Oleh : Habibullah Al Magribi Muhammad
Suara USU,Medan. Sebagai manusia, kita selalu hidup dengan ekspektasi. Ekspektasi misalnya dalam pekerjaan atau akademik atau bahkan menjadi diri sendiri. Ekspektasi yang kita terima seringkali negatif atau positif. Namun, tahukah Anda bahwa ekspektasi sangat penting dalam menciptakan motivasi? Kaitan antara ekspektasi positif dan motivasi dijelaskan oleh fenomena yang disebut “Pygmalion effect”.
Pygmalion effect didefinisikan sebagai fenomena psikologis yang menjelaskan bahwa semakin baik ekspektasi yang diterima atau diterima seseorang maka akan semakin baik kinerja seseorang. Dengan kata lain, ekspektasi positif yang kita tempatkan pada orang lain memengaruhi motivasi mereka agar sesuai dengan ekspektasi kita. Fenomena ini merupakan semacam self-fulfilling prophecy, yaitu suatu keadaan dimana harapan individu mengarah pada upayanya untuk memenuhi harapan tersebut.
Istilah Pygmalion sebenarnya berasal dari mitologi Yunani, yaitu kisah Pygmalion, seorang pematung yang jatuh cinta pada salah satu patungnya. Pygmalion berharap patung itu benar-benar dihuni oleh seorang wanita. Suatu hari keinginannya menjadi kenyataan. Kisah ini memulai fenomena Pygmalion seperti yang terlihat melalui keinginan dan harapan Pygmalion.
Pygmalion Effect dibandingkan secara rinci dengan siklus. Siklus ini menjelaskan bahwa ekspektasi kita yang tinggi terhadap orang lain memengaruhi perilaku kita terhadap orang tersebut. Nah, perilaku kita kemudian memengaruhi kepercayaan orang yang kita beri harapan. Rasa percaya diri yang ada juga menyebabkan perubahan kinerja seseorang ketika melakukan sesuatu. Kinerja yang terlihat menegaskan kepada kita harapan yang kita miliki terhadap orang tersebut.
Terkadang hal-hal kecil yang kita lakukan atau katakanlah yang dapat membuat perbedaan bagi kita, memengaruhi persepsi orang lain tentang kemampuan kita. Pygmalion Effect mengingatkan kita untuk lebih berhati-hati dalam membentuk ekspektasi terhadap orang lain. Meskipun pengaruhnya kecil, ekspektasi positif dapat menginspirasi orang lain tentang kemampuannya dalam banyak situasi. Keterbatasan orang lain juga bisa dipahami jika kita mencoba mengubah persepsi kita tentang keterbatasan itu. Jika kita ingin orang-orang di sekitar kita sukses, kita bisa mulai lebih sering mencoba menciptakan ekspektasi positif.
Redaktur: Muhammad Keyvin Syah
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.