Reporter: Zalfaa Tirta Fallujjah
Suara USU, Medan. Siapa sih yang gak kenal dengan Ice Cream? Rasanya yang manis dengan sensasi dingin dan lembut meleleh di mulut mampu memberikan perasaan bahagia di setiap suapannya. Tidak ada batasan usia untuk menikmati Ice Cream dari yang muda sampai yang tua pasti setuju dengan kenikmatan tersendiri dari Ice Cream, hadirnya keberagaman rasa dan variasi membuat hidangan ini menjadi salah satu makanan pencuci mulut yang paling disukai di seluruh dunia.
Kelezatan Ice Cream dapat dengan mudah ditemui di berbagai tempat, mulai dari minimarket, Mall hingga di sepanjang pinggir jalan. Para pecinta Ice Cream dapat menemukan ragam pilihan harga, rasa dan jenis yang bervariasi. Di USU sendiri hadir Pak Budi, penjual Ice Cream klasik yang mengaku bisa menjual hingga 300 porsi dalam sehari. Bagi yang sudah sering datang ke perpustakaan pasti sudah tidak asing lagi dengan penjual Ice Cream di dekat pintu utama perpustakaan ini. Tampilannya yang sederhana serta sikap Pak Budi yang ramah pada setiap pelanggan menjadi alasan lain kenapa Ice Cream pak Budi ramai pembeli.
‘Ice Cream Perpus’ begitu sebutanya buka dari jam 11 pagi sampai jam 4 sore, tak perlu merogoh kocek dalam dalam hanya Rp5.000 kamu bisa merasakan Ice Cream itu meleleh di dalam mulut. Pak Budi, memiliki kisah perjalanan yang menarik. Dulunya, ia berkeliling dari kampung ke kampung menjajahkan dagangannya. Namun, kini ia memilih untuk menetap di perpustakaan USU selama 15 tahun terakhir. Keputusannya untuk menetap di sana akan menjadikannya figur yang akan dikenal terus menerus.
Pak Budi berharap agar kedepannya ada penerusnya yang dapat meneruskan berjualan di sana, entah itu dari kalangan keluarganya atau orang lain. Dengan penuh harap, ia mengutarakan, “Yah, harapan saya ke depannya ada penerus saya (untuk berjualan) di sini, entah anak saya atau siapa, kalau nanti saya sudah tidak kuat, doain semoga selalu sehat biar bisa terus berjualan lah.”
Mahasiswa yang memberikan kesaksian mengenai Pak Budi menambahkan, “Namanya berjualan, apalagi jualan makanan, gak boleh diem-diem aja, harus ramah, biar mereka (pembeli) datang lagi.”
Dalam pengalaman berkunjung ke perpustakaan USU, bagi sebagian orang, kunjungan mereka kurang lengkap tanpa membeli Ice Cream dari penjual lokal ini. “Awalnya saya skeptis dengan tampilannya yang biasa saja, rupanya rasanya enak apalagi harganya murah,” Kata Fatimah yang tidak pernah absen membeli Ice Cream tersebut setiap kali mengunjungi perpustakaan.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Fica, yang menyatakan, “Ice Creamnya itu enak dan banyak. Pertama kali beli, kelihatannya sedikit di atas roti, tapi setelah dimakan kok tidak habis-habis ya. Sedikit saran sih, mungkin rotinya bisa diganti dengan yang lebih lembut, karena yang ini agak keras, atau mungkin saya mendapat yang keras.” Dengan beragam testimonial positif, Ice Cream perpus diakui sebagai salah satu daya tarik bagi pengunjung perpustakaan.
Dengan kelezatan dan kenangan manis yang dihadirkan oleh Ice Cream klasik Pak Budi di perpustakaan USU, tidak diragukan lagi bahwa usaha beliau telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman para pengunjung. Semoga kehadiran Ice Cream klasik ini terus mengembangkan tradisi rasa yang menggoda dan memberikan kesan istimewa di hati setiap penikmatnya. Sobat Suara USU sendiri sudah pernah mencoba Ice Cream perpus?
Redaktur: Taty Kristina
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.