SUARA USU
Opini

Jagalah Satwa Karena Kita Manusia!

Penulis: Muhammad Syawal Akbar, Gracyan Eukario

Suara USU, MEDAN. Satwa. Apa yang akan muncul pertama kali di pikiran kamu saat mendengar kata satwa? Hewan liar mungkin akan menjadi opsi yang muncul di benakmu. Satwa dan manusia di sepanjang sejarah memiliki hubungan yang baik. Dimulai dari masa dimana belum ada teknologi, manusia sangatlah bergantung kepada satwa, kuda misalnya. Namun, bagaimana dengan masa kini?

Di era yang serba modern saat ini, semua fokus mengarah ke arah pembangunan. Gedung tinggi dengan kaca yang lebar menjadi pilihan utama manusia untuk terus mengeksploitasi lahan hutan, seakan manusia lupa bahwa satwa juga memiliki kehidupan di dalamnya. Jika kita berbicara mengenai satwa, tentu akan berhubungan dengan Hutan. Dalam UU 41 tahun 1999, hutan ialah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang persekutuan alam lingkunganya tidak bisa dipisahkan. Sayangnya, hutan yang merupakan habitat satwa kini mulai tak berguna, dan terus menerus dikikis keberadaanya. Hutan bukan lagi dianggap sebagai sistem penyangga kehidupan satwa dan manusia, melainkan sebuah lahan uang yang perlu dikonversikan.

Satwa adalah makhluk hidup yang perlu disadari keberadaannya. Indonesia memiliki banyak satwa endemik yang cantik-cantik dan harus kita jaga. Tak perlu heran, karena hutan kita adalah hutan hujan tropis terbesar ke-3 di dunia dengan tingkat biodiversity yang tinggi. Dengan adanya satwa endemik, seharusnya bisa menjadi peluang Indonesia menyediakan tempat tumbuh untuk satwa hidup dan terus melestarikan warisan budaya.

Ekowisata mungkin bisa menjadi alternatif kita sebagai manusia untuk tetap menjaga. Namun, juga menikmati satwa dan hutannya tanpa merusaknya. Tak hanya untuk domestik, ekowisata di masa kini juga bisa mencapai internasional. Dengan perawatan dan pelayanan yang baik dalam menjaga satwa dan lingkungannya di ekosistem ini sehingga bisa mengenalkan nama Indonesia pada dunia dan bisa menarik lebih banyak wisatawan. Fakta menariknya, orang-orang yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka di luar ruangan untuk menonton binatang liar atau berjalan-jalan di hutan alami, cenderung tidak menderita stress dan komplikasi terkait stress. Cocok, bukan? Jadi solusi untuk kalian yang pusing banyak tugas jalan-jalan liat satwa liar? hihi (dilansir dari merdeka.com).

Satwa bukanlah makhluk yang semakin lama harus punah dan tidak diperdulikan karena akan ada generasi mendatang yang membutuhkan kehadiran satwa ini. Kestabilan ekosistem dari masa ke masa adalah kuncinya. Oleh karena itu, marilah kita jaga satwa kita karena kita manusia juga membutuhkan mereka! Kita jaga satwa karena kita manusia. Masih manusia, kan?

Redaktur: Wiranto Asruri Siregar


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Normalisasi Bahasa Kotor di Kampus, Mengancam Etika dan Moral Mahasiswa. Mengapa Kita Harus Peduli?

redaksi

Dari BTS Meal hingga Euro, Baiknya Loyalitas Kpopers Disalurkan untuk Kebermanfaatan

redaksi

Alat Tulis di Era Digital, Masihkah Mahasiswa Membutuhkannya?

redaksi