Suara USU, MEDAN. Seperti kita ketahui bersama bahwa sejak beberapa bulan yang lalu perpustakaan USU resmi melakukan sistem layanan tertutup atau Close Access. Hal itu menyebabkan seluruh mahasiswa/i USU tidak bisa lagi merasakan hak-hak yang seharusnya dapat dirasakan secara langsung.
Mengapa begitu? Akibat diberlakukannya Close Access, seluruh mahasiswa/i USU hanya bisa merasakan fasilitas yang diberikan secara online. Misalnya ketika hendak meminjam buku, kita tidak bisa lagi datang langsung ke perpus dan meminjam buku secara langsung, melainkan kita diharuskan mengisi sebuah G-form. Arahan yang kurang jelas terkait bagaimana sistem dan kapan buku dapat diambil pun membuat timbulnya kebingungan.
Tak hanya peminjaman buku yang terhalang, biasanya mahasiswa juga dapat mengakses WiFi dan menikmati bacaan di perpustakaan yang sekarang tak bisa kita rasakan. Padahal, perpustakaan USU merupakan salah satu fasilitas kampus yang sangat penting dan sangat dibutuhkan, namun mengapa untuk mengakses fasilitas tersebut pada saat ini sangat sulit?
Hampir setiap hari tentunya kita membutuhkan sebuah buku untuk menunjang dalam proses pembelajaran dan perpustakaan USU memiliki ketersediaan buku yang lengkap. Perpustakaan juga meningkatkan minat baca dan literasi mahasiswa yang kian hari kian turun kala pandemi seperti ini.
Rasanya sangat tidak adil jika fasilitas penunjang pembelajaran seperti perpustakaan USU hanya bisa diakses secara online, sementara fasilitas kampus lain yang tidak memiliki kaitan dan urgensi untuk pembelajaran saat ini masih beroperasi. Bank-bank di USU, cafe yang menciptakan kerumunan bisa dijalankan tetapi mengapa kita begitu tertutup dengan perpustakaan?
Akan lebih bijak jika dapat diambil tindakan lain, seperti misalnya membatasi jumlah pengunjung dan peminjaman buku di perpustakaan USU setiap harinya. Membuat waktu untuk perpustakaan apat diakses menjadi lebih singkat, lalu mewajibkan seluruh mahasiswa/i yang memasuki wilayah perpustakaan untuk mematuhi protokol Covid-19. Dengan begitu setidaknya fasilitas perpustakaan USU masih dapat diakses dan dinikmati secara langsung, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Karena nafas literasi dan nafas akademisi jauh lebih penting dibanding hanya ketawa-ketiwi di warung kopi.
Redaktur: Muhammad Fadhlan Amri
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.