua, Dinda memaparkan materi Healing: Needs or Trends to Cover Self-Insecurities? Selain menjelaskan materi, beliau juga memberikan beberapa peranyaan kepada peserta yang dijawab melalui website Mentimeter. Pertanyaan yang diawali dengan “Bagaimana perasaanmu hari ini?” memperoleh respon yang berbeda dari setiap peserta. Mulai dari anxious, bahagia, takut, serta beberapa jawaban lainnya.
Di akhir penjelasan, Dinda juga menyebutkan bahwa kita juga harus berhenti membandingkan diri dengan orang lain yang dapat menyebabkan munculnya insecurity. “Kita sering sekali comparing diri kita dengan orang lain, sehingga menyebabkan kita mengklaim diri sebagai sesuatu yang buruk, dan pada akhirnya memengaruhi sisa kehidupan kita. Jadi, stop comparing, start improving, let’s do healing to make ourself shiny,” ungkapnya.
Redaktur: Zukhrina Az Zukhruf
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.