Reporter: Nurur Rahmah
Mahasiswa Universitas Sumatera Utara dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Komunikasi, mengadakan kampanye Gema Serodja untuk memperkenalkan dan mempromosikan kekayaan budaya Melayu kepada masyarakat luas. “Gema” berarti suara yang terus berulang dan menyebar, sedangkan “Serodja” melambangkan kemurnian dan integritas. Kampanye ini bertujuan untuk melestarikan budaya Melayu dengan cinta, meskipun dunia terus berubah. Fokus utama dari Gema Serodja meliputi kesusastraan Melayu, tarian khas Melayu, dan permainan tradisional Melayu.
Kampanye ini dilakukan secara online melalui media sosial Instagram dan TikTok @gemaserodja, dan juga akan diadakan secara offline pada tanggal 5 Oktober 2024 di SD Swasta Mulia serta 7 Oktober 2024 di Fisip USU. Kegiatan offline ini akan berfokus pada permainan tradisional Melayu, di mana audiens diajak bermain permainan seperti congkak dan gasing, dan lain-lain, sedangkan kampanye online untuk cakupan yang lebih luas mengenai kebudayaan Melayu yang akan ditampilkan lewat konten-konten di media sosial Instagram @gemaserodja.
“Untuk kampanye offline, kami akan fokus pada permainan tradisional Melayu. Kami mengundang anak-anak SD dan mahasiswa untuk berpartisipasi,” ujar Farhan, Manajer Umum Gema Serodja. Adapun beberapa pihak yang bekerjasama dalam kampanye ini yaitu IM3I (Ikatan Muda Mudi Melayu Indonesia), Taman Bacaan Tengku Luckman Sinar. Kerjasama ini dilakukan untuk mendukung kampanye dan menambah pengetahuan mengenai kebudayaan Melayu.
Diharapkan, melalui kampanye ini, masyarakat dapat lebih mengenal kebudayaan Melayu sebagai salah satu etnis asli Sumatera Utara. Farhan menambahkan, “Kami berharap orang-orang lebih mengenal kekayaan budaya Melayu, mulai dari sastra, tarian, musik, hingga permainan tradisional.” Ia juga berharap siswa SD dapat kembali mengenal permainan tradisional dan mengurangi ketergantungan pada gadget.
Selain itu, melalui Gema Serodja, diharapkan siswa SD dapat kembali mengenal permainan tradisional dan mengurangi penggunaan gadget. “Kampanye offline ini ditargetkan untuk siswa SD, agar mereka semakin mengenal permainan tradisional. Kami berharap dengan kehadiran kami, anak-anak dapat bermain permainan ini di rumah, menggantikan penggunaan gadget,” tutupFarhan.
Redaktur: Hanna Letare
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.