Oleh: Regita Ayuni Putri Ginting
Suara USU, Medan. Beberapa dari kita mungkin dipercaya sebagai tempat ternyaman bagi seseorang untuk berkeluh kesah. Karena terkadang, seseorang butuh didengar, butuh validasi dari orang lain, dan butuh tanggapan dari orang yang diajak bercerita. Namun, apakah semua orang bisa merespon cerita atau curhatan orang lain dengan benar?
Bagi kamu yang sering kebingungan bagaimana merespon curhatan teman, terutama orang yang mempercayai kita, tulisan ini mungkin dapat membantu kamu agar kamu tidak salah respon, ikutan baper, atau bahkan memperburuk suasana hati si pencurhat.
Pertama, ketika teman ingin bercerita, kamu harus meluangkan waktumu terlebih dahulu. Hal ini berguna agar ketika mereka bercerita, pikiranmu tidak ke mana-mana alias kehadiranmu tidak hanya sebatas fisik saja, sehingga kamu dan temanmu bisa sama-sama nyaman.
Kedua, beri mereka kesempatan untuk meluapkan perasaan mereka. Caranya adalah dengan tidak menginterupsi mereka sebelum selesai bercerita karena seseorang merasa dihargai ketika omongan mereka disimak dengan baik. Terkadang, seseorang hanya butuh didengar dan tidak ingin digurui. Walaupun tak jarang yang membutuhkan masukan dari kita, kamu perlu ingat bahwa jangan pernah membandingkan pengalaman kita dengan apa yang mereka alami. Karena belum tentu mereka ingin mendengar pengalaman kita.
Ketiga, validasi isi cerita mereka. Hal ini bisa kamu lakukan dengan cara mengulang dan mengonfirmasi kembali cerita mereka. Kamu juga bisa menanyakan apa yang belum kamu ketahui jawabannya agar mereka bisa lebih terbuka. Dengan begitu, tidak terjadi kesalahpahaman dari apa yang kita tangkap. Selain itu, hal ini juga dapat memberi tahu mereka bahwa cerita mereka didengar.
Keempat, jangan pernah melewati batas dan hargailah privasi mereka. Hindari perilaku memaksa untuk menceritakan hal-hal yang tidak ingin mereka bahas. Karena jika dipaksa, pasti akan membuat mereka terbebani dan tidak nyaman atau bahkan dapat merusak poin-poin dari curhatan itu sendiri.
Terakhir, tawarkan bantuan. Kamu mungkin dapat membantu mereka dengan cara memberikan saran, pengalaman, waktu, tenaga, atau materi. Namun tetap perlu diingat bahwa hal ini juga harus sesuai dengan kapasitas dan kemampuanmu.
Menjadi pendengar yang baik sejalan dengan membangun hubungan yang baik. Dengan menjadi pendengar yang baik, circle sosialmu pasti akan menjadi lebih sehat karena ada hubungan timbal balik yang positif. Karena tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat mungkin kamu yang butuh cerita dan butuh didengar.
Redaktur : Valeshia Trevana
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.