SUARA USU
Kuliner

Mahasiswa Administrasi Bisnis USU Menganalisis Bauran Pemasaran (4P) Sunthai Tea di Masa Pandemi

Oleh: Anggi Lisnadianti (006), Nurjannah (007), Desy Indah Lestari Dalimunthe (013), Ayu Tri Lestari (017), Umi Hasanah (024), Eji Aminullah (029)

  • Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU di atas, bersama Onan Marakali Siregar sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Strategi dan Kebijakan Pemasaran, menganalisis bauran pemasaran sejumlah UMKM. Kali ini, UMKM yang dianalisis adalah Sunthai Tea yang berlokasi di Stabat, Sumut.

Melihat kondisi perekonomian yang menurun akibat pandemi, mengakibatkan beberapa sektor terkena dampaknya. Misalnya saja adalah sektor UMKM. Dalam menangani dampak tersebut, ada UMKM yang mampu bertahan dan ada pula yang tidak mampu bertahan. Salah satu UMKM yang mampu mempertahankan bisnisnya di tengah dampak pandemi ini adalah Sunthai Tea. Sunthai Tea merupakan sebuah UMKM yang berada di Jl. Medan Banda Aceh, Stabat, Medan. Sunthai Tea merupakan bisnis minuman yang menjual Thai tea yaitu teh dari Thailand yang saat ini sedang tren di kalangan masyarakat. Selain itu, mereka juga menjual minuman freshmilk dengan topping boba.

Sunthai Tea didirikan pada 1 November 2019 dan dimiliki oleh anak muda berusia 21 tahun bernama Ahmad Ikhsan Maulana. UMKM milik Ahmad Ikhsan Maulana terbilang cukup baru keberadaannya, namun sudah mampu mempertahankan eksistensinya di pasar. Ahmad Ikhsan Maulana selaku owner dari Sunthai Tea menjelaskan bahwa usahanya tidak terlalu terpengaruh oleh dampak negatif dari pandemi Covid-19. karena menurutnya, pelanggan sekarang banyak yang memesan melalui gofood serta pemasaran juga dilakukan secara online melalui media sosial.

Namun, walaupun tidak terlalu terpengaruh, Sunthai Tea tetap mengalami kendala pada saat awal masa pandemi. Yaitu saat sekolah diubah menjadi online. Karena lokasi outlet 1 Sunthai Tea tepat berada di depan SMAN 1 Stabat, maka sempat terjadi penurunan volume penjualan. Biasanya saat siswa istirahat atau pulang sekolah, outlet Sunthai Tea selalu ramai diserbu anak sekolah. Namun selama pandemi tidak lagi. Kesulitan itu tak berlangsung lama, sebab setelah beberapa minggu volume penjualan Sunthai Tea kembali mengalami kenaikan karena konsumen tetap bisa memesan Sunthai Tea melalui gofood ataupun datang langsung ke outlet.

Ahmad Ikhsan Maulana juga menjelaskan Sunthai Tea mengalami peningkatan kembali karena mahasiswa yang tinggal di daerah Stabat yang awalnya merantau ke luar kota kembali pulang ke Stabat karena kuliah online. “Maka ini juga berpengaruh terhadap volume penjualan Sunthai Tea. Dimana Sunthai Tea bisa menemani para mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas. Di samping itu, Sunthai Tea terus berinovasi sehingga konsumen menyukai produk-produknya yang memiliki ide fresh,” kata Ahmad.

Menurut Ahmad, selama Covid-19, strategi pemasaran yang dilakukan Sunthai Tea tidak ada perbedaan. Perkembangan Sunthai Tea yang berdiri sejak November 2019 juga menurutnya terjadi selama pandemi.

Seperti yang kita ketahui, produk minuman seperti Sunthai Tea saat ini keberadaanya sudah sangat banyak pesaingnya. Ahmad Ikhsan Maulana sebagai owner menyikapi persaingan dengan spiritual seperti memperkuat ibadah, restu orang tua dan keluarga, bersyukur, dan terus melakukan inovasi. Berdasarkan penjelasan Ahmad, Sunthai Tea melakukan inovasi dengan membuat menu-menu baru yang disukai konsumen. Selain itu Sunthai Tea juga berusaha meningkatkan pelayanan, dengan mengutamakan pelayanan kepada pelanggan. Yaitu memperbolehkan konsumen request minuman yang akan dibeli; seperti request agar lebih manis atau sedikit es, dan membuka kesempatan untuk konsumen memberikan saran kepada sunthai tea tentang produknya.

Adapun tanggapan dari setiap konsumen mengenai kondisi Sunthai Tea di masa pandemi Covid-19 yaitu sistem penjualannya banyak dilakukan online, mengingat selama pandemi segala aktivitas baik sekolah, kuliah, dan kerja banyak yang dirumahkan. Sunthai Tea juga sering memberikan promo-promo menarik agar konsumen di Stabat dan sekitarnya sering membeli makanan dan minuman mereka.


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Lebaran dan Lontong Tak Dapat Dipisahkan

redaksi

Sala Lauak, Cemilan Khas Pariaman Yang Wajib Kamu Coba

redaksi

Tren Budaya Kuliner Pedas Pada Remaja

redaksi