Oleh: Jesika Yusnita Laoly/Zalfaa Tirta
Suara USU, Medan. (19/09) Pemilihan Raya (Pemira) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sumatera Utara (USU) 2024, yang sebelumnya menimbulkan kontroversi, akhirnya mendapat tanggapan resmi dari Ketua Panitia Pelaksana (KPUM) Pemira USU, M. Alvi Satrianda. Melalui akun Instagram resmi Panitia Pelaksana Pemira USU (@officialkpumusu2024), Alvi menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh mahasiswa terkait kebijakan yang dianggap kontroversial.
Dalam pernyataannya, Alvi mengakui adanya kesalahan formal yang dilakukan oleh panitia dalam menetapkan kebijakan dan peraturan Pemira tahun ini. Dia menegaskan bahwa panitia akan meninjau ulang seluruh kebijakan yang telah ditetapkan setelah mempertimbangkan kritik dan masukan dari mahasiswa.
“Mewakili panitia pelaksana, saya mengakui adanya kesalahan formal yang telah terjadi. Kami meminta maaf kepada seluruh mahasiswa USU dan merasa perlu untuk meninjau ulang serta memperbaiki peraturan yang sudah ditetapkan,” ujar Alvi dalam video yang diunggah di akun resmi Panpel Pemira USU.
Kontroversi ini muncul pada 4 September 2024, ketika panitia mengumumkan persyaratan baru bagi pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua BEM USU. Salah satu yang menjadi sorotan adalah biaya pendaftaran sebesar Rp 3 juta, yang dinilai membatasi kesempatan mahasiswa yang ingin mencalonkan diri, terutama mereka yang memiliki keterbatasan finansial.
Selain biaya pendaftaran yang dianggap memberatkan, panitia juga menetapkan sejumlah persyaratan lain, seperti pengumpulan dukungan dari 1.600 mahasiswa, IPK minimal 3,0, serta dokumen administratif seperti Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dan Surat Keterangan Tidak Terlibat Narkoba. Persyaratan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan mahasiswa, yang merasa aturan tersebut dapat menghambat partisipasi dalam Pemira.
Dalam pernyataannya, Alvi juga mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa yang telah memberikan kritik. Menurutnya, kritik tersebut menunjukkan bahwa demokrasi di USU masih hidup dan berjalan dengan baik. Panitia berkomitmen untuk melakukan revisi terhadap kebijakan yang ada, termasuk menyesuaikan timeline pelaksanaan Pemira, agar lebih inklusif dan terbuka bagi seluruh mahasiswa.
“Saya berterima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang telah mengkritisi kebijakan kami. Ini menunjukkan bahwa demokrasi di USU masih hidup dan berkembang dengan baik,” tutupnya.
Redaktur : Grace Pandora Sitorus
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.