Oleh M. Ghozi Muzakki
Suara USU, Medan. Mahasiswa sering kali berada di persimpangan hidup yang penuh dengan tuntutan. Skripsi, tugas kuliah, organisasi, dan impian karier di masa depan menjadi bayangan yang tak pernah lepas dari pikiran. Di balik hiruk-pikuk aktivitas tersebut, ada satu hal yang tanpa sadar kita korbankan, yaitu diri kita sendiri. Ambisi membuat kita berani bermimpi besar, mengambil langkah maju, dan berusaha lebih keras dari sebelumnya. Namun, ada satu hal penting yang sering kita abaikan: ambisi tanpa keseimbangan bisa membuat kita lupa akan diri kita sendiri.
Kita berusaha keras untuk menjadi yang terbaik. Setiap pencapaian menjadi tolok ukur keberhasilan, dan kita terus terpacu untuk lebih lagi. Banyak dari kita yang merasa bahwa kita harus terus berlari, karena jika berhenti, kita akan tertinggal. Tertinggal dari teman-teman yang sudah mulai bekerja di perusahaan besar, dari rekan-rekan yang selalu hadir di berbagai kompetisi nasional, atau bahkan dari sosok diri kita di masa depan yang penuh ekspektasi. Tak jarang, ada rasa takut yang mendorong kita. Takut terlihat kurang kompeten, takut tidak sesuai ekspektasi orang tua, atau takut tertinggal dari teman-teman yang seolah sudah melangkah jauh lebih dulu. Namun, dalam semua itu, kita sering melupakan bahwa menjadi manusia lebih dari sekadar mengejar target. Ambisi memang penting, tapi ketika kita hanya fokus mengejar tujuan besar tanpa peduli pada diri sendiri, hidup mulai kehilangan maknanya.
Setiap dari kita pasti pernah merasa, “Aku harus terus produktif, kalau tidak, aku akan tertinggal.” Namun, kenyataannya, semakin kita memaksakan diri, semakin jauh kita dari kebahagiaan. Kita lupa bahwa di balik segala prestasi, ada kebahagiaan sederhana yang sering kita abaikan, duduk bersama teman, berbincang tanpa beban pikiran, menikmati sore di bawah langit, atau sekadar memberikan waktu untuk diri sendiri.
Setiap harinya kita terjebak dalam rutinitas. Bangun pagi, masuk kuliah, pulang malam dengan tubuh yang lelah. Hanya demi mengejar impian, kita memaksakan diri untuk bekerja di luar batas. Kapan terakhir kali kita berhenti sejenak dan benar-benar menikmati perjalanan ini? Bukankah hidup seharusnya lebih dari sekadar berlari tanpa henti? Di tengah semua kesibukan, kita sering lupa bahwa kita bukanlah mesin. Kita adalah manusia yang butuh merasakan setiap momen, bukan sekadar melewati hari demi hari dengan pikiran tertuju pada masa depan yang belum tentu seperti yang kita bayangkan. Berhenti sejenak bukan berarti menyerah.
Pada akhirnya, kita merasa hampa. Mencapai banyak hal, tapi tidak benar-benar merasa puas. Di setiap pencapaian, ada kekosongan yang tak terisi. Mungkin, ini terjadi karena kita terlalu fokus pada apa yang ingin diraih, dan melupakan makna penting dari setiap prosesnya. Kebahagiaan itu hadir di saat ini dan di setiap saat, bukan setelah semua mimpi tercapai, bukan di akhir perjalanan. Saat kita terus berlari tanpa henti, kita melewatkan momen-momen berharga yang sebenarnya dapat membuat kita merasa lebih hidup.
Kapan terakhir kali kamu benar-benar bertanya pada diri sendiri, apakah semua ini sepadan? Jika setiap pencapaian hanya membuatmu merasa lebih lelah dan jauh dari dirimu sendiri, mungkin sudah saatnya berhenti sejenak. Kebahagiaan itu tidak selalu ada di garis akhir. Terkadang, ia justru hadir dalam setiap langkah kecil yang kita ambil, jika kita mau menyadari dan menikmati. Pada akhirnya, hidup ini bukan tentang siapa yang bisa mencapai paling banyak dalam waktu tercepat. Hidup bukanlah perlombaan, tapi hidup adalah tentang perjalanan. Dalam setiap langkah, kita berhak untuk berhenti, beristirahat, dan menikmati pemandangan di sepanjang jalan. Sebab, menjadi manusia bukan sekadar soal berprestasi. Menjadi manusia adalah tentang merasakan, memahami, dan menikmati setiap momen, tanpa harus selalu terburu-buru mengejar apa yang belum pasti. Di tengah segala kesibukan dan tekanan hidup apapun itu, penting untuk selalu ingat untuk “jadi manusia”.
Redaktur: Hanna Letare
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.