Oleh: Heflin Laurensia D.
Suara USU, Medan. Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) mengambil langkah proaktif dalam memberdayakan generasi muda menghadapi era digital. Melalui tim pengabdian masyarakatnya, mereka menggandeng SMP Harapan 3 Delitua sebagai mitra dalam menyelenggarakan pelatihan penguatan literasi digital yang ditujukan kepada para siswa pada 22 dan 25 Juli 2024 bertempat di Aula Kampus 2 Johor, Yayasan Pendidikan Harapan.
Pelatihan ini merupakan respons terhadap meningkatnya kasus kekerasan online yang menjadi ancaman serius bagi remaja. Yovita Sabarina Sitepu, S.Sos., M.Si., selaku ketua tim pengabdian, menjelaskan urgensi kegiatan ini. “Kita bisa melihat ya, bagaimana anak-anak sekarang, mulai dari belajar, bermain game online, bermain media sosial, selalu meningkat waktu penggunaannya di dunia cyber. Di situ banyak sekali kekerasan online yang bisa ditemui atau mereka hadapi. Bisa mereka sebagai pelaku atau bahkan menjadi korban,” ujar Yovita saat ditemui di lokasi pelatihan, Senin (22/7).
Program ini diikuti oleh 60 siswa SMP Harapan 3 Delitua, menggabungkan berbagai metode pembelajaran yang interaktif. Selain mendapatkan pemahaman teoretis melalui ceramah, para peserta juga terlibat dalam diskusi kelompok yang memicu daya kritis mereka.
Tidak hanya dosen, mahasiswa ilmu komunikasi; Farah Ramizah Alya, Heflin Laurensia Datubara, Kenzie Alexander Kelana, Putri Romawani, dan Wa Hidayah Asyura Fiestri Palari, ikut serta mendampingi dalam pelaksanaan focus group discussion (FGD). FGD diadakan sebagai bentuk praktik pengenalan kasus cyberbullying dan mendiskusikan respons dan solusinya.
Salah satu highlight dari pelatihan ini adalah sesi praktik langsung di mana siswa dibimbing untuk menciptakan konten kampanye anti kekerasan online. Kegiatan ini tidak hanya mengasah kreativitas, tetapi juga memberi kesempatan kepada peserta untuk menjadi agen perubahan di lingkungan digital mereka.
“Kami ingin mengubah paradigma remaja dari sekadar konsumen pasif menjadi kreator konten yang bertanggung jawab. Dengan demikian, mereka tidak hanya bisa melindungi diri, tapi juga mampu menyebarkan pengaruh positif di media sosial,” tambah Yovita.
Wakil Kepala SMP Harapan 3 Delitua, Ahmad Razali, M.Sos., menyambut antusias inisiatif ini. “Di tengah maraknya penggunaan media sosial di kalangan pelajar, pelatihan semacam ini sangat relevan dan dibutuhkan. Kami berharap siswa-siswi kami bisa menjadi pionir dalam menciptakan lingkungan digital yang sehat dan aman,” ungkapnya.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini sejalan dengan Gerakan Literasi Digital Nasional yang digagas pemerintah. FISIP USU berkomitmen untuk melanjutkan dan memperluas jangkauan program serupa ke sekolah-sekolah lain di Kota Medan.
“Ini baru langkah awal. Ke depan, kami berencana untuk menjangkau lebih banyak sekolah dan komunitas. Tujuan akhirnya adalah menciptakan ekosistem digital yang lebih aman dan produktif bagi generasi muda,” tutup Yovita.
Dengan inisiatif ini, FISIP USU membuktikan perannya tidak hanya sebagai lembaga pendidikan tinggi, tetapi juga sebagai katalis perubahan sosial yang positif di era digital.
Redaktur: Khalda Mahirah Panggabean
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts sent to your email.